Kiat Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Tubuh ibu menyusui akan tetap memproduksi ASI

Jakarta, IDN Times - Saat Ramadan tiba, ada rasa kekhawatiran ibu hamil dan menyusui untuk menjalankan ibadah puasa. Sebab, puasa dikhawatirkan berpengaruh pada pemenuhan gizi bagi bayi dalam kandungan dan produksi ASI.

Namun rupanya, ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh para ibu hamil dan menyusui sebelum mulai berpuasa.

Dalam acara Mediatalk bertajuk 'Panduan Puasa Bagi Ibu Hamil, Menyusui, dan Anak-Anak' oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), dijelaskan bahwa ibu hamil dan menyusui membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.

“Balita yang tidak diberikan ASI ekslusif sejak lahir memiliki risiko stunting sebesar 4,8 kali dibandingkan balita yang diberikan ASI ekslusif sejak lahir. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya mempersiapkan seribu hari pertama kehidupan anak dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, dalam kondisi berpuasa ini, ibu hamil dan ibu menyusui harus memperhatikan hal-hal terkait kesehatan dan pemenuhan nutrisi terbaik bagi ibu dan bayi,” ujar Plt Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kemen PPPA, Anggin Nuzula, Jumat (24/3/2023).

Baca Juga: Kemen PPPA: 2023 Baru 2 Bulan, 14 Anak Sudah Jadi Korban Penculikan

1. Kunci sukses pemenuhan gizi ada pada seribu hari pertama

Kiat Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan MenyusuiIlustrasi bayi. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Anggin mengungkapkan, data bahwa persentase anak umur 0-23 bulan yang pernah dan masih diberikan ASI pada periode 2020-2022 menunjukkan tren yang meningkat, yaitu sebesar 77,41 persen pada 2022 . Sebelumnya, tren ini ada pada angka 77,01 persen pada 2021 dan 75,68 persen pada 2020. Ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).

Anggin mengatakan, kunci sukses dalam pemenuhan gizi pada seribu hari pertama kelahiran, yakni dengan melaksanakan kegiatan selama fase kehamilan, mulai dari pemeriksaan rutin kehamilan, pemberian tablet penambah darah, hingga pemenuhan gizi seimbang selama masa kehamilan.

Sementara untuk fase pasca melahirkan, ibu menyusui dapat melakukan inisiasi menyusui dini, pemberian ASI ekslusif, memberikan makanan pendamping ASI yang ideal, melakukan imunisasi lengkap, dan menjaga sanitasi lingkungan.

Baca Juga: Kemen PPPA Resmikan Rumah Aman Korban Kekerasan, Lokasinya Rahasia

2. Tubuh ibu menyusui akan tetap memproduksi ASI

Kiat Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan MenyusuiIlustrasi vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah)

Dokter Konselor Laktasi dan Tumbuh Kembang Bayi, dr. Ameetha Drupadi, CIMI, mengungkapkan, saat berpuasa, tubuh ibu menyusui akan tetap memproduksi ASI sama seperti saat sedang tidak puasa.

Sedangkan bagi ibu hamil, berkurangnya jumlah asupan kalori yang dikonsumsi selama berpuasa tak akan berbeda secara signifikan pada perkembangan bayi di kandungan.

Ameetha mengatakan, dalam hukum Islam terdapat keringanan berpuasa atau rukhsoh bagi ibu hamil dan menyusui. Keduanya diperbolehkan tidak berpuasa dengan alasan kesehatan baik bagi sang ibu maupun bayi.

“Jadi, ibu hamil dan ibu menyusui tetap bisa mengikuti puasa Ramadan selama mereka mampu dan tidak ada ancaman kesehatan bagi dirinya dan bayi yang ada dalam kandungan. Keringanan ini diutamakan untuk ibu menyusui yang usia bayinya di bawah enam bulan karena bayi masih dalam masa ASI eksklusif. Namun, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh mereka selama menjalankan ibadah puasa baik saat sahur dan berbuka agar tetap sehat terutama pemenuhan gizi seimbang,” katanya.

Baca Juga: Cara Membayar Fidyah bagi Ibu Hamil dan Menyusui

3. Periksa diri ke dokter kandungan lebih dulu

Kiat Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusuiilustrasi ibu hamil (IDN Times/Arief Rahmat)

Ameetha menuturkan, sebaiknya baik ibu hamil maupun ibu menyusui berkonsultasi sekaligus memeriksakan diri ke dokter kandungan lebih dulu untuk memastikan kondisi yang aman untuk berpuasa.

Jika diperbolehkan berpuasa, maka ada syarat yang harus dijalani, yaitu tetap mampu memenuhi kebutuhan nutrisi, baik bagi diri sendiri maupun janin yang dikandung dan bayi yang masih dalam masa ASI.

“Beberapa tips untuk tetap lancar menyusui dengan memaksimalkan pumping dan menyusui pada malam hari, menjaga asupan nutrisi dan makanan saat sahur dan berbuka puasa, mencukupi kebutuhan air dengan minum air putih 1,5-2 liter per hari, istirahat yang cukup, dan segera berhenti berpuasa jika dirasa sudah tidak memungkinkan,” ucap Ameetha.

Baca Juga: Hukum Potong Rambut saat Puasa, Batalkan Puasa atau Tidak?

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya