Sejarah Sumpah Pemuda: Kesadaran untuk Bersatu Demi Indonesia

Selamat Hari Sumpah Pemuda!

Jakarta, IDN Times - Sudah lebih dari sembilan dekade Sumpah Pemuda menjadi momen bersejarah yang penting bagi kebangkitan pemuda Indonesia. Hari Sumpah Pemuda diperingati pasca-pelaksanaan Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928.

Hari bersejarah tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari peringatan sejak 1958, seperti yang tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Momen Sumpah Pemuda menjadi napak tilas perjalanan Indonesia untuk menyambut Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus1945. Para pemuda di seluruh Nusantara menyatukan pikiran dan hati, untuk menyamakan pemikiran menghadapi penjajah dan bersatu memukul mundur mereka.

Baca Juga: 92 Tahun Berlalu, Ini Fakta Unik di Balik Momen Sumpah Pemuda  

1. Sumpah Pemuda dihadiri berbagai organisasi pemuda

Sejarah Sumpah Pemuda: Kesadaran untuk Bersatu Demi IndonesiaIlustrasi peringatan Hari Sumpah Pemuda (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Mengutip situs resmi Museum Sumpah Pemuda, momen Sumpah Pemuda adalah suatu ikrar pemuda-pemudi nusantara yang mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Kongres Pemuda II dicetuskan Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Kongres dilakukan dua kali, di tiga gedung berbeda dengan tiga kali rapat. 

Ikrar itu adalah hasil putusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928 yang dihadiri organisasi pemuda, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi.

2. Rapat pertama digelar di Gedung Katholike Jongelingen Bond (KJB)

Sejarah Sumpah Pemuda: Kesadaran untuk Bersatu Demi IndonesiaIlustrasi - Upacara peringatan Sumpah Pemuda di Balai Kota Surabaya, Senin (28/10/2021). (IDN Times/Fitria Madia)

Rapat pertama dimulai dari Gedung Katholike Jongelingen Bond (KJB), Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada 27 Oktober 1928. Dalam sambutannya, salah seorang pemuda bernama Soegondo berharap agar kongres dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda di nusantara.

Moehammad Jamin atau Muhammad Yamin kemudian menguraikan tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurut dia, terdapat lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

3. Rapat kedua di Gedung ost-Java Bioscoop

Sejarah Sumpah Pemuda: Kesadaran untuk Bersatu Demi IndonesiaIlustrasi - Peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan pembacaan sumpah pemuda yang dibacakan perwakilan pemuda berprestasi, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (27/10/2020). (IDN Times/Hilmansyah)

Rapat kedua diadakan pada Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop. Dalam agenda kali ini, para pemuda membahas masalah pendidikan.

Ada dua pembicara yakni Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Mereka sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

4. Lahirnya ikrar Sumpah Pemuda

Sejarah Sumpah Pemuda: Kesadaran untuk Bersatu Demi Indonesia(Museum Sumpah Pemuda) ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Sesi berikutnya pada hari yang sama, Soenario menjelaskan terkait pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. 

Kemudian, Ramelan mengemukakan bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional untuk mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, dan hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup, lagu Indonesia karya Wage Rudolf Supratman diperdengarkan. Kongres akhirnya ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, yang berbunyi sebagai berikut:

PERTAMA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.

KEDOEA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.

KETIGA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA.

5. Nilai-nilai Sumpah Pemuda

Sejarah Sumpah Pemuda: Kesadaran untuk Bersatu Demi Indonesia(Museum Sumpah Pemuda (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Sumpah Pemuda sebagai peristiwa yang menjadi salah satu kekuatan untuk membangun kepribadian bangsa. Kekuatan tersebut berupa nilai-nilai luhur sebagai berikut:

Toleransi
Toleransi dari para pemuda sangat tampak ketika para pemuda bersikap terbuka terhadap kemajemukan dan keberagaman. Pemuda saat itu tidak terbelenggu pada eksistensi agama, suku, dan lokalitas. Sehingga mereka berhasil mengikrarkan Sumpah Pemuda.

Tanggung jawab dan disiplin diri
Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat pengucapan janji, para pemuda benar-benar menepati jani tersebut. Terbukti dengan perubahan cara berpikir dan tindakan para pemuda terhadap perbedaan diantara mereka, berubah menjadi perjuangan nasional lah yang disebut rasa tanggung jawab dan disiplin diri yang tinggi dari para pemuda.

Wawasan
Melalui Sumpah Pemuda membuka wawasan para pemuda tentang betapa luas dan beragamnya wilayah Indonesia.

Nasionalisme
Dengan adanya kebersamaan perasaan senasib, terancam dari musuh yag sama, dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu kemerdekaan, mendorong bangkitnya nasionalisme pemuda. Sehingga nasionalisme lahir sebagai sebuah ikatan bersama, yaitu ikrar Sumpah Pemuda.

Baca Juga: Kongres Pemuda II, Tempat Sumpah Pemuda Dikumandangkan Pertama Kali

Topik:

  • Rochmanudin
  • Jumawan Syahrudin
  • Bella Manoban
  • Sunariyah
  • Eddy Rusmanto
  • Wendy Novianto

Berita Terkini Lainnya