Menegangkan! Detik-detik Menara Media di Gaza Sebelum Dibom Israel

Penghuni menara diberikan waktu satu jam

Jakarta, IDN Times - Kurang dari satu jam, tentara Israel--yang telah membombardir Gaza selama enam hari tanpa henti, memberikan peringatan lewat telepon pada warga di sebuah gedung enam lantai di Kota Gaza.

Gedung tersebut menampung 60 unit apartemen hunian dan sejumlah kantor, di antaranya adalah kantor berita Al Jazeera Media Network dan The Assosicate Press (AP). Waktu tersebut diberikan sebelum mereka menyerang dengan jet tempurnya.

Seorang perempuan yang bekerja sebagai jurnalis lepas Palestina, Youmna al-Sayed punya waktu 60 menit untuk bisa keluar dari tempat itu dan menyelamatkan nyawanya. Namun, hanya ada satu lift yang berfungsi di menara al-Jalaa. Akhirnya Youmna bergegas menggunakan tangga.

"Kami meninggalkan lift bagi orang tua dan anak-anak untuk dievakuasi," kata dia seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (16/5/2021).

"Dan kami semua berlari menuruni tangga dan siapa pun yang bisa membantu anak-anak menurunkan mereka," kata dia. “Saya sendiri membantu dua anak penghuni di sana dan saya membawa mereka ke bawah, semua orang berlari cepat,” sambungnya.

1. Minta waktu 15 menit untuk selamatkan barang-barang

Menegangkan! Detik-detik Menara Media di Gaza Sebelum Dibom IsraelGedung Al-Jalaa yang menampung kantor media Associated Press (AP) dan Al Jazeera ambruk akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Sabtu (15/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/rwa.)

Safwat al-Kahlout dari Al Jazeera juga bergerak bersamaan dengan waktu, dia bersama rekannya berusaha mengumpulkan alat-alat di kantor sebelum jet menghujani rudal di atas kepala mereka.

"Mulai mengumpulkan sebanyak yang mereka bisa, dari pribadi dan peralatan kantor -- terutama kamera," kata al-Kahlout.

Namun waktu satu jam tidaklah cukup. Seorang jurnalis AP akhirnya meminta waktu pada seorang perwira intelejen Israel lewat telepon.

“Beri saya waktu 15 menit,” kata dia.

“Kami punya banyak peralatan, termasuk kamera, dan lain-lain,” imbuhnya dari luar gedung. "Aku bisa mengeluarkan semuanya."

2. Pekerjaan dan hunian yang hancur

Menegangkan! Detik-detik Menara Media di Gaza Sebelum Dibom IsraelGedung al-Jalaa yang menampung kantor media Associated Press (AP) dan Al Jazeera dihujani serangan udara Israel di Kota Gaza, Sabtu (15/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Ashraf Abu Amrah/rwa.)

Sementara si pemilik gedung, Jawad Mahdi, juga melakukan hal yang sama, yakni mencoba mengulur waktu. Dia meminta agar sejumlah orang bisa keluar mengambil kamera mereka.

"Yang saya minta adalah membiarkan empat orang... masuk ke dalam dan mengambil kamera mereka," katanya kepada petugas itu. "Kami menghormati keinginan Anda, kami tidak akan melakukannya jika Anda tidak mengizinkannya, tetapi beri kami 10 menit."

Namun, keinginannya ditepis.

“Tidak akan ada 10 menit,” jawab petugas itu. "Tidak ada yang diizinkan memasuki gedung, kami sudah memberi Anda waktu satu jam untuk mengungsi."

Mendengar pemintaannya ditolak, Mahdi berkata bahwa mereka, tentara Israel telah menghancurkan pekerjaan, kenangan, hingga para penghuni.

“Kamu telah menghancurkan pekerjaan hidup kami, kenangan, hidup. Saya akan menutup telepon, melakukan apa yang Anda inginkan. Ada Tuhan," ujar Mahdi.

3. Tentara Israel klaim ada kegiatan Hamas di sana

Menegangkan! Detik-detik Menara Media di Gaza Sebelum Dibom IsraelGedung Al-Jalaa yang menampung kantor media Associated Press (AP) dan Al Jazeera hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Sabtu (15/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/rwa.)

Tentara Israel mengklaim ada kepentingan militer intelejen Hamas di gedung tersebut, yang menurut al-Kahlout, itu hal standar yang digunakan Israel usai membombadir gedung-gedung di Gaza dan menuduh kelompok tertentu menggunakan jurnalis sebagai tameng, meski tak ada bukti yang mendukung.

“Saya telah bekerja di kantor ini selama lebih dari 10 tahun dan saya tidak pernah melihat sesuatu yang (mencurigakan),” kata al-Kahlout.

Hal ini juga ditanyakan al-Kahlout pada rekannya dan tak ada yang melihat hal mencurigakan, baik aspek militer atau pejuang yang keluar masuk di gedung tersebut.

“Di gedung kami, kami memiliki banyak keluarga yang kami kenal selama lebih dari 10 tahun, kami bertemu satu sama lain setiap hari dalam perjalanan keluar-masuk kantor," kata dia.

Bahkan, Gary Pruitt, presiden dan CEO AP, juga memberi tahu Al Jazeera bahwa tak ada kegiatan Hamas di sana.

“Saya dapat memberi tahu Anda bahwa kami telah berada di gedung itu selama sekitar 15 tahun untuk biro kami. Kami jelas tidak merasa Hamas ada di sana," tegas dia.

4. Gedung media internasional dihantam tiga rudal

Menegangkan! Detik-detik Menara Media di Gaza Sebelum Dibom IsraelLokasi gempuran Artileri Israel di Gaza ketika perang besar antara Hamas dan Israel berlangsung, pada tahun 2014 silam. twitter.com/WomenForPal

Al-Sayed menyebutkan dia sudah meliput pemboman Israel untuk Al Jazeera dan bekerja untuk AP. Perempuan ini tak bisa memahami ancaman apa yang bisa ditimbulkan dari sebuah gedung yang berisikan keluarga, kantor pengacara, dokter dan pekerja media.

“Di mana alarm dari ini? Di mana Hamas atau anggota militer lainnya yang mungkin berada di gedung ini," kata warga Gaza.

Lima lantai pertama di gedung tersebut digunakan sebagai kantor, dan ditutup selama masa eskalasi ini. Para penghuni juga saling mengenal, dan pada dasarnya ada dua kantor media dan apartemen.

Sementara, serangan pertama datang pada pukul 03.12 waktu setempat dari Israel, dan lima menit kemudian menara al-Jalaa tempat Al-Sayed bekerja runtuh ke tanah dihantam tiga rudal yang menimbulkan awan debu gelap dan puing. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan adanya korban jiwa.

"Kenangan bertahun-tahun, bertahun-tahun bekerja di gedung ini, tiba-tiba semuanya menjadi puing-puing,” kenang al-Kahlout, pada menara yang atapnya sering ia gunakan untuk siaran. "Lenyap begitu saja."

5. Berlari dalam kegelapan karena lift tak menyala

Menegangkan! Detik-detik Menara Media di Gaza Sebelum Dibom IsraelAnak Palestina menarik gerobak yang ditumpangi saudaranya saat mengungsi dari konflik bersenjata Israel dan milisi Palestina di Jalur Gaza, Palestina, Jumat (14/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/foc.)

Seorang pengacara yang bekerja di gedung itu, Islam az-Zaeem sedang berada di rumah, sepupunya pemilik gedung Johara yang diratakan pada 13 Mei mengetuk pintu dan memberi info bahwa gedung al-Jalaa akan dihancurkan.

"Saya berlari ke gedung dan melihat penghuni dan karyawan lainnya berkumpul di luar," kata az-Zaeem.

Dia masuk dan naik tangga karena listrik padam dan lift tak berfungsi. Histeris dan jatuh beberapa kali dalam kegelapan, berteriak, dan menangis.

Sembilan rekannya dan empat anak magang yang bekerja bersamanya sudah berlari meninggalkan gedung lima menit sebelum diratakan dengan tanah.

“Bahkan, setelah gedung itu runtuh, saya terus berteriak bahwa saya lupa mengunci pintu kantor saya,” katanya. "Bayangkan itu."

6. Gambarkan pengeboman bagai mangkuk keripik kentang yang dihantam

Menegangkan! Detik-detik Menara Media di Gaza Sebelum Dibom IsraelWarga menggunakan gerobak keledai untuk mengungsi dari konflik bersenjata Israel dan milisi Palestina di kawasan utara Jalur Gaza, Palestina, Jumat (14/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/foc.)

Selain itu, wartawan AP Fares Akram mengaku dia sedang tidur di kantor setelah malam yang panjang melaporkan berita, hingga rekan-rekannya berteriak, “Evakuasi! Evakuasi!"

Akram mengambil apa yang dia bisa raih, sepert laptop, beberapa barang elektronik, dan beberapa barang dari mejanya, hingga berlari menuruni tangga dan melompat ke mobilnya. Pengalaman ini disampaikan Akram melalui tulisannya di AP.

Setelah jauh, Akram berhenti dan keluar dari mobil. Matanya melihat gedung 11 lantai itu dihantam pesawat tanpa awak dan diikuti tiga serangan kuat dari pesawat F-16.

Dia mengambarkannya seperti lapisan yang runtuh, atau seperti semangkuk keripik kentang yang ditinju, asap, debu menyelimuti gedung itu, langit juga bergemuh. Gedung yang jadi tempat tinggal dan kantor hilang dalam selubung debu.

7. Mengalami kejadian yang sama dua kali

Menegangkan! Detik-detik Menara Media di Gaza Sebelum Dibom IsraelWarga menggunakan gerobak keledai untuk mengungsi dari konflik bersenjata Israel dan milisi Palestina di kawasan utara Jalur Gaza, Palestina, Jumat (14/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/foc.)

Bangunan al-Jalaa dibangun pada 1990-an dan jadi salah satu gedung tinggi tertua di Kota Gaza. Direktur Eksekutif Mayadeen Media Group Fares al-Ghoul menyebutkan, perusahaannya yang ada di gedung Shorouq hancur oleh rudal Israel pada 13 Mei lalu.

"Lantai atas Shorouq menjadi sasaran perang 2014," katanya.

Namun, hal itu terjadi lagi, usai dipindahkan pada 2019, gedung al-Jalaa yang jadi naungan Mayadeen Media Group kembali diratakan dengan tanah.

“Pada 2019, kami memindahkan perusahaan ke gedung al-Jalaa, karena menurut kami akan lebih aman, karena menampung kantor-kantor agensi media internasional,” ujarnya.

“Sekarang keduanya telah dihancurkan,” kata Fares.

Baca Juga: 7 Potret Memilukan Kondisi di Gaza akibat Konflik Palestina-Israel

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya