Menteri PPPA: Orang Tua Berperan Penting Agar Anak Aman di Medsos

Jangan bagikan informasi dan kenali modus kejahatannya

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengungkapkan, perempuan punya peran yang sangat penting dalam membangun ketahanan keluarga, termasuk memberikan keamanan pada anak dari ancaman kejahatan digital di media sosial.

Dia mengungkapkan, dunia digital punya karakteristik yang tanpa batas (borderless) dan saat ini telah memunculkan berbagai kejahatan yang harus diwaspadai, salah satunya Kekerasan  Berbasis Gender Online (KBGO) yang semakin meningkat di masa pandemi COVID-19. 

“Berdasarkan catatan tahunan Komnas Perempuan pada 2021, menunjukkan adanya kenaikan kasus KBGO sekitar empat kali lipat dari 2019 ke 2020,” ungkap Bintang di Webinar ‘Mengenal Kejahatan Media Sosial untuk Memperkuat Ketahanan Keluarga’ dalam Rangka Peringatan Hari Ibu ke-93 Tahun 2021 pada Minggu (4/12/2021).

Baca Juga: [WANSUS] KemenPPPA: Perempuan Rentan Berada di Pusaran Terorisme

1. Ada 651 laporan kasus terkait pornografi dan cyber crime anak

Menteri PPPA: Orang Tua Berperan Penting Agar Anak Aman di MedsosIlustrasi Media Sosial. (IDN Times/Aditya Pratama)

Bintang mengatakan, kekerasan berbasis online tidak hanya berisiko bagi perempuan, tapi juga bagi anak. Laporan Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukan, sepanjang 2020 telah diterima 651 laporan kasus terkait pornografi dan cyber crime yang melibatkan anak. 

Oleh karena itu, selain pentingnya membuka akses bagi perempuan terhadap teknologi informasi, penguatan literasi digital bagi perempuan juga sangat penting untuk melindungi dirinya sendiri, sekaligus dapat melindungi anak-anaknya. 

“Tentunya hal ini bukanlah kewajiban ibu semata, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan ayah,” kata dia.

2. Orang tua dan anak harus paham dengan berbagai risiko internet dan cara melindungi diri

Menteri PPPA: Orang Tua Berperan Penting Agar Anak Aman di MedsosMenteri PPPA Bintang Puspayoga (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Baik orang tua maupun anak, kata Bintang, harus punya pemahaman berbagai risiko internet, modus-modus kejahatan, alat perlindungan, dan cara melindungi diri di internet serta memahami pentingnya menjaga privasi di internet, karena apa yang sudah terunggah akan sangat sulit untuk dihapuskan dan sangat mudah untuk disalahgunakan orang-orang di berbagai belahan dunia.

“Jangan pernah bagikan data alamat, sekolah, dan data-data privat lainnya. Kita harus sangat berhati-hati saat membagikan foto di media sosial karena di zaman sekarang, kasus-kasus seperti penculikan dan pelecehan banyak bermula dari unggahan pribadi berisi gambar dan data anak yang diambil dari media sosial orang tuanya,” kata dia.

3. Kementerian PPPA sudah punya Contact Centre Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA)

Menteri PPPA: Orang Tua Berperan Penting Agar Anak Aman di MedsosIlustrasi memindahkan data dari handphone ke laptop (IDN Times/Umi Kalsum)

Dia meminta seluruh orang tua memastikan anak menggunakan internet sesuai regulasi yang ditentukan, misalnya mengikuti batasan usia minimal penggunaan media sosial. 

Hal tersebut sangat penting dilakukan, mengingat ada sekitar 87 persen anak-anak di Indonesia yang sudah dikenalkan media sosial sebelum menginjak usia 13 tahun, menurut hasil riset Neurosensum.

Saat ini, Kementerian PPPA sudah punya Contact Centre Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) yang dapat diakses masyarakat secara gratis untuk melaporkan tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk di ranah digital melalui telepon 129 dan WA 08111-129-129.

Baca Juga: KemenPPPA: Selama Pandemik Ada 3.087 Anak Jadi Korban Kekerasan

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya