Pengamat Tata Kota: Rumah Panggung Bukan Solusi Banjir Jakarta 

Karena tak ada kaitannya dengan solusi mengurangi banjir

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana merenovasi 40 rumah di RT 13 RW 04 Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur menjadi rumah panggung. Rumah panggung dinilai tepat untuk kawasan yang kerap dilanda banjir ini.

"Ini sama sekali tidak ada urusannya dengan mengurangi banjir, apalagi membebaskan banjir di tepi bantaran sungai," kata pengamat tata kota, Nirwono Yoga, kepada IDN Times, Senin (12/4/2021) malam.

1. Jangan sampai pembangunan rumah panggung menjadi mubazir

Pengamat Tata Kota: Rumah Panggung Bukan Solusi Banjir Jakarta IDN Times/Lazuardi Putra

Nirwono mengatakan harus dipastikan lebih dulu apakah 40 rumah ini berada di lokasi yang tak terkena pelebaran sungai, baik normalisasi atau naturalisasi. Karena jika iya, maka pembangunannya akan mubazir.

"Kasihan masyarakat sudah diberi iming-iming suruh membangun rumah panggung, bermimpi indah ternyata akan terkena pelebaran. Itu kan jadi dua kali kerja," ujarnya.

Baca Juga: 7 Bencana Banjir Terparah di Dunia, Banjir Jakarta Semoga Tidak

2. Harus diperhatikan apakah melanggar tata ruang atau tidak

Pengamat Tata Kota: Rumah Panggung Bukan Solusi Banjir Jakarta Sungai di Jakarta (IDN Times/Anata)

Selain itu, lanjut Nirwono, perlu diperhatikan apakah lokasi 40 rumah ini tidak melanggar tata ruang. Karena jika kawasan itu masuk bagian dari jalur hijau tepian bantaran sungai, maka tak boleh dibangun.

"Kalau ini dua hal dilanggar maka ini justru memberikan contoh tidak baik kepada masyarakat, yaitu apa, kalau kita masyarakat di tepi bantaran kali tidak usah direlokasi, mereka bikin rumah panggung saja di pinggir sungai semuanya," katanya.

3. Kesannya masyarakat boleh membangun rumah panggung di tepi sungai

Pengamat Tata Kota: Rumah Panggung Bukan Solusi Banjir Jakarta (Pekerja dengan alat berat mengeruk endapan sampah bercampur lumpur di Sungai Ciliwung kawasan Kampung Melayu, Jakarta) ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Pembangunan rumah panggung ini kata dia bukanlah solusi masalah banjir, malah masyarakat diberikan kesan bahwa rumah panggung boleh dibangun di 13 tepian sungai utama.

"Jadi tidak tepat kalau umpamanya membuat rumah panggung sebagai antisipasi banjir, itu menurut saya jadi gak fokus antara menyelesaikan substansi masalah banjir dengan penanganan perumahan, apalagi kalau tadi kecenderungan justru pelanggaran yang dilegalkan," ujarnya.

4. Belum ada sungai yang dibenahi

Pengamat Tata Kota: Rumah Panggung Bukan Solusi Banjir Jakarta Sungai di Jakarta (IDN Times/Anata)

Seharusnya, menurut Nirwono, ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk menangani banjir. Mulai dari pelebaran sungai, kapitalisasi situ dan waduk untuk menampung banyak air, dan rehabilitasi saluran drainase secara besar-besaran.

"Apalagi pemerintahan Pak Anies tinggal 1 tahun ke depan, kalau ini tidak diantisipasi maka sampai 2022 nanti tidak ada satupun sungai yang akan dibenahi, kalau modelnya seperti ini," ujar dia.

Baca Juga: [FOTO] 7 Potret Tugu Sepeda ala Anies Baswedan yang Tuai Pro Kontra

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya