Polri Perpanjang Masa Tugas Madago Raya untuk Buru Teroris MIT
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Asisten Kapolri Bidang Operasi Irjen Pol Imam Sugianto mengatakan, Polri memperpanjang masa tugas tim pemburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya. Perpanjangan Satgas ini berlaku mulai 1 April 2021.
"Diperpanjang, untuk ke depan akan mengedepankan preemtif dan preventif. DPO masih 9 orang, bisa juga bertambah," ujar Imam saat dikonfirmasi awak media, Senin (5/4/2021).
Baca Juga: Kapolda Sulteng Sebut Kelompok MIT Poso Melemah Pascakontak Tembak
1. Satgas Madago Raya sandi baru Tinombala
Untuk diketahui, Satgas Madago Raya adalah sebuah operasi dan sandi yang sebelumnya disebut dengan nama Tinombala.
Taget dari operasi tim ini adalah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan jaringannya, khusus dalam pengejaran di kawasan Poso, Sulawesi Tengah.
2. Ada dua anggota MIT tewas dalam baku tembak
Baru-baru ini Satgas Madago Raya terlibat baku tembak dengan MIT dan menyebabkan dua anggota MIT tewas yakni Khairul alias Irul alias Aslam, warga Kabupaten Poso kelahiran Desa Kalora dan Alvin alias Mus'ab, asal Provinsi Banten.
Editor’s picks
Baku tembak terjadi pada 1 Maret 2021 di wilayah pegunungan Andole, Kampung Maros, Poso Pesisir, Kabupaten Poso.
Irul adalah menantu Santoso, bekas pemimpin MIT Poso sebelum Ali Kalora. Saat kontak tembak terjadi, Irul tewas setelah bom lontong di tubuhnya meledak. Sementara Alvin tewas akibat luka tembak di bagian kepala.
3. Kapolda sebut MIT Poso mulai kekurangan logistik makanan dan persenjataan
Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rahkman Baso menyebutkan, saat ini kondisi kelompok MIT Poso kian melemah dan memberi kesempatan bagi TNI/Polri untuk memburu sisa anggota MIT.
“Kami masih melakukan pengejaran karena pada saat kontak tembak, terdapat empat orang dan dua orang lolos,” kata Rakhman.
Salah satu alasan Kelompok MIT Poso masih bertahan hidup di hutan, ujar Rakhman, karena masih diberi kebutuhan makanan oleh masyarakat.
“Biasanya, MIT Poso akan melakukan teror dan memaksa warga untuk memberikan makanan,” katanya.
Saat ini, kata dia, kekuatan persenjataan kelompok MIT Poso tersisa satu pucuk senjata laras panjang dan dua pucuk laras pendek. Hal itu dikatakan Rakhman setelah pihaknya menyita sejumlah barang bukti berupa 11 butir amunisi senjata laras panjang, golok, ransel, senter, baterai, dan GPS usai peristiwa kontak tembak.
Baca Juga: Satu Prajurit TNI Tewas Saat Kontak Senjata dengan Teroris MIT Poso