Kisah Adik Kakak OTG Isolasi Mandiri di Rumah, Terpisah dari Orang Tua

Sekeluarga positif COVID-19 tertular dari ibunya yang nakes

Jakarta, IDN Times – Tak pernah terbayang dalam benak AR (23) menjadi salah satu orang yang terinfeksi COVID-19. Perempuan asal Kudus ini dinyatakan positif COVID-19 tanpa gejala.

Yang menyedihkan, keluarga AR juga turut terinfeksi virus yang menjadi pandemik dunia ini. Kini AR harus menjalani isolasi mandiri bersama adiknya, R yang masih berusia 7 tahun.

Status OTG atau orang tanpa gejala diberikan pada orang yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi COVID-19 namun tidak memiliki gejala penularan virus corona tipe baru ini, seperti demam, batuk, maupun sesak napas. Sehingga kebanyakan kasus OTG ditemukan dalam lingkungan keluarga atau lingkungan kerja pasien terkonfirmasi positif COVID-19.

Kepada IDN Times, AR menceritakan pengalamannya menjadi pasien COVID-19 tanpa gejala dan harus berjuang melawan virus corona bersama adik kecilnya.

1. Ibunda AR adalah petugas kesehatan dan sempat masuk ke ruang pasien COVID-19

Kisah Adik Kakak OTG Isolasi Mandiri di Rumah, Terpisah dari Orang TuaSuasana di dalam Rumah Sakit Darurat COVID 19, Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat (Dok. IDN Times/Istimewa)

AR dan adik perempuannya kini menjalani isolasi mandiri di rumah, sedangkan ibu dan ayahnya menjalani isolasi di rumah sakit.

Hadirnya virus ini di tengah keluarga mereka berawal saat ibunda AR positif. Sang ibu adalah petugas kesehatan dan sempat masuk ke ruang pasien COVID-19, lengkap dengan alat perlindungan diri (APD).

“Sekitar dua harian setelah itu mama aku batuk-batuk, tapi sampai sesak napas dan gak bisa tidur, sampai dapat Surat Keterangan Dokter (SKD) empat hari dan belum ada kebaikan, nah akhirnya swab test tanggal 17 September, terus langsung isolasi di rumah sakit, dan nunggu hasil sekitar empat hari dan hasilnya positif,” ujar dia kepada IDN Times, Minggu (4/10/2020).

Baca Juga: Begini Prosedur Isolasi Mandiri untuk OTG COVID-19 di Wisma Atlet

2. AR sempat merasa indra penciuman dan perasanya hilang

Kisah Adik Kakak OTG Isolasi Mandiri di Rumah, Terpisah dari Orang TuaIlustrasi pasien COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui

Kemudian AR mulai merasa sakit di tenggorokan satu hari setelah sang ibu batuk. Sedangkan sang ayah, menurut AR tertular karena sistem imunnya rendah. ”Karena habis operasi tumor, akhirnya batuk-batuk juga dan keluar dahaknya banyak banget,” ujarnya.

“Kalau aku sempat yang beberapa hari indra penciuman sama perasa hilang,” lanjut dia.

AR dan keluarga awalnya menganggap batuk yang mereka alami adalah hal biasa, apalagi rumahnya dalam proses perbaikan. Pada 21 dan 22 September, ayah dan adik AR melaksanakan tes usap dan karena saturasi sang ayah sangat rendah, ayah AR dilarikan ke RS untuk menjalani isolasi.

3. Adik kecil AR sama sekali tak memiliki gejala dan keluhan selama dinyatakan positif COVID-19

Kisah Adik Kakak OTG Isolasi Mandiri di Rumah, Terpisah dari Orang TuaIlustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19 di Gresik, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

AR mengatakan adik kecilnya benar-benar tidak menunjukkan gejala COVID-19 sama sekali. Bahkan sang adik terbilang memiliki nafsu makan yang tinggi. “The real OTG-lah untungnya ketahuan kalau COVID, kalau gak, duh kasihan orang-orang lain,” ujarnya.

AR menjelaskan bahwa adiknya tidak rewel sama sekali karena sakit, namun R kerap bosan karena berada di rumah saja. Maka dari itu AR mencari kegiatan agar adiknya tidak bosan.

4. AR dan adiknya selalu diberi makanan oleh tetangga dan tak boleh masak sendiri

Kisah Adik Kakak OTG Isolasi Mandiri di Rumah, Terpisah dari Orang TuaIlustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19 di Gresik, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Hingga saat ini, kondisi AR dan adiknya R mulai membaik, vitamin dan obat yang dikonsumsi juga cocok untuk adik kecilnya. AR sangat bersyukur karena lingkungannya sangat suportif, salah satunya adalah dengan mengirim makanan untuk mereka berdua.

“Bahkan aku pun sama tetangga-tetangga gak boleh masak supaya cepat sembuh dan gak kecapekan gitu,” ujar dia.

Namun, di dalam lubuk hati yang paling dalam AR merasa kaget menjalani isolasi mandiri bersama adik kecilnya dan terpisah dari ibu dan ayahnya. ”Baru kali ini merasakan jadi kakak tapi rasa orang tua mungkin ya,” ujarnya.

Karena walau menjalani isolasi mandiri, AR harus tetap membersihkan rumah dan memenuhi kebutuhan adiknya.

5. Kenapa seseorang bisa menjadi OTG

Kisah Adik Kakak OTG Isolasi Mandiri di Rumah, Terpisah dari Orang TuaIlustrasi. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Untuk diketahui, Dokter Spesialis Mikrobiologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan, dr I Wayan Duta Krisna SpMK, yang juga sebagai Penanggung Jawab Lab PCR dan Mikrobiologi RSUD Tabanan menjelaskan alasan OTG tidak menunjukkan gejala COVID-19.

Setiap organisme asing seperti virus, bakteri atau jamur yang masuk ke dalam tubuh akan dilawan oleh sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh ada yang bersifat alami (Inate) dan dapatan (Adaptif). Jika kedua sistem kekebalan itu kalah, maka saat itulah organisme tersebut menyerang dan menimbulkan penyakit pada tubuh. Sementara pasien OTG memiliki sistem kekebalan tubuh yang bisa melawan SARS-CoV penyebab COVID-19.

"Virus SARS-CoV dapat bertahan hidup dalam kondisi aktif, tergantung daya tahan tubuh tiap individu. Rata-rata masa inkubasi virus ini sekitar 7-14 hari. Sehingga dalam protokol kesehatan ada istilah isolasi mandiri selama 7-14 hari bagi pasien dengan gejala ringan maupun OTG," jelasnya.

Lalu bagaimana pasien OTG dapat dinyatakan sembuh atau terbebas dari virus SARS-CoV? Menurut Krisna, setelah sistem imun individu tersebut terbentuk dan tidak ada gejala infeksi COVID-19 selama masa inkubasi virus (7-14 hari), maka pasien OTG dapat dikatakan sembuh.

"Indikator yang dipakai patokan kesembuhan adalah bila setelah lewat masa inkubasi tidak didapatkan lagi gejala infeksi COVID-19 atau dari hasil swab konfirmasinya negatif," kata Krisna.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Baca Juga: Sempat Dilarang, Anies Kembali Izinkan OTG COVID-19 Isolasi di Rumah 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya