Wajah Baru Sarinah, Ruang Gaya dan Maya Kekinian bagi Millennial
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mal Sarinah, berdiri megah di tengah Jakarta. Dicetuskan oleh Bung Karno di awal 1960-an. Setelah menjalani renovasi sejak 2020, kini Sarinah dibuka kembali untuk publik dengan wajah baru Sarinah pada 21 Maret 2022.
Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati mengatakan bahwa Sarinah versi baru ini dirancang agar bisa tetap relevan untuk setiap kalangan. Pihaknya berharap Sarinah bisa menjadi destinasi wajib kunjung masyarakat Indonesia, terutama millennial.
"Jadi Sarinah reborn dengan tranformasi dari mulai fisik bangunan, konsep bisnis, communication branding lalu produk-produknya diskresi ulang, tenant-tenant-nya dipilih kembali disesuaikan dengan talent list serta dari human capital," ujarnya kepada IDN Times.
Baca Juga: Erick Thohir Ganti Dirut Sarinah, Akan Ada Transformasi Baru?
1. Sarinah bagi Millennial ruang maya dan gaya
Millennial kata dia Sarinah bisa dimaknai sebagai ruang sosial dan ruang budaya, ruang maya dan ruang gaya dengan fasilitas yang ada. "Memungkinkan melakukan aktivitas yang bersifat komunitas," imbuhnya.
Dia mengatakan banyak juga tempat serupa Sarinah, namun masih product oriented. "Di sini tidak hanya product tapi juga dikaitkan dengan culture," kata Fetty.
Baca Juga: Mal Pertama di Indonesia, Ini 5 Fakta Menarik Mal Sarinah
2. Membuat millenial betah dan merasa inklusif
Editor’s picks
Sarinah juga dihadirkan kental dengan suasana heritage. Dalam wajah baru Sarinah, kata Fetty, kini ada ruang terbuka sky deck yang bisa digunakan untuk aktivitas entertainment. Mulai dari sunset chill out, pemutaran perdana film, panggung musik dan seni atau performing arts bahkan alfresco wedding party atau gatherings, exhibition, pop up stores, atau bazaar.
"Ini membuat millennial menjadi betah, menjadi inklusif tidak intimidating, menemukan ruangnya masing-masing dengan nyaman," ujarnya.
Baca Juga: 9 Potret Wajah Baru Sarinah, Resmi Dibuka Kembali!
3. Ruang terbuka di Sarinah, jawaban saat pandemik
Sky deck sendiri, kata dia, menjawab kondisi di saat pandemik COVID-19 berlangsung. Renovasi Sarinah, kata Fetty, merespons kondisi pandemik yang menyebabkan perlunya menyediakan lebih banyak ruang terbuka bagi masyarakat.
"Ruang-ruang mulai dari groundfloor sampai rooftop. Sky deck ini adalah ide yang dicetuskan dengan tidak terlalu tinggi sehingga masih bisa merasakan udara terbuka, mendegar suara mobil melihat kendaraan dan bersosialisasi dengan lebih sehat karen ruang terbuka," ujarnya.
4. Ratusan ritel mengisi Sarinah
Berdasarkan data PT Sarinah, mal pertama di Indonesia ini awalnya ingin diresmikan pada Hari Ibu 22 Desember 1965. Namun, hal itu tertunda karena situasi keamanan akibat G-30S/PKI dan baru diresmikan pada15 Agustus 1966.
Generasi pertama insan Sarinah yang melayani para tenant dan pengunjung yakni tim management front liner mendapatkan pelatihan mengelola pusat perbelanjaan dan ritel di ritel ternama Seibu di Jepang. Saat ini, ada sekitar 500 UMKM yang ada di Sarinah.