Respons Imigrasi soal Usulan Cabut Visa on Arrival WN Rusia-Ukraina 

Keputusan yang diambil akan berdampak secara luas

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim, merespons pernyataan Gubernur Bali, I Wayan Koster, yang mengusulkan agar visa on arrival warga Ukraina dan Rusia dicabut. Hal ini berkenaan dengan banyaknya turis nakal di Bali yang santer diberitakan belakangan.

Dia mengatakan, Imigrasi akan melakukan penelaahan, karena keputusan yang diambil akan berdampak secara luas. Apalagi WN Rusia dan Ukraina juga tersebar di wilayah lain di Indonesia.

"Terkait WNA yang menyalahi aturan keimigrasian dan mengganggu ketertiban di Bali, saya sudah instruksikan tim pengawasan dan penindakan dari pusat untuk membantu di Bali. Saya monitor setiap hari bagaimana perkembangan situasi WNA di sana. Menurut saya, sudah jauh lebih baik karena operasi pengawasan ini cukup efektif memberi pesan dan efek jera pada WNA di Bali untuk menaati peraturan, budaya, dan nilai lokal,” ujarnya, dilansir Rabu (15/3/2023).

Baca Juga: WNA Rusia Ditangkap di Bali karena Selundupkan Narkoba

1. Imigrasi siapkan database kerja sama dengan negara lain

Dalam menangani WNA, lanjutnya, keberlanjutan dan konsistensi sangat diperlukan. Imigrasi juga menyiapkan database kerja sama dengan negara lain untuk memberikan informasi yang lebih akurat tentang WNA yang akan melintas ke Indonesia.

Tujuannya untuk melihat apabila seorang WNA diizinkan masuk atau tidak serta apakah yang bersangkutan memiliki catatan khusus. Namun demikian, upaya-upaya yang bersifat kebijakan yang konsisten dan kontinyu akan memerlukan waktu.

Baca Juga: Nomor Telepon Untuk Melaporkan WNA yang Melanggar di Bali

2. Ada penurunan VoA dan e-VoA WN Rusia dan Ukraina di Bali

Respons Imigrasi soal Usulan Cabut Visa on Arrival WN Rusia-Ukraina Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. (dok.IDNTimes/Angkasa Pura I)

Data perlintasan Visa on Arrival (VoA) dan Electronic Visa on Arrival (e-VoA) Warga Negara Rusia dan Ukraina di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali juga menunjukkan penurunan pada Maret 2023.

Direktorat Jenderal Imigrasi mencatat, hingga 12 Maret 2023, jumlah pengguna Voa dan e-Voa asal Rusia ada sebanyak 5.196 orang, sedangkan Ukraina sebanyak 566 orang.

“Tren kedatangan wisatawan asal Rusia dan Ukraina menggunakan VoA dan e-VoA terpantau menurun. Bulan Februari ada lebih dari 15.000 orang dari Rusia dan 2.000-an orang dari Ukraina. Bulan Januari lebih banyak lagi, dari Rusia hampir 20.000 orang dan dari Ukraina juga lebih dari 2.000 orang,” kata Silmi.

Baca Juga: Gubernur Bali Ajukan Penghapusan VoA Turis Rusia dan Ukraina

3. Jumlah WN Rusia dan Ukraina menurun 30 persen dari triwulan 2022

Respons Imigrasi soal Usulan Cabut Visa on Arrival WN Rusia-Ukraina Pura Ulun Danu Beratan, Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Silmy mengatakan, saat kondisi sektor pariwisata menurun drastis akibat pandemik, Indonesia apalagi Bali yang ekonominya berputar di industri pariwisata, membutuhkan stimulus.

Dengan demikian, saat situasi kesehatan global membaik, maka terdapat kebutuhan untuk mendatangkan turis asing demi pemasukan negara serta memulihkan ekonomi sehingga sikap terhadap turis asing pun lebih permisif.

“Sekarang jumlah warga negara Rusia dan Ukraina menurun sekitar 30 persen dari triwulan terakhir tahun 2022," ujarnya.

Baca Juga: Kerap Kecelakaan, Pemilik Rental Diminta Edukasi Turis Asing di Bali

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya