Usman Hamid: Usut Dugaan Internal Polri yang Retas Redaksi Narasi TV
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid meminta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengusut peretasan terhadap data Najwa Shihab dan karyawan Narasi TV yang diduga ada campur tangan anggota Polri.
Menurutnya, peretasan tersebut harus jadi perhatian khusus Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Saya kira yang harus diperhatikan harus diusut oleh kepolisian termasuk siapa saja apakah ada pejabat, anggota kepolisian yang terlibat dalam peretasan tersebut," kata Usman dalam keterangannya, Rabu (28/9/2022).
1. Najwa dan tim Narasi TV diduga diserang karena sikap kritis pada kasus Ferdy Sambo
Usman menduga ada perantara dari orang sipil, para aktivis masyarakat sipil dan perantara sipil. Bahkan, kata dia, dalam perkara ini informasi yang diterima itu cukup serius bahwa Narasi TV diserang karena mengkritisi kepolisian dalam kasus Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat dan Irjen Ferdy Sambo.
"Saya kira kalau kepolisian tidak proaktif dalam kasus ini, maka kecurigaan publik kepada polisi makin tinggi," jelas Dewan Pakar Peradi ini.
Baca Juga: 34 Akun Redaksi Narasi Diretas, Dewan Pers Desak Polri Segera Selidiki
2. Polisi diharapkan proaktif
Editor’s picks
Dia menilai tidak mungkin peretasan terhadap Najwa Shihab dan karyawan Narasi TV dilakukan oleh sekelompok hacker swasta. Maka dari itu Usman mendesak Polri untuk mengusut tuntas aksi pelaku peretasan.
"Itu tidak mungkin sekali peretasan dalam kasus Narasi ini dilakukan oleh sekolompok hacker yang swasta. Jadi kita juga desak kepolisian untuk ambil langkah proaktif mengusut siapa penyerangnya," katanya .
Kepolisian diharapkan proaktif untuk mengusut siapa akun akun pribadi dari pekerja Narasi itu. Kalau dilihat lebih detail, bahkan informasi yang beredar itu serangan terhadap Narasi ini dilakukan oleh orang orang dalam kepolisian.
"Saya kira dari Divisi Informatika atau Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mungkin perlu ditelusuri, karena diduga dilakukan oleh pejabat teras kepolisian melalui pemanfaatan rekanan-rekanan internal kepolisian, terutama perusahaan jasa telekomunikasi itu," ungkapnya.
3. Minta operator seluler turut bongkar peretasan ini
Dia berharap kasus serupa tidak lagi terjadi dan dibiarkan aksi peretasan terhadap data pribadi masyarakat. Tentu, perusahaan-perusahaan penyedia jasa informasi operator seluler yang digunakan perangkatnya oleh para pekerja Narasi disebut Usman harus bekerja sama dan ikut secara proaktif membongkar penyerangan terhadap akun Narasi ini.
"Termasuk, mereka harus membuka dan bekerja sama apakah ada keterlibatan orang orang kepolisian menyerang akun akunnya pekerja Narasi," katanya.
Baca Juga: Redaksi Narasi Alami Peretasan Serentak, Ini Kronologinya