RARE: Cara Menangkap Ikan Nelayan Indonesia Turunkan Nilai Jual
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Sumber daya bahari di Indonesia sangat kaya, 37 persen jenis ikan di seluruh dunia ada di Indonesia. Bumi Pertiwi memiliki sekitar 8.500 spesies ikan dan selalu bisa dimanfaatkan bagi perekonomian masyarakat pesisir.
Namun, banyak sekali peluang serta tantangan dalam menangani isu kelautan serta perikanan di Indonesia. RARE Indonesia, organisasi konservasi internasional, menyoroti masalah perilaku nelayan Indonesia dalam mencari ikan.
Membangun smart fishing dapat mengubah kondisi perikanan Indonesia.
1. Nelayan Indonesia harus bisa memancing secara efisien
Vice President RARE, Taufiq Alimi menyebutkan tantangan dalam mengubah kondisi perikanan Indonesia adalah kondisi nelayan Indonesia yang tidak bisa memancing secara efisien. Baru sekitar lima persen dana yang dialokasikan untuk membantu nelayan.
“Harus ada anggaran membangun kapasitas nelayan memancing secara cerdas, memancing tidak banyak tapi menghasilkan banyak,” ujar Taufiq dalam acara SDGs Announce Conference 2019 di Jakarta, Selasa (8/10).
2. Cara nelayan Indonesia menangkap ikan dapat menurunkan nilai jual
Indonesia berada pada urutan nomor dua di dunia untuk total tangkapan ikan terbanyak serta memiliki 2,2 juta nelayan. Sayangnya, cara menangkap ikan menjadi salah satu faktor yang sebenarnya dapat berpengaruh banyak, seperti faktor ekonomi dan faktor lingkungan.
Taufiq menjelaskan bagaimana nelayan kita menembak ikan, membuat ikan menjadi bolong dan rusak, serta proses penyimpanan yang tidak higienis.
“Ikan bolong (harganya) Rp6.000 per kilo, sedangkan ikan utuh besar Rp100.000 jika dikirim ke Hong Kong,” ujarnya.
Editor’s picks
Baca Juga: Laut Indonesia Luas, Tapi Kenapa Nelayan Masih Tetap Miskin?
3. Higienitas tentukan harga jual ikan
Dia juga menjelaskan bagaimana masalah higienitas memengaruhi kualitas ikan di pasar internasional. Pembangunan infrastruktur yang mumpuni juga penting bagi pembangunan smart fishing untuk nelayan. Seperti pembangunan cold storage dan pabrik es.
Salah satu contoh pentingnya infrastruktur untuk nelayan adalah mereka tidak dapat menjual tuna dengan kualitas sashimi, karena tidak bersih.
“Penurunan kualitas ikan tuna tidak diurus habis ditangkap dia tidak bisa masuk sashimi grade, ada bakteri dan lain-lain. Cuma jadi tuna bakar Rp30.000 sekilo,” katanya.
4. Banyak daerah yang infrastrukturnya tertinggal
Indonesia perlu fokus pada kebutuhan infrastruktur keras, yang dibagi ke dalam dua kategori, yakni pemanfaatan langsung dan tidak langsung.
RARE Indonesia melakukan pendataan di 95 desa, 20 kecamatan dan 11 kabupaten di Indonesia mengenai ketersediaan infrastruktur keras bagi nelayan Indonesia.
Hasilnya masih banyak daerah yang belum memiliki fasilitas-fasilitas pendukung.
Baca Juga: Pemerintah Djibouti Nilai Teknologi Perikanan Indonesia Sudah Maju