Menteri PPPA Minta Kasus Kematian Pelajar SMP di Jaktim Jadi Alarm
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengucapkan belasungkawa atas kematian pelajar sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta Timur.
Kasus kematian siswi berinisial SN ini menjadi perhatian khusus Menteri PPPA Bintang Puspayoga, karena ada indikasi siswi tersebut lompat dari gedung sekolahnya hingga menyebabkan nyawanya hilang, diduga dilatarbelakangi aksi perundungan. Kejadian ini harus jadi alarm bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan anak.
Baca Juga: Saat Keluargamu Jadi Alasan Ingin Bunuh Diri, Bagaimana Solusinya?
1. Kasus ini jadi pengingat agar anak jadi perhatian bersama
Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengatakan, kasus meninggalnya SN adalah alarm bagi orang tua, guru, serta lingkungan sebaya anak untuk dapat memperhatikan mereka.
“SN adalah satu dari 80 juta lebih generasi bangsa ini dan saat ini kita berduka dengan kepergiannya yang ironisnya terjadi di dalam sekolah,” kata Bintang melalui keterangan tertulis, Senin (20/1).
Kasus meninggalnya SN menjadi perhatian masyarakat dan bahkan menjadi trending di media sosial Twitter. Beredar isu bahwa SN adalah korban perundungan di sekolahnya.
2. Masyarakat diminta tidak memberikan opini tunggal soal kasus SN
Terkait kasus ini, Bintang meminta masyarakat memberi waktu kepada aparat kepolisian untuk melakukan proses penyelidikan.
"Masyarakat juga kami minta tidak terburu-buru memberikan opini tunggal penyebab meninggalnya karena perundungan, setelah beredar ungkapan keluarga korban di grup Whatsapp dan media sosial. Berikan kesempatan aparat kepolisian mengumpulkan keterangan dari para saksi,” kata dia.
Bintang berjanji akan terus mengikuti kasus ini dan menindaklanjuti dengan kebijakan perlindungan anak, setelah ada pernyataan resmi dari polres setempat soal kematian SN.
3. Kasus bunuh diri di Indonesia menurut statistik
International for Health Metrics and Evaluation menunjukkan data bahwa dalam rentang waktu 2015-2017 ada sekitar 8,09 orang per 100.000 penduduk Indonesia yang bunuh diri.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2015 mencatat ada sekitar 812 kasus bunuh diri di seluruh Indonesia. Peringkat pertama kasus bunuh diri tertinggi ditempati oleh Provinsi Jawa Tengah dengan 331 kasus, lalu Jawa Timur 119 kasus.
4. Bantuan konseling kesehatan jiwa
Kejadian ini berkaitan erat dengan masalah kesehatan mental, jika kalian merasa memiliki masalah atau kerabat yang memiliki indikasi akan melakukan perbuatan bunuh diri, kalian dapat menghubungi hotline berikut ini untuk mendapatkan bantuan dan konseling.
1. KPAI
Jl. Teuku Umar No. 10 Gondangdia Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta, Indonesia
Telepon: (+62) 021-319 015 56
Fax: (+62) 021-390 0833
Editor’s picks
Email: info@kpai.go.id
humas@kpai.go.id
2. Komnas Perempuan
Jl. Latuharhari 4B. Jakarta. Indonesia. 10310
Telp: +62-21-3903963
Fax: +62-21-3903922
3. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA)
Jl. TB Simatupang No.33, Jakarta, Indonesia
Hotline Services: (62-21) 8779 1818
4. Yayasan Pulih
Jl. Teluk Peleng 63 A Komplek AL-Rawa Bambu
Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520
Telp : +62 21 788 42 580
Fax : +62 21 782 3021
5. YLBH Apik
Jl. Raya Tengah No. 31 RT 01 RW 09 Kp. Tengah Kramat Jati Jakarta Timur 13540
Telp. 021 – 87797289
Fax. 021 – 87793300
Kementerian Kesehatan RI juga sudah mempersiapkan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa yakni:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444
Baca Juga: Niat Bunuh Diri, Korban Minta Tolong Setelah Terjun ke Sungai Klawing