Merdeka Belajar Dikti Fokus Pendanaan, Rektor UNS Dorong Akreditasi

Mendikbud Nadiem dorong peran pendidikan tinggi

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah meluncurkan program Merdeka Belajar Episode Keenam bertajuk Transformasi Dana Pemerintah Untuk Pendidikan Tinggi. 

Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Profesor Jamal Wiwoho mengatakan, keputusan ini adalah sesuatu yang baik. Menurut dia adanya tema Merdeka Belajar Edisi Enam ini dilatarbelakangi anggaran atau dana pendidikan, terutama perguruan tinggi yang rendah.

Menurut Jamal, jumlah dana pendidikan yang terbatas bisa disebabkan alokasi anggaran dari negara yang terbatas, dan banyaknya penduduk Indonesia.

"Tentu dengan keterbatasan yang ada dalam sumber pendanaan ini, maka berakibat pada apa yang dinamakan mutu pendidikan kita," kata dia dalam Bincang Sore yang diadakan Kemendikbud, Jumat (6/11/2020).

Baca Juga: Luncurkan Merdeka Belajar Edisi ke-6, Nadiem Dorong Peran Dikti

1. Mendorong akreditasi perguruan tinggi

Merdeka Belajar Dikti Fokus Pendanaan, Rektor UNS Dorong AkreditasiDok.IDN Times/Istimewa

Mutu pendidikan juga terlihat dari kondisi akreditasi suatu perguruan tinggi yang juga perlu diperhatikan. Jamal menyebutkan, dari sekitar 4.600 perguruan tinggi dan 27 ribu prodi, namun hanya ada 3 persen yang terakreditasi A, 29 persen terakreditasi B, dan 68 persen terakreditasi C.

"Sedangkan 2018 akreditasi A itu jadi 5 persen atau sekitar 76 PT (Perguruan Tinggi), B 38 persen atau sekitar 595, dan C 57 persen atau sekitar 884," kata dia.

Menurut Jamal jumlah perguruan tinggi yang banyak tidak dibarengi dengan akreditasi yang mumpuni. "Ini yang kita dorong terus menerus bahwa kualitas perguruan tinggi itu dari akreditasi," kata dia.

2. Merdeka Belajar kali ini diharapkan bisa tingkatkan kualitas perguruan tinggi

Merdeka Belajar Dikti Fokus Pendanaan, Rektor UNS Dorong AkreditasiIlustrasi Kuliah Online (IDN Times/Candra Irawan)

Jamal mengatakan dengan adanya matching fund dalam program Merdeka Belajar Episode Keenam, kualitas perguruan tinggi bisa semakin meningkat. Selain itu, kampus juga tidak hanya menjadi episentrum keilmuan saja, tetapi bisa betul-betul mewujudkan persiapan tenaga kerja yang terampil dan tanggap perubahan.

"Oleh karena itu, kami menyambut gembira tiga semester, satu semester di dalam kampus di luar prodi, satu semester di luar kampus di dalam prodi, dan satu semester lagi bisa di dunia kerja, magang dan wirausaha. Kegiatan itu diharapkan bisa menciptakan lulusan ini di right man in the right place," kata dia.

3. Tiga transformasi pendanaan perguruan tinggi dari Nadiem

Merdeka Belajar Dikti Fokus Pendanaan, Rektor UNS Dorong AkreditasiMendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam acara kerjasama Kemendikbud dengan Netflix (Dok.IDN Times/Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Dalam Merdeka Belajar Episode Keenam ini, Mendikbud Nadiem menyebutkan, ada tiga transformasi pendanaan untuk perguruan tinggi. Mulai dari, kinerja perguruan tinggi yang difokuskan menjadi delapan kinerja utama yang relevan, untuk melakukan perubahan sistem pendidikan tinggi. Tujuannya, untuk menyiapkan mahasiswa menjadi yang unggul dan riset dosen yang lebih relevan untuk pembangunan Indonesia.

"Ke depan pendanaan perguruan tinggi akan diberikan dalam bentuk biaya operasional dengan sistem insentif yang mendorong tercapainya indikator kerja utama tersebut, sesuai dengan sistem insentif sesuai capaian tersebut," kata Nadiem dalam sambutan yang disiarkan di saluran YouTube Kemendikbud, Selasa, 3 November 2020.

Kedua, untuk mengakselerasi kontribusi industri bagi pengembangan pendidikan dan penelitian dikembangkan program matching fund untuk mendampingi dan memadankan kontribusi industri terhadap perguruan tinggi.

"Kalau industri dan mitra berkontribusi (maka) Kemendikbud juga melakukan matching fund untuk membantu kontribusi tersebut," ujar Nadiem.

Ketiga, Nadiem juga mendorong adanya inovasi dan terobosan program pendidikan tinggi yang berorientasi pada masa depan, sehingga akan ada pendanaan competitive fund.

"Ini adalah competitive fund untuk mendorong misi diferensiasi setiap universitas menemukan jati dirinya, menemukan spesialisasinya, dan untuk maju agar kita siap menghadapi masa depan," jelasnya.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Menteri Terbaik Kabinet Jokowi, Ini Respons Nadiem

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya