Polisi: Editor Metro TV Yodi Prabowo Sempat Tes HIV Sebelum Meninggal

Diketahui dari catatan transaksi kartu debit mendiang Yodi

Jakarta, IDN Times - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan, editor Metro TV Yodi Prabowo sempat melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Terdapat satu transaksi yang menonjol dari catatan keuangannya yakni melakukan pemeriksaan kesehatan.

"Dengan menggunakan debit BCA melakukan pembayaran ke RSCM. Pertanyaannya untuk apa uang itu? Dilakukan pemeriksaan lab dan juga konsultasi ke dokter," kata Tubagus dalam keterangannya di Polda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).

Baca Juga: [BREAKING] Editor Metro TV Diduga Kuat Mengakhiri Hidupnya Sendiri

1. Hasil tes HIV Yodi belum diambil sampai akhirnya dia meninggal

Polisi: Editor Metro TV Yodi Prabowo Sempat Tes HIV Sebelum MeninggalTampilan CCTV saat Yodi ke toko perkakas (Dok. Istimewa)

Tubagus mengatakan, Yodi datang ke RSCM guna menemui dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin.

Polisi meyakini ada sesuatu yang dikeluhkan mendiang Yodi, hingga melakukan konsultasi ke dokter dan akhirnya menjalani pemeriksaan guna mencari tahu apakah dia terjangkit HIV atau tidak.

"Hasilnya sampai dia meninggal dunia, belum diambil," ujar Tubagus.

2. Polisi menduga Yodi meninggal bukan karena dibunuh

Polisi: Editor Metro TV Yodi Prabowo Sempat Tes HIV Sebelum MeninggalTangkapan layar rilis kasus kematian Yodi Prabowo oleh Polda Metro Jaya (YouTube/Humas Polda Metro Jaya)

Selain itu, dalam mengungkap kasus ini, pihak kepolisian menduga bahwa Yodi Prabowo meninggal dunia bukan karena dibunuh melainkan kemungkinan mengakhiri hidupnya sendiri.

Hal ini diketahui melalui hasil penyelidikan mulai dari olah TKP, pemeriksaan barang bukti di laboratorium forensik, serta keterangan saksi. 

"Dari beberapa faktor penjelasan TKP, saksi ahli, saksi, olah TKP, keterangan yang lain dan bukti petunjuk yang lain, penyidik berkesimpulan diduga kuat melakukan bunuh diri," kata Tubagus.

3. Ayah Yodi kecewa dengan hasil penyidikan

Polisi: Editor Metro TV Yodi Prabowo Sempat Tes HIV Sebelum MeninggalTangkapan layar rilis kasus kematian Yodi Prabowo oleh Polda Metro Jaya (YouTube/Humas Polda Metro Jaya)

Mendengar kabar itu, Suwandi, ayah mendiang Yodi Prabowo mengatakan, tidak terima dan kecewa. Dia tidak yakin sang putra mengakhiri hidupnya sendiri.

“Terus terang sebagai orang tua kecewa dengan kesimpulan itu, karena gak mungkin anak saya bunuh diri,” kata Suwandi dalam wawancara dengan Metro TV, Sabtu (25/7/2020).

Suwandi mengatakan, Yodi tidak menunjukkan ciri-ciri tengah menghadapi depresi, sang anak juga masih bisa bekerja dan mengantarkan ibu serta adiknya ke tempat urut. Dia mengatakan, Yodi berencana membeli laptop baru untuk menambah penghasilan, karena dia akan menikah dalam waktu dekat.

"Kalau orang depresi ini menurut saya yang orang awam, kalau dia depresi itu dia paling tidak gak bisa kerja,” kata Suwandi.

4. Kontak yang bisa dihubungi untuk cegah perilaku bunuh diri

Polisi: Editor Metro TV Yodi Prabowo Sempat Tes HIV Sebelum MeninggalIlustrasi Bekerja Redaksi (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444

Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.

Berikut beberapa kontak yang bisa dihubungi:

1. NGO Indonesia: Jangan Bunuh diritelp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454

2. Yayasan Pulih
Jl. Teluk Peleng 63 A Komplek AL-Rawa Bambu
Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520
Telp : +62 21 788 42 580
Fax : +62 21 782 3021

3. YLBH Apik
Jl. Raya Tengah No. 31 RT 01 RW 09 Kp. Tengah Kramat Jati Jakarta Timur 13540
Telp. 021 – 87797289
Fax. 021 – 87793300

4. Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI)

Telp. 021-8514389
Website: http://www.skizofrenia.org/

5. LSM Jangan Bunuh Diri
Telp. 021-0696 9293

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri 

Ikuti terus pemberitaan mengenai penyebab kematian editor Metro TV hanya di IDN Times ya.

Baca Juga: Diduga Editor Metro TV Yodi Prabowo Beli Pisau untuk Akhiri Hidupnya  

https://www.youtube.com/embed/Xab1uKGCCnY

Topik:

  • Sunariyah
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya