Sosiolog NTU: Anies Harus Tes Swab Random Warga Daerah Padat Penduduk
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Profesor madya bidang sosiologi bencana pada Nanyang Technological University (NTU), Singapura, Sulfikar Amir mengatakan, untuk mengantisipasi adanya penyebaran COVID-19 di pemukiman padat penduduk, pemerintah Jakarta setidaknya harus bisa melakukan antisipasi dengan serangkaian tes.
"Pemerintah harus cari tahu, apakah kasus ini sudah masuk ke wilayah yang padat penduduk, kemudian segera mengisolasi orang-orang yang terkena," kata dia ketika dihubungi IDN Times, Senin (20/4).
1. Minta pemerintah Jakarta lakukan swab dan PCR
Dia mengusulkan agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dapat melaksanakan pengambilan sampling secara random dengan menggunakan swab atau PCR, bukan dengan rapid test.
"Misalnya 200 saja, ambil 10 Kelurahan yang paling padat, kemudian masing-masing kelurahan itu 10 orang dipilih secara random," ujar dia.
Dari hasil tersebut Pemerintah bisa mengambil langkah jika memang ada kasus positif yang bisa langsung diisolasi.
Baca Juga: Jokowi: Data Virus Corona Terbuka, Jangan Dianggap Kita Menutup-nutupi
2. Berikan masyarakat informasi seagresif mungkin
Selain itu, dia menyarankan agar masyarakat dapat diberikan informasi seagresif mungkin. Pemerintah sebaiknya bisa membuat masyarakat takut atau panik dalam kondisi ini, agar lebih mawas.
"Masalahnya, pemerintah selama ini campur antara risiko tinggi dan risiko rendah jadi masyarakat itu menjadi bingung," katanya.
3. Komunikasi risiko harus lebih digempur
Informasi tentang risiko virus corona yang simpang siur terkadang membuat masyarakat kelas bawah menganggap remeh. Terkadang muncul informasi yang mengatakan bahwa COVID-19 bisa sembuh sendiri kemudian tidak mematikan dan sebagainya.
"Jadi komunikasi risikonya harus lebih diperbaiki dan kemudian dilakukan secara lebih intensif ke bawah," katanya.
Baca Juga: PDHI: COVID-19 Bukan Ranah Dokter Hewan