[WANSUS] Bima Arya Tetap Awasi Bogor di Tengah Berjuang Lawan COVID-19

Bima Arya mengungkap kondisi PSBB di Kota Bogor

Jakarta, IDN Times - Wali Kota Bogor Bima Arya sempat terpapar virus corona atau COVID-19. Kini Bima telah sembuh, hasil tes swab terakhir menunjukkan negatif. Sisa tujuh hari lagi dia menjalani isolasi mandiri di rumahnya. 

“Alhamdulillah ya Allah.. Hanya karena kehendak dan kuasa Allah SWT, didukung team medis dan non medis yang luar biasa dan doa dari semua, Swab terakhir hasilnya negatif. Dokter menyatakan saya sudah sembuh dari Covid 19. Seminggu ke depan masih akan isolasi di rumah saja. Ini fase pemulihan dan normalisasi. Agar Insya Allah bisa segera turun ke lapangan bersama jajaran Pemkot dan Forkopimda mengawal PSBB dan bantuan bagi warga yang membutuhkan. Ayo kita terus tebar enerji positif dan optimis! Sehat dan semangat untuk semua!” kata Bima lewat unggahan di akun Instagramnya, @bimaaryasugiarto, pada Sabtu (18/4).

Pria yang kerap disapa Kang Bima ini mempercayakan tugas-tugasnya selama sempat dirawat di RSUD Bogor hingga menjalani isolasi mandiri kepada Wakil Wali kota Bogor Dedie A Rachim. Meski begitu ternyata Kang Bima masih turut serta mengurus sejumlah urusan kota Bogor dari balik layar.

Berikut wawancara khusus IDN Times dengan Wali Kota Bogor Bima Arya.

1. Bagaimana koordinasi dengan pihak Pemerintah Kota Bogor selama Kang Bima dirawat?

[WANSUS] Bima Arya Tetap Awasi Bogor di Tengah Berjuang Lawan COVID-19Bima Arya akhirnya pulang dari RSUD Kota Bogor (Instagram/@bimaaryasugiarto)

Begitu saya dinyatakan positif semua urusan Pemkot Bogor diserahkan ke wakil wali kota, ke kang Dedie. jadi kang Dedie sebagai Pelaksana tugas wali kota. Saya serahkan sepenuhnya, percayakan sepenuhnya. Kadang-kadang 2 atau 3 hari sekali saya telepon bertukar kabar secara umum saja. Tapi gak secara detail.

Semuanya saya serahkan ke kang Dedie. Supaya pertama, saya gak banyak pikiran juga, yang Kedua, ya mereka gak direcokin juga, ya masa orang sakit itu mengoordinasikan semua secara intens, kan ga mungkin. Jadi saya bisa hanya sekali-sekali saja. Daripada sekali-sekali, mendingan kasih semuanya sama wakil wali kota. Percayakan sepenuhnya, dan saya lihat Kang Dedie menjalankan itu dengan sangat sangat baik.

Baca Juga: Pergulatan Bima Arya 22 Hari Melawan COVID-19: Antara Rindu dan Haru

2. Bagaimana Pemkot Bogor mengatasi PSBB, apakah akan berlangsung efektif?

[WANSUS] Bima Arya Tetap Awasi Bogor di Tengah Berjuang Lawan COVID-19IDN Times/Humas Pemkot Bogor

Semua tugas ke pak wakil. Saya gak ke situ dulu. Kuncinya PSBB, satu sosialisasi warga harus tahu mana yang boleh mana yang tidak boleh. Kedua pengawasan, ini yang saya pesan ke pak wakil di lapangan, jadi jangan kendor. Tapi nanti harus ada sanksi, karena pas PSBB ini gak ada sanksi buat apa juga.

Jadi yang penting adalah bantuan sosial bagi warga yang agak terbatas pergerakan dan dapurnya. Pemerintah kota mengucurkan dari APBD. Ini harus sampai ke warga, gak boleh meleset dan gak boleh ada penerima ganda.

Draft-nya perwalinya saya cek, tapi saya gak bisa cek ke lapangan. Tapi hanya sebatas itu saya tidak bisa cek ke lapangan, tapi kalau konsepnya itu saya masih tukar pikiran dan arahan, termasuk juga saya perintahkan seluruh dinas untuk review anggaran, cek ulang lagi tidak boleh mubazir. Makan, minum, operasional dan lain-lain. Kegiatan yang gak urgent, dialokasikan penting supaya kita membantu warga.

3. Tentang isu pemberhentian KRL selama PSBB bagaimana tanggapan Kang Bima?

[WANSUS] Bima Arya Tetap Awasi Bogor di Tengah Berjuang Lawan COVID-19Penumpang KRL tengah menunggu antrean kereta (IDN Times/Rohman Wibowo)

Ini sudah dikomunikasikan dengan KRL dan PT KAI juga setuju, sekarang sedang dimatangkan, sedang di bahas teknisnya seperti apa, tapi hari ini, Kamis (19/4) kita cek sudah berkurang penumpang. Tapi kita yang pikirkan jangan sampai ada urusan-urusan yang betul terhambat karena kereta tidak beroperasi, misalnya ada tenaga medis yang membutuhkan transport seperti itu, ini yang jadi pertimbangan sebelumnya.

Sudah dijabarkan secara teknis, mana yang boleh mana yang gak, berkendara sudah ada batasannya. Duduknya seperti apa dan akan ditanya juga akan ke mana, ini bedanya lockdown dan PSBB. Kalo lockdown total, PSBB pembatasan secara keterbatasan.

Baca Juga: Pesan Bima Arya Kepada Penderita COVID-19: Iman Harus Kuat!

4. Apa yang harus pemerintah lakukan selain PSBB dan perhatian kepada masyarakat yang jauh dari akses fasilitas kesehatan?

[WANSUS] Bima Arya Tetap Awasi Bogor di Tengah Berjuang Lawan COVID-19Bima Arya akhirnya pulang dari RSUD Kota Bogor (Instagram/@bimaaryasugiarto)

Pengawasan dan penindakan di lapangan, harus solid, pemerintah tidak bisa sendiri, harus dibantu oleh polisi dan teman-teman TNI. Karena kalau ada aturan tapi sifatnya imbauan gak ada artinya juga. Semakin banyak yang nakal, yang bandel semakin banyak aturan, semakin panjang masa krisis kita, semakin terpuruk kita, nanti gaji gak bisa dibayar, orang gak bisa makan dan lainnya.

Sekali lagi, kita butuh ketegasan di lapangan. Polisi, TNI, aparat bersama-sama dengan tokoh masyarakat, ini memastikan semua taat aturan. Ini juga harus masuk ke tokoh-tokoh masyarakat juga dimensi keagamaan spiritual apalagi sebentar lagi masuk ke bulan Ramadan

Memberikan pemahaman kepada warga, bahwa saat ini ibadah berbeda dengan ritual tahun-tahun sebelumnya.  Harus ada yang disesuaikan, supaya warga ikut semua, ketiga Mekanisme penyaluran bantuan kepada warga. Yang terdampak, terus terang saya kepikiran  warga yang menjadi miskin baru karena terdampak oleh COVID-19

Gak bisa sekadar imbauan. Gak semua punya Instagram, skype, terkoneksi dengan internet maka dari itu harus ke lapangan komunikasinya, itu makanya saya bilang tadi, TNI, Polri, camat, lurah, RT, RW harus sadar betul kalau mereka berperan penting.

Kota Bogor ada beberapa RS yang rujukan COVID19 , RSUD Kota bogor ada RS PMI ada beberapa RS lagi yang lain itu, sekarang hitung-hitungannya cukup kapasitasnya, yang kedua ada puskesmas dan yang ketiga sudah kita sebarkan ada layanan hotline, jika ada yang merasa gejala, kontak, silakan nanti dipandu, nanti dibimbing, tahapannya bagaimana, ke puskesmas bagaimana ke rumah sakit, bagaimana ada tahapannya.

6. Bagaimana masyarakat harus mengilhami kejadian COVID-19 ini?

[WANSUS] Bima Arya Tetap Awasi Bogor di Tengah Berjuang Lawan COVID-19Dok.Humas Jabar

Persepsi kita, pemahaman kita tentang apa yang terjadi ini menentukan sikap kita dan langkah kita. Ini harus kita yakini bahwa yang kita alami sekarang ini kejadian luar biasa, bukan sekadar fenomena lokal atau regional, tsunami di Aceh itu lokal, Ebola dia Afrika itu regional, ini (COVID-19) global, pandemi seluruh dunia, pertama.

Yang kedua, ini sesuatu yang terjadi sangat jarang sekali. Mungkin satu abad sekali, bisa jadi bencana yang panjang tidak berkesudahan, yang betul-betul bisa memberikan dampak yang signifikan, parah banget bagi umat manusia kalau kita gak mendekati ini secara serius.

Saya pelajari berbagai macam data ini satu hal yang serius. Oleh karena itu pertama, menurut saya sebelum kita berbicara hal-hal teknis mari kita tangkap pesan dari Tuhan Yang Maha kuasa. Mari kita tangkap pesan dari Allah, ini adalah ujian kita untuk lebih mendekatkan diri itu poin pertama.

Menurut saya kalau kita santai-santai saja, tidak akan ada yang berubah ini berarti menurut saya harus di-reset lagi dari nol semuanya, harus ada persepsi harus ada sikap yang berbeda, cara kita menggunakan sosial media yang mungkin sudah kebablasan, selama ini kita hidup sehat hanya instan saja.

Sekarang orang-orang yang bertahan itu adalah orang-orang yang punya sistem yang kuat, kekebalannya bukan yang instan, doping vitamin saja, banyak sekali pelajaran yang dipelajari dan saya mengajak kepada semua yang paling utama kita tangkap dulu pesan itu. Kita evaluasi semua, kita harus lebih berhati-hati, kita berpikir lagi apa yang salah selama ini, pola relasi kita dengan pencipta, pola relasi kita dengan sesama manusia, pola relasi kita dengan teknologi, itu yang paling penting menurut saya.

Kalau tidak ada kesadaran sense of urgency tadi, tidak ada kesadaran tentang tragedi ini, kita tidak akan berhasil melewati ini, baru kemudian yang kedua kita berbicara soal teknis, ikut imbauan pemerintah, selalu berhati-hati menggunakan masker dan lain-lain.

7. Pesan kepada para millenials yang sudah mulai bosan di rumah saja?

[WANSUS] Bima Arya Tetap Awasi Bogor di Tengah Berjuang Lawan COVID-19Bima Arya akhirnya pulang dari RSUD Kota Bogor (Instagram/@bimaaryasugiarto)

Yang pertama, saya ulang lagi kata-kata saya, untuk kamu yang hari ini gabut, boring, bosan di dalam rumah gak sabar pengen ke luar rumah, yakinkanlah kalau Anda keluar dan terpapar COVID-19 dan harus dirawat di rumah sakit yang paling Anda mimpikan, yang paling Anda rindukan hanya satu, pulang ke rumah.

Jadi pahami itu, gak enak, bosan di rumah tapi lebih gak enak lagi di rumah sakit, dari pengalaman saya selama 22 hari itu yang pertama. Kedua, kita perlu sebarkan energi positif, energi optimis semua, jadi hati-hati gak usah nyebarin berita-berita yang menyeramkan, buat apa kita update misalnya jumlah korban, buat apa kita update angka-angka, seperti itu tidak ada manfaatnya, buat apa kita selalu kirim berita-berita yang sangat membuat kita down, shock dan lain-lain, kita sebarkan energi optimis, positif kita.

Saya kemarin dia diajak oleh Eros Djarot untuk bergabung bersama-sama nyanyi keroyokan, untuk menyemangati semuanya. hal-hal seperti itu berpikir kreatif, inovasi kita gunakan gadget kita, kita gunakan kanal-kanal sosial media kita untuk menyebarkan energi positif dan optimis.

Menyemangati semua tenaga medis, tenaga medis perlu diberikan atensi, berikan itu, buat apa kita hanya sekadar kepo saja untuk menyoroti berita-berita di sini begitu, bagi teman-teman kreatif dan begitu banyak yang bisa kita lakukan untuk membuat kita optimis dan positif ke depan.

Baca Juga: Rindukan Canda Tawa Keluarga, Bima Arya Belum Bisa Memeluk Anaknya 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya