Keadilan Akses Layanan Kesehatan bagi Suku Anak Dalam 

Seluruh warga negara Indonesia berhak atas akses kesehatan

Jakarta, IDN Times -  Suku Anak Dalam (SAD) kelompok Temenggung Ngelembo yang bermukim di wilayah Sungai Terap, Desa Jelutih, Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari, Jambi, mendapat bantuan dari Kementerian Sosial berupa community center. Tempat itu akan digunakan untuk pendampingan dan pelayanan sosial dasar berkelanjutan.

Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief mengatakan saat ini ada 101 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di SAD Sungai Terap, di mana 382 orang diantaranya sudah terekam KTP. 

“Di Batanghari kami (keseluruhan) ada 3.700 SAD yang terdata. Baru 749 KK yang sudah berhasil mengikuti perekaman KK dan E-KTP,” kata dia, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga: Mensos Risma Resmikan Community Center buat Suku Anak Dalam di Jambi

1. SAD kerap berpindah-pindah

Keadilan Akses Layanan Kesehatan bagi Suku Anak Dalam Suasana tempat tinggal orang rimba Sungai Terap, Batanghari, Jambi, Rabu (16/3/2022) (IDN Times/Lia Hutasoit)

SAD di Sungai Terap masih hidup di dalam sudung-sudung atau pondok terpal. Mereka berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya, tidur tanpa sekat dan penghangat, tanpa bantal dan tak mengenal apa itu kasur.

Wilayah tersebut bahkan jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Butuh waktu sekitar 7-8 jam untuk bisa menemui mereka dari pusat kota Jambi. Perjalanan menuju ke tempat tersebut juga tak mudah. Gumpalan tanah serta genangan air di tiap persimpangan jalan menjadi jalan terjal yang menyambut di perjalanan.

2. Akses layanan kesehatan untuk suku anak dalam

Keadilan Akses Layanan Kesehatan bagi Suku Anak Dalam Suasana tenaga kesehatan di wilayah SAD Sungai Terap, Batanghari, Jambi, Rabu (16/3/2022) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Konsep shelter yang diharapkan SAD adalah yang terintegrasi dengan kegiatan layanan sosial baik kesehatan, pendidikan, ekonomi dan peningkatan kapasitas serta lainnya.

Satu hal yang dihadirkan adalah sarana kesehatan. Puskesmas Durian Luncuk, Batanghari, diamanatkan pemerintah kabupaten dan Kementerian Sosial untuk memberi layanan kesehatan bagi SAD Sungai Terap.

Ketua Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Ester Berlitawati menegaskan bahwa kesehatan adalah hak bagi semua warga negara Indonesia tanpa terkecuali.

"Program yang kita jalankan di sini sama dengan masyarakat umum biasa yang di luar sana tidak ada bedanya. Bedanya hanya di cara penyampaian, kita menyampaikan dengan bahasa mereka," katanya saat ditemui di Desa berumkimnya SAD Sungai Terap.

Baca Juga: Risma Perjuangkan Hak-Hak Suku Anak Dalam: Supaya Tidak Tertinggal

3. Penyakit kulit dan diare kerap jadi langganan orang rimba

Keadilan Akses Layanan Kesehatan bagi Suku Anak Dalam Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Jambi untuk meresmikan community center bagi warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Batanghari atau Suku Anak Dalam Sungai Terap, Rabu (16/3/2022). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Ester mengapresiasi upaya Menteri Sosial Tri Rismaharini yang juga menghadirkan MCK dan air bersih bagi suku anak dalam. Apalagi, orang rimba kerap akrab dengan penyakit pencernaan dan kulit lantaran kesulitan terhadap akses air bersih.

Disisi lain, membantu SAD untuk beradaptasi dengan berbagai hal baru juga menjadi tantangan bagi petugas kesehatan.

“Itu yang paling utama, program kita juga promkes, promosi kesehatan, ada penyuluhannya, sarana air bersih, ibu hamilnya, kesehatan anaknya,” ujar Ester.

3. Anggap SAD seperti keluarga sendiri

Keadilan Akses Layanan Kesehatan bagi Suku Anak Dalam Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Jambi untuk meresmikan community center bagi warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Batanghari atau suku anak dalam sungai Terap, Rabu (16/3/2022).

Ester mengungkapkan saat ini ada sekitar 10 orang yang diterjunkan untuk memberikan layanan kesehatan kepada SAD di Sungai Terap. Mereka akan datang tiap dua minggu sekali dan diharapkan bisa semakin sering datang karena memang jarak dan akses jalan yang jadi tantangan.

Diakuinya, pendekatan yang baik menjadi kunci dalam melayani masyarakat SAD. 

"Mereka akan menganggap orang luar sebagai keluarga, jika kita menganggap mereka serupa. Nantinya, mereka akan mulai dan terbuka," tuturnya.

Baca Juga: Terima Banyak Aduan, Mensos Risma Tegaskan BPNT Boleh Bentuk Uang 

5. Orang rimba mulai berinisiatif pergi ke fasilitas kesehatan

Keadilan Akses Layanan Kesehatan bagi Suku Anak Dalam Suasana perjalanan menuju wilayah SAD Sungai Terap, Batanghari, Jambi, Rabu (16/3/2022) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Seiring berjalannya waktu, kesadaran suku anak dalam akan pentingnya akses kesehatan terus tumbuh. Mereka bahkan kerap menyambangi fasilitas kesehatan yang ada di wilayah sekitar saat para pelayan kesehatan sedang kesulitan menyambangi wilayah mereka. 

Melihat perkembangan tersebut, Ester menilai bahwa pendampingan, komunikasi, koordinasi serta kolaborasi menjadi kunci penting dalam memberi keadilan bagi suku anak dalam.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya