[UPDATE] H-1 Lebaran, Kasus COVID-19 di Indonesia Tembus 1,7 Juta

Sebanyak 1.584.878 orang dinyatakan sembuh

Jakarta, IDN Times - Kasus COVID-19 di Indonesia hingga Rabu (12/5/2021) telah mencapai 1.728.204 orang, setelah ada penambahan 4.608 kasus baru dalam 24 jam terakhir.

Kasus aktif saat ini berjumlah 95.709 orang, atau ada penurunan 215 kasus aktif per hari ini.

Total penambahan kasus baru terbanyak di Indonesia saat ini berasal dari Jawa Barat dengan 814 kasus baru, DKI Jakarta 656, dan Riau 523.

Baca Juga: IDI: Rumah Sakit Bersiap Antisipasi Lonjakan Kasus COVID Usai Lebaran

1. Sebanyak 1.584.878 pasien dinyatakan sembuh

[UPDATE] H-1 Lebaran, Kasus COVID-19 di Indonesia Tembus 1,7 JutaIlustrasi pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19. ANTARA FOTO/Ampelsa

Dari akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia, sebanyak 1.584.878 pasien dinyatakan sembuh. Angka kesembuhan di Tanah Air bertambah 4.671 kasus berdasarkan dari data Satgas Penanganan COVID-19 sehari sebelumnya.

Penambahan kesembuhan terbanyak berasal dari Provinsi Riau dengan total 779 kasus, kemudian Jawa Barat 753 kasus dan DKI Jakarta 674 kasus.

2. Jawa Tengah punya kasus kematian tertinggi

[UPDATE] H-1 Lebaran, Kasus COVID-19 di Indonesia Tembus 1,7 JutaIlustrasi. Proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 di TPU Pondok Ranggon pada Selasa (16/9/2020) (IDN Times/Aldila Muharma - Fiqih Damarjati)

Sementara, sebanyak 47.617 pasien COVID-19 dinyatakan meninggal dunia. Jumlah itu bertambah 152 orang dalam waktu 24 jam terakhir.

Penambahan jumlah kematian terbesar berasal dari Provinsi Jawa Tengah dengan 24 kasus, kemudian Jawa Timur dan Jawa Barat masing-masing 22 kasus kematian, dan DKI Jakarta dengan 13 kasus kematian baru.

3. Virus COVID-19 bisa menyebar lewat udara

[UPDATE] H-1 Lebaran, Kasus COVID-19 di Indonesia Tembus 1,7 JutaWarga melintas di dekat mural bergambar simbol orang berdoa menggunakan masker yang mewakili umat beragama di Indonesia di kawasan Juanda, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (18/6/2020) (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Perlu diketahui, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio mengatakan COVID-19 dapat menyebar melalui udara, dan hal ini bukan suatu temuan baru. Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet (cairan terkecil dari saluran pernapasan) kemudian ada aliran udara yang cukup kuat, bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa, 7 Juli 2020.

Dia mengungkapkan COVID-19 bisa keluar bersama droplet yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," kata Profesor Amin.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuh Profesor Amin.

Baca Juga: [LINIMASA-6] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya