5 'Serangan' Politik antara Kubu Jokowi dan Prabowo

Kubu Jokowi dan Prabowo selalu ramai di media sosial

Jakarta, IDN Times - Debat pasangan capres dan cawapres 2019 belum juga dimulai, namun 'serangan' politik sudah mulai memanas. Saling sindir hingga perang tagar kubu Joko 'Jokowi' Widodo-Ma'ruf dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sering terjadi, khususnya di media sosial. 

Apa saja serangan dan sindiran-sindiran kedua kubu itu?

Baca Juga: Namanya Dicatut untuk Relawan untuk Dukung Jokowi, Soekarwo Buka Suara

1. Dari Jari hingga jadi kontroversi

Sempat beredar video seorang Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menurunkan tangan warga yang mengacungkan dua jarinya, saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan Dies Natalis ke-66 di Universitas Sumatera Utara (USU).

Dalam video tersebut terlihat seorang Paspampres menurunkan tangan seorang mahasiswa yang hendak berfoto bersama dengan Presiden. Merasa tangannya diturunkan, mahasiswa tersebut mengganti dua jarinya dengan jempol.

Video tersebut pun direspons kubu Prabowo. Sandiaga yang merupakan calon wakil presiden Prabowo, menyindir kubu Jokowi melalui video yang hampir mirip dengan peristiwa yang dialami mahasiswa USU.

“Apa saya gak boleh pencitraan? Masa jari saya diatur-atur 😁,” tulis Sandi dalam akun Instagram pribadinya, baru-baru ini.

Dalam video tersebut, Sandi sedang berdiri dengan sekumpulan orang, dan menunjukan kedua jarinya, lalu tiba-tiba seorang pria menurunkan tangan Sandi. Sembari menurunkan tangan, Sandi bertanya dengan nada menyindir: 'kenapa tangannya diturunkan?'

“Kenapa diginiin, apa karena bagian dari pencitraan,” ucap Sandi dalam video tersebut sembari di iringi tawa.

2. Dua versi lagu Potong Bebek Angsa

5 'Serangan' Politik antara Kubu Jokowi dan PrabowoInstagram/@bebeksinjaymadura

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon pernah mengunggah sindirian melalui akun Twitter pribadinya, dalam uggahan tersebut Fadli mengganti lirik lagu Potong Bebek Angsa dengan versinya pada Rabu (18/9).

Potong bebek angsa, Masak di kuali

Gagal urus bangsa, Maksa dua kali

Takut diganti, Prabowo-Sandi

Lalalalalala lalalalai

Unggahan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menjadi pembicacraan warganet, hingga Fadli Zon dilaporkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke kepolisian.

Menanggapi hal tersebut, kubu Jokowi juga memiliki versi lain dari lagu Potong Bebek Angsa. Ace Hasan Syadzily selaku Juru Bicara Tim Sukses Jokowi-Ma'ruf membalas sindiran dengan mengganti lirik lagu anak-anak tersebut dengan versinya.

Potong bebek angsa, Angsa di kuali

Ada yang terus Nyapres, Sampai beberapa kali

Selalu gagal lagi, Akhirnya tetap Jokowi

Tralala la la la la

3. Jebakan 'Batman'

5 'Serangan' Politik antara Kubu Jokowi dan Prabowopaperstreet.it

Jauh sebelum dua sindiran di atas, sindiran-sindiran lainnya sudah dilontarkan dari awal pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden. Salah satunya adalah pernyataan mengenai jebakan 'Batman yang pertama kali dilontarkan Wasekjen PAN Erwin Izharrudin kepada kubu Jokowi, karena memilih KH Ma'ruf Amin sebagai pasangannya.

Ungkapan Erwin tersebut menyusul adanya pemilihan cawapres Prabowo, yang pada akhirnya memilih mantan Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Padahal, sebelumnya mengerucut beberapa nama yang bakal mendampingi Prabowo seperti politikus Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan politikus PKS Salim Segaf Al-Jufri. Kubu Jokowi dianggap terkena jebakan 'Batman' dengan memilih calon yang sudah berumur lebih tua.

4. Jenderal Kardus hingga Kejebong dan Kampret

5 'Serangan' Politik antara Kubu Jokowi dan PrabowoFacebook/Andi Arief

Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief menuding adanya dugaan pembayaran mahar Rp500 miliar yang diberikan calon Wakil Presiden Sandiaga Uno kepada Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), demi memajukan dirinya sebagai cawapres Prabowo pada Pilpres 2019. 

Ungkapan itu dituliskan Andi melalui akun Twitternya hingga mengejutkan publik. Andi juga menggunakan istilah 'Jenderal Kardus' untuk Prabowo. Hal tersebut berbuntut panjang hingga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sempat menyindir Partai Demokrat agar menertibkan kadernya.

Istilah tersebut pun menjadi 'senjata' bagi kubu Jokowi untuk menyindir kubu Prabowo. Kata-kata 'jenderal kardus' kerap sebagai alat untuk mengolok kubu pasangan capres nomor urut 02 itu.

Tak hanya itu, muncul juga istilah lain untuk menyindir kubu Prabowo, yakni dengan kata 'kampret'. Sedangkan, kubu Prabowo menyindir kubu Jokowi dengan istilah 'kejebong'. Perang kicauan di Twitter kerap disertakan tagar kedua istilah tersebut.

5. Perang tagar di media sosial

5 'Serangan' Politik antara Kubu Jokowi dan PrabowoDok. IDN Times/Indonesia Indicator

Baik dari kubu Jokowi maupun Kubu Prabowo sepertinya memilki tagarnya masing-masing. Contohnya saja tagar #2019GantiPresiden yang diciptakan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera  dan kawan-kawan. Lalu muncul tagar tandingan dari kubu Jokowi dengan #2019TetapJokowi yang diciptakan relawan Jokowi.

Terbaru, adalah munculnya kasus hoaks Ratna Sarumpaet yang merupakan mantan anggota tim pemenangan kubu Prabowo. Ratna mengakui kebohongannya dalam kasus penganiayaan yang direkayasa. Ratna ternyata operasi wajah, bukan penganiayaan seperti yang diklaim kubu Prabowo belakangan ini. Kubu Prabowo tertampar dengan pengungkapan haoks Ratna hingga muncul tagar baru #KoalisiPlastik. 

Tak berlangsung lama, kubu Prabowo membalas dengan tagar #BapakHoaksNasional di media sosial, dengan menyertakan unggahan-unggahan janji-janji Jokowi yang tak kunjung direalisasikan pada pemerintahannya. Suhu politik pun memanas antara kedua kubu.

Konstelasi politik jelang Pilpres makin terlihat ya. Semoga tidak ada kampanye hitam di antara kedua kubu, ya guys.

Baca Juga: Hadiri Rakernas LDII, Prabowo: Saya Bukan Minta Dukungan 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya