KemenPPPA Prihatin Banyak Anak dengan HIV-AIDS di RI Dikucilkan

Tak boleh kita kucilkan

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga menyampaikan bahwa anak-anak dengan penderita HIV/AIDS tidak harus dijauhi.

Dia mengaku prihatin mendengar banyak anak dengan HIV/AIDS atau anak dari orangtua dengan HIV/AIDS mendapat stigma bahkan kekerasan dari lingkungan sekitar. Sebab, setiap anak, tanpa terkecuali, harus terlindungi, termasuk anak dari dan dengan HIV/AIDS.

“Bagaimanapun juga anak-anak dengan HIV AIDS ataupun anak-anak yang orangtuanya terpapar HIV/AIDS itu tak boleh kita kucilkan. Mereka adalah saudara kita yang harus kita lindungi dan dampingi. Hak-hak mereka juga harus tetap terpenuhi,” ujar Bintang usai Kampanye Stop Kekerasan dan Stigma untuk Anak Dari Dan Penderita HIV/AIDS, di Jawa Barat, dilansir Senin (10/10/2022).

1. Ada 1.912 ODHIV merupakan usia anak

KemenPPPA Prihatin Banyak Anak dengan HIV-AIDS di RI DikucilkanInfografis kasus HIV/AIDS di Indonesia (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan Laporan Perkembangan HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, tercatat bahwa sepanjang Tahun 2021 ditemukan 36.092 ODHIV, dan 5.3 persen atau sekitar 1.912 di antaranya merupakan usia anak --1,3 persen pada anak usia ≤ 4 tahun, 0,7 persen pada anak usia 5 – 14 tahun dan 3.3 persen ditemukan pada usia 15 – 19 tahun.

Bintang mengatakan, pencegahan terutama dari sisi orangtua dan teman sebaya harus dilakukan guna mengurangi angka HIV/AIDS dan memutus stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

2. Edukasi pada anak sejak dini sangat penting

KemenPPPA Prihatin Banyak Anak dengan HIV-AIDS di RI DikucilkanIlustrasi Hari AIDS Dunia (IDN Times/Mardya Shakti)

Fungsi dan peran Forum Anak yang ada di berbagai daerah khususnya sebagai pelopor dan pelapor diharapkan dapat meningkatkan empati dan kepekaan sesama anak dan menghapus stigma yang ada.

“Bagi anak-anak yang tergabung dalam Forum Anak, Bunda sangat harapkan kalian sebagai pelopor dan pelapor menjadi support sistem yang positif untuk teman-teman kalian khususnya untuk mencegah stigma negatif bagi ODHA. Tidak boleh meninggalkan teman-teman kalian. Sedangkan bagi ayah bunda para orangtua, pencegahan itu menjadi penting untuk menyelesaikan masalah HIV/AIDS di hulunya. Maka edukasi itu kepada anak sejak dini itu sangat penting serta menjadi role model yang baik untuk anak-anaknya,” ujar Bintang.

Baca Juga: 5 Mitos tentang HIV/AIDS yang Perlu Diketahui

3. Kolaborasi melindungi anak sebagai penerus bangsa

KemenPPPA Prihatin Banyak Anak dengan HIV-AIDS di RI DikucilkanIlustrasi Dukungan pada Penderita AIDS (IDN Times/Mardya Shakti)

Bintang juga mendorong agar seluruh pihak dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan anak, karena anak adalah generasi penerus.

“Dengan gerakan kita bersama kita bisa mencegah terjadinya HIV AIDS dan tidak memberikan stigma kepada ODHA apalagi anak-anak ODHA. Apa pun kondisi mereka, anak-anak kita tidak boleh dikucilkan, mereka berhak meraih mimpi-mimpinya demi masa depan yang gemilang," katanya.

Baca Juga: Sariawan Gejala Umum HIV/AIDS, Dokter Gigi Jadi Pendeteksi Awal HIV 

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya