Pandemik Bukan Cuma di Jakarta, Daerah Pedalaman Juga Kena Getahnya

Banyak peningkatan kasus dan kesulitan fasilitas kesehatan

Jakarta, IDN Times - Inisiator LaporCovid-19 Ahmad Arif menjelaskan kisruh karena  pandemik COVID-19 tidak hanya terjadi di kota-kota besar seperti di DKI Jakarta. Data terakhir memang menunjukkan bahwa antrean pasien COVID-19 di Jakarta mulai menurun. Tetapi jika menelisik ke wilayah lain, angka kematian juga cenderung tinggi.

Ahmad menjelaskan di daerah-daerah pedesaan seperti Jawa kasus kematian meninggal hampir 10 kali lipat, walau belum tentu karena COVID-19 tetapi kematian meningkat di saat pandemik ini.

"Saya kebetulan sedang menggali data di desa-desa di Sidoarjo, misalnya, itu kami menemukan pola kematian yang dirata-rata bulanan kematian di dalam lima tahun sebelum pandemik sejak 2014 sampai dengan 2019 itu, rata-rata orang yang meninggal itu hanya sekitar 3 sampai 5 orang. Sekarang itu sampai tanggal 27 Juli kemarin itu sudah 34 orang yang meninggal," ujarnya di program Ngobrol Seru by IDN Times yang bertajuk 'Jakarta Darurat Kematian Pasien Isoman', dikutip, Kamis (29/7/2021).

1. Jakarta berlimpah faskes, bagaimana wilayah lain?

Pandemik Bukan Cuma di Jakarta, Daerah Pedalaman Juga Kena GetahnyaInisiator LaporCovid-19 Ahmad Arif dalam program live instagram IDN Times bertajuk "Jakarta Darurat Kematian Pasien Isoman", Rabu (28/7/2021). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Baca Juga: 2.641 Pasien Meninggal saat Isoman karena Sulit Akses Oksigen

Ahmad juga menjelaskan,  penanganan COVID-19 di Jayapura. Seperti halnya wilayah lain di Jawa, fasilitas kesehatan di Jayapura pun mengalami krisis oksigen. Hal ini kata dia menjadi suatu hal yang mengkhawatirkan ketika wabah meluas ke daerah pedalaman dan fasilitas kesehatannya belum tentu siap.

Menurut dia, Jakarta saja bisa kolaps, apalagi daerah pedalaman yang minim fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan bahkan akses kepada obat-obatan.

"Jakarta ini sebenarnya dilimpahi dengan faskes yang luar biasa banyak, tenaga kesehatan juga mayoritas ada di Jakarta, bisa dibilang obat-obatan dan seluruhnya infrastruktur yang paling siap Jakarta. Itu pun kolaps bagaimana kalau ini terjadi meluas di daerah-daerah yang faskesnya lebih minim," ujarnya.

2. Indonesia beruntung dipisahkan lautan

Pandemik Bukan Cuma di Jakarta, Daerah Pedalaman Juga Kena GetahnyaIlustrasi Laut (IDN Times/Lia Hutasoit)

Menurut Ahmad, kekhawatiran ini yang sejak awal sudah diingatkan ke pemerintah. Sebelum wabah meluar dengan cepat, maka wilayah Jawa bisa dikarantina. Apalagi Indonesia memiliki keuntungan yakni negara kepulauan, ada lautan yang memisahkan.

"Ini sebenarnya tidak dimiliki oleh negara daratan seperti India jawabannya ya sekali satu karena mobilitas daratannya tinggi," ujarnya.

3. Meluas hingga ke desa adat, terlambat tutup Jakarta

Pandemik Bukan Cuma di Jakarta, Daerah Pedalaman Juga Kena GetahnyaIlustrasi pandemik COVID-19. (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)

Dia mengungkapkan bahwa virus COVID-19 juga mulai meluas ke wilayah peadalaman bahkan desa adat, walau belum secara rinci menjelaskannya. Kondisi fasilitas kesehatan juga membuat keterparahan COVID-19 di wilayah yang sulit diakses. 

"Keterlambatan respons, ketika wabah itu baru meluas di Jakarta ,misalnya, kita terlambat untuk menutup Jakarta sehingga kemudian ini mobilitas penduduk yang tinggi di luar Jakarta," ujarnya.

4. Bukan hanya penyembuhan, COVID-19 harus dihadapi dengan pencegahan

Pandemik Bukan Cuma di Jakarta, Daerah Pedalaman Juga Kena GetahnyaSeorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Ahmad menjelaskan guna menghadapi virus menular ini tidak bisa hanya mengandalkan cara kuratif saja, yakni hanya treatment atau penyembuhan namun tetap harus dilakukan pencegahan penularannya, agar tidak meluas ke mana-mana. 

"Bahkan negara-negara yang memiliki fasilitas kesehatan jauh lebih kuat dibandingkan Indonesia seperti yang pernah terjadi di Amerika di Eropa mereka juga kolaps ketika kasus itu dibiarkan meluas," ujarnya.

Baca Juga: Menkes Budi Beberkan Biang Kerok Krisis Oksigen di Jateng

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya