Kemarau Panjang, Debit Air Bendungan Lintong di NTT Menyusut

200 bendungan lainnya juga menyusut

Jakarta, IDN Times - Kemarau panjang melanda wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satu efek dari kemarau berkepanjangan adalah menyusutnya debit air Bendungan Lintong yang berada di Desa Oelnasi, Kupang Tengah, Kuang, NTT.  Bendungan Lintong dikabarkan menyusut hingga 5,9 juta meter kubik

1. Daya tampung asli Bendungan Lintong 19 juta meter kubik

Kemarau Panjang, Debit Air Bendungan Lintong di NTT Menyusutpixabay.com/mylene2401

Daya tampung Bendungan Lintong sebenarnya adalah 19 juta meter kubik, di mana hal tersebut disampaikan oleh Kasatket Operasi Pemeliharaan Bendungan Tilong, Balai Sungai Nusa Tenggara II, Bernadeta Tea.

"Tetapi terus mengalami penyusutan air sehingga terdata sampai saat ini sudah mencapai 5,9 juta meter kubik, " ujar Bernadeta seperti yang dikutip melalui Antara.

Baca Juga: Dianggap Tak Waras, Justru Mbah Sadiman Jadi Pahlawan Kemarau Wonogiri

2. Pantau penyusutan air

Kemarau Panjang, Debit Air Bendungan Lintong di NTT Menyusutgeorgeherald.com

Balai Sungai Nusa Tenggara II akan menutup saluran air jika air sudah menyusut hingga batas terendah 3,5 juta meter kubik. Pihak Balai Sungai Nusa Tenggara II akan terus memantau penurunan debit air.

Saat ini merupakan puncak dari musim kemarau sehingga kemungkinan air bendungan akan terus menyusut.

3. 200 embung lainnya juga menyusut

Kemarau Panjang, Debit Air Bendungan Lintong di NTT MenyusutIDN Times/Margith Juita Damanik

Total ada sekitar 1.140 embung atau cekungan penampung (Bendungan) di NTT, di mana ada 200 di antaranya juga mengalami penyusutan debit air. Efeknya adalah kurangnya pasokan air bersih bagi tanaman dan hewan, akhirnya banyak ditemui tanaman yang kering dan mati.

4. Embung juga sudah mulai rusak

Kemarau Panjang, Debit Air Bendungan Lintong di NTT MenyusutIDN Times/Dhana Kencana

Kekeringan sejumlah embung di NTT juga dikarenakan adanya kerusakan dan peralihan fungsi menjadi penggembalaan ternak.

"Embung-embung sudah dibangun sejak tahun 1990-an dan sudah rusak. Sekarang sudah dijadikan area penggembalaan ternak," ujar Bernadeta.

Baca Juga: Musim Kemarau, DPPKP Bantul Waspadai Ikan Budidaya yang Rentan Sakit

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya