Pakar: Laporan Kematian Akibat COVID-19 di Indonesia Masih Rendah

Angka kematian akibat COVID-19 perlu ditekan

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan keterbukaan laporan kasus kematian akibat COVID-19 di Indonesia dirasa masih rendah. 

"Jadi karena yang dilaporkan hanya yang terkonfirmasi dengan tes laboratory dengan PCR positif, dan yang masih suspect tidak dilaporkan," ujar dia dalam diskusi daring bertajuk Proyeksi Kasus COVID-19 dan Evaluasi PSBB yang ditayangkan di YouTube KGM Bappenas, Jumat, 23 Oktober 2020.

Baca Juga: IDI Berduka, Sudah 136 Dokter Meninggal karena COVID-19 Hari ini

1. Angka kematian akibat virus corona harus dibuka ke publik

Pakar: Laporan Kematian Akibat COVID-19 di Indonesia Masih RendahEpidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono dalam diskusi daring bertajuk Proyeksi Kasus COVID-19 dan Evaluasi PSBB Jumat (23/10/2020) (Tangkapan layar/YouTube KGM Bappenas)

Pandu menilai isu terkait kematian juga salah satu hal yang penting untuk diinformasikan ke publik, dan banyak juga yang merasa hal ini harus dibuka.

"Dan ini banyak orang yang menganggap harus dilaporkan, karena WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyarankan harus dilaporkan," kata dia.

2. Angka kematian akibat COVID-19 perlu ditekan

Pakar: Laporan Kematian Akibat COVID-19 di Indonesia Masih RendahPetugas pemakam jenazah COVID-19 memakamkan jenazah seorang tim pemenangan pasangan calon bupati Purbalingga, Jumat (23/10/2020). (IDN Times/Rudal Afgani)

Terkait angka kematian akibat COVID-19, Pandu mengatakan, walau angka perlu dipublikasikan, penekanan peningkatan kematian juga perlu dilakukan agar korban jiwa akibat virus ini tidak semakin banyak. Walau pun angka kesembuhan terbilang lebih tinggi, namun satu kematian juga bernilai buruk.

"Apalagi korban itu tenaga kesehatan yang yang merupakan tenaga yang sangat produktif dan dibutuhkan pada saat pandemik ini," kata dia.

3. Cara turunkan angka kematian akibat virus corona dengan protokol kesehatan

Pakar: Laporan Kematian Akibat COVID-19 di Indonesia Masih RendahPakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D dalam Ngobrol Seru: 100 Hari Pandemik Global (Tangkap Layar YouTube IDN Times)

Pandu menjelaskan kematian akibat COVID-19 paling banyak kasusnya menimpa laki-laki. Ada faktor yang membedakan dari segi gender.

Angka kematian, kata dia, bisa ditekan mulai dari menghindari penularan, yakni menerapkan 3M: menjaga jarak, masker, dan mencuci tangan. Serta dengan menurunkan angka hospitalisasi atau perawatan di rumah sakit.

"Jadi untuk menurunkan kematian bukan memperbaiki hanya layanan di rumah sakit, tapi juga berusaha menekan kasus dan kemudian menekan hospitalisasi dari pasien," kata Pandu.

 

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Baca Juga: [LINIMASA-4] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya