Polri Lahir pada 21 Agustus tapi Dirayakan 1 Juli, Begini Sejarahnya

Melihat sejarah Polri dari masa ke masa

Jakarta, IDN Times – Peringatan Hari Bhayangkara memang jatuh pada 1 Juli, di mana tanggal itu menandai lahir Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Pada 2020 ini, Korps Bhayangkara merayakan usianya yang ke-74. Namun, sejarah mencatat bahwa awal terbentuknya Polri sebenarnya pada 21 Agustus 1945.

Hari Bhayangkara ditetapkan sebagai hari Kepolisian Nasional diambil lewat momentum turunnya Peraturan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 11 Tahun 1946.

Bagaimana kisahnya? IDN Times merangkum sejarah lahirnya Polri hingga perjalanannya dari masa ke masa.

1. Zaman kerajaan hingga penjajahan Belanda

Polri Lahir pada 21 Agustus tapi Dirayakan 1 Juli, Begini SejarahnyaSejarah Polisi di Indonesia (Website/polri.go.id)

Mengutip dari laman resmi Polri, sejarah ini berangkat dari zaman Kerajaan Majapahit. Kala itu Patih Gajah Mada membentuk pasukan pengamanan yang disebut dengan Bhayangkara, yang ditugaskan untuk melindungi raja serta kerajaan.

Kemudian di masa kolonial Belanda, pembentukan pasukan keamanan berawal oleh pasukan jaga yang diambil dari orang pribumi guna menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda.

Pada 1867, sejumlah warga Eropa di Semarang menarik 78 orang pribumi sebagai penjaga keamanan mereka. Wewenang operasional kepolisian ada pada residen dengan bantuan asisten residen. Rechts politie dipertanggungjawabkan pada procureur generaal atau jaksa agung.

Baca Juga: Sejarah Polri, Nama Bhayangkara Gajah Mada dan Kisah Markas Trunojoyo

2. Cikal bakal Kepolisian RI dimulai pada 1897

Polri Lahir pada 21 Agustus tapi Dirayakan 1 Juli, Begini SejarahnyaSejarah Polisi di Indonesia (Website/polri.go.id)

Pada masa Hindia Belanda, ada bermacam-macam bentuk kepolisian mulai dari veld politie (polisi lapangan), stands politie (polisi kota), cultur politie (polisi pertanian), bestuurs politie (polisi pamong praja), dan masih banyak lagi.

Namun, perbedaan jabatan antara Belanda dan pribumi juga terjadi. Kala itu, pribumi tak diperkenankan menjabat sebagai hood agent atau bintara inspekteur van politie dan commisaris van politie.

Khusus untuk pribumi selama menjadi agen polisi diciptakan jabatan seperti mantri polisi, asisten wedana, dan wedana polisi. Maka itu, mulailah pada 1897-1920, kepolisian modern Hindia Belanda dibentuk dan menjadi cikal bakal terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri.

3. Jepang membagi wilayah kepolisian Indonesia dan diawasi

Polri Lahir pada 21 Agustus tapi Dirayakan 1 Juli, Begini SejarahnyaSejarah Polisi di Indonesia (Website/polri.go.id)

Saat masa kependudukan Jepang, penjajah membagi wilayah kepolisian Indonesia yakni Kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatra yang berpusat di Bukittinggi, Kepolisian wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar, dan Kepolisian Kalimantan yang berpusat di Banjarmasin.

Tiap kantor polisi di daerah memang dikepalai oleh pejabat kepolisian berbangsa Indonesia tetapi selalu didampingi oleh pejabat Jepang yang disebut Sidookaan yang dalam praktiknya lebih berkuasa dari kepala polisi.

Setelah Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu, pemerintah militer Jepang membubarkan Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) serta Gyu-Gun, namun polisi tetap bertugas bahkan saat Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agusus 1945. Secara resmi juga, kepolisian yang ada di bawah Jepang jadi kepolisian Indonesia yang merdeka.

4. Proklamasi pasukan polisi RI hingga penetapan Hari Bhayangkara

Polri Lahir pada 21 Agustus tapi Dirayakan 1 Juli, Begini SejarahnyaSejarah Polisi di Indonesia (Website/polri.go.id)

Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, kpmandan kepolisian di Surabaya, pada 21 Agustus 1945, memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia sebagai langkah awal yang dilakukan, selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata pada tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat atau satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.

Sebelumnya pada 19 Agustus 1945, dibentuklah Badan Kepolisian Negara (BKN) oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Kemudian pada 29 September 1945 Presiden Soekarno melantik R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN).

Kepolisian pada awalnya berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya bertanggung jawab pada masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.

Kemudian sejak 1 Juli 1946 lewat Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 11/S.D, Djawatan Kepolisian Negara resmi bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Tanggal 1 Juli inilah yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini.

Baca Juga: Ogah Pakai Produk Asing, Polri Pesan Peralatan Khusus dari KBB

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya