Pelecehan Perempuan Paling Banyak Terjadi di Transportasi Online

Tidak semua perempuan berani melawan dengan bela diri

Jakarta, IDN Times - Kenyamanan dan keamanan perempuan selama menggunakan transportasi umum masih menjadi kekhawatiran di kota-kota besar Indonesia.

Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2019 mencatat ada 406.178 kasus kekerasan perempuan sepanjang 2018. Dua di antaranya adalah kasus pelecehan seksual di transportasi online.

Ketua Komnas Perempuan Azriana Manalu menyebut pelecehan seksual paling sering terjadi di transportasi online.

"Yang paling sering terjadi itu pelecehan seksual dan dari yang sekadar verbal atau char, atau nomor teleponnya masih sering dihubungi, pelecehan seksual itu paling dominan," ujar Azriana saat ditemui di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (15/10).

1. Laki-laki merasa tidak pantas ditolak

Pelecehan Perempuan Paling Banyak Terjadi di Transportasi OnlineIlustrasi kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. IDN Times/Sukma Shakti

Walaupun biasanya korban pelecehan adalah penumpang namun menurutnya hal tersebut juga bisa dialami oleh pengemudi. Menurutnya, laki-laki merasa punya kekuatan yang lebih dominan dari perempuan.

"Mereka laki-laki merasa, mereka tidak pantas ditolak jadi kalau perempuan menolak mereka akan marah," katanya.

2. Harus ada layanan pengaduan dan support group

Pelecehan Perempuan Paling Banyak Terjadi di Transportasi OnlineIDN Times/Lia Hutasoit

Azrina atau yang kerap disapa Nana, mengatakan bahwa harus ada layanan pengaduan terkait isu ini atau setidaknya ada support group, serta mengantisipasi pelecehan seksual bagi perempuan.

"Lebih pada solidaritas antar perempuan, kayak komunitas berbagai pengetahuan dan dukungan jadi edukasi bagi penumpang juga," ujar Nana.

Baca Juga: Ini Cara Grab Edukasi Pengemudi Perempuan Anti-Kekerasan Seksual 

3. Tidak semua perempuan siap untuk bela diri

Pelecehan Perempuan Paling Banyak Terjadi di Transportasi Onlineunsplash/Caleb Frith

Menurut Nana, ini adalah tanggung jawab moral bersama untuk membuat masyarakat kita menjadi lebih baik.

Terkait dengan bentuk perlawanan dengan bela diri, dia merasa tidak semua perempuan siap dengan sistem perlindungan melawan fisik apalagi dengan kondisi psikologi yang terguncang saat menghadapi pelecehan.

4. Harus ada sistem yang bisa mencegah pelecehan

Pelecehan Perempuan Paling Banyak Terjadi di Transportasi OnlineIlustrasi kekerasan seksual. IDN Times/Sukma Shakti

Melihat fenomena pelecehan seksual di transportasi umum maupun online, Nana mengatakan bahwa kekerasan dan pelecehan seperti itu bisa terjadi pada siapa saja, bukan hanya ada perempuan saja.

Lalu, yang menjadi masalah adalah bagaimana korban dapat mengadu dengan cepat ketika mengalami pelecehan, maka dari itu perlu dibuat sistem yang berkontribusi pada pencegahan, misalnya tombol darurat di aplikasi transportasi online.

"Sistem hukum kita itu masih sederhana sekali menyikapi persoalan kekerasan seksual yang itu," tegasnya.

Baca Juga: Pelecehan Seksual kepada Perempuan Masih Menjadi ‘Momok’ Menakutkan

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya