Kisah Perjuangan Tenaga Medis, Pulang ke Rumah dalam Kondisi Stres
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Mohammad Adib Khumaidi menceritakan kekhawatiran para tenaga medis yang berada di garda terdepan menangani pasien virus corona atau COVID-19. Tak sedikit dari mereka yang pulang dalam keadaan stres karena khawatir mereka membawa virus bagi keluarga.
Hal ini terjadi hampir pada semua tenaga medis di seluruh daerah, baik dokter maupun perawat.
“Jujur, kita harus sampaikan stresnya, tiap pulang kita stres, jangan sampai anak kita ada apa-apa, atau keluarga kita,” kata Adib kepada IDN Times melalui siaran langsung di akun Instagram IDN Times, Rabu (1/4).
1. Pulang dengan keadaan khawatir, sampai tidak berani mencium anak sendiri
Tenaga medis pulang ke rumah dengan keadaan cemas, karena mereka harus benar-benar menjaga jarak dengan anggota keluarga lainnnya. Hal itu diakibatkan karena mereka sudah tahu persis bagaimana virus ini bekerja.
Adib menceritakan bahwa ada rekan tenaga medis yang tidak berani untuk mencium anak mereka dan benar-benar menjaga jarak ketika tiba di rumah.
“Benar-benar akhirnya jaga jarak sampai di rumah, itu dilakukan karena saking khawatirnya,” ujar dia.
Baca Juga: Dokter Meninggal Kelelahan, IDI: Tenaga Medis Kerja Melebihi Beban
2. Ada tenaga medis yang harus isolasi diri terpisah dari anak dan istri
Adib menceritakan, salah satu rekan dokter yang bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD) bahkan harus mengisolasi diri dari keluarga dengan memulangkan istri dan anak ke rumah mertua dan dokter itu harus tinggal sendiri di apartemen karena sudah berstatus orang dalam pemantauan (ODP).
Editor’s picks
“Karena dia sudah ODP dia kontak dengan pasien dan mulai ada keluhan, jadi dia harus isolasi mandiri kemudian dia harus cari makan sendiri,” ujarnya.
3. Sebelum dan sesudah pulang harus mandi dan pisahkan baju dengan anggota keluarga lainnya
Walaupun ada tenaga medis yang harus mengisolasi diri dan jaga jarak dengan keluarga, tidak sedikit dari mereka yang masih bisa pulang ke rumah namun harus mengikuti protokol dari rumah sakit supaya aman.
Adib menjelaskan ada kebijakan internal yang menuntut mereka untuk membersihkan diri sebelum pulang seperti mandi dan mengganti baju mereka di rumah sakit.
“Ke rumah pun akhirnya ada aturan lagi, sampai rumah gak boleh pegang anak, harus mandi dulu, cuci bersih, bajunya dipisahkan sendiri, itu kondisi-kondisi yang saat ini dilakukan oleh teman-teman medis, baik dokter maupun perawat,” kata dia.
4. Rapid test bagi tenaga medis masih terbatas
Adib menjelaskan bahwa sebenarnya para tenaga medis sudah mendapat fasilitas untuk tes virus corona, namun tidak semuanya mendapatkan kesempatan ini karena mereka harus diseleksi dan terbatas pada wilayah tertentu.
“Rapid test ini hanya screening awal, karena hanya dari darah, harusnya pakai test swab, tenggorok yang pakai PCR, akhirnya kemarin sebagian teman-teman yang pernah riwayat kontak dapat prioritas untuk rapid test,” katanya.
Maka dari itu, dia meminta agar bantuan rapid test dapat diberikan bagi mereka yang benar-benar membutuhkan dan masuk dalam zona prioritas.
Baca Juga: Dua Dokter Meninggal Dunia, IDI Telusuri Pola Baru Penyebaran COVID-19