Anak Buah Setya Novanto: Partai Golkar Support Penegakan Korupsi

Jadi mau dukung KPK atau Setnov nih?

Jakarta, IDN Times - Mangkirnya Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mendapat tanggapan dari salah satu kadernya.

Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Zulhendri Hasan menyatakan pihaknya terus mendukung upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Partai Golkar men-support upaya penegakan tindak pidana korupsi di Indonesia, tidak akan menghalang-halangi KPK, justru kita menjunjung tinggi proses hukum itu," ujar dia kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (14/11).

Namun, terkait pemanggilan terhadap Novanto besok, ia enggan berkomentar banyak. Sebab, kasus yang meyangkut Novanto tidak ada kaitannya dengan partai Golkar.

"Tidak ada kapasitas saya menyarankan beliau hadir atau tidak. Harus bedakan mana yang jadi persoalan Pak Novanto secara personal, dan mana yang jadi persoalan partai dimana Pak Novanto (menjabat) sebagai ketua umum. Ini kan persoalan personal Pak Novanto dalan kasus e-KTP," jelasnya.

Anak Buah Setya Novanto: Partai Golkar Support Penegakan KorupsiWakil Bendahara Umum Partai Golkar Zulhendri Hasan. (IDN Times/Linda Juliawanti)

Baca juga: Dalami Kasus E-KTP, Anak Buah Setya Novanto Dipanggil KPK

Sepakat dengan KPK

Zulhendri Hasan juga sepakat dengan KPK yang menyatakan bahwa pemeriksaan untuk Setya Novanto tidak memerlukan izin presiden. 

"Saya orang yang satu perspektif dengan teman-teman di KPK yang menyatakan tidak perlu izin presiden, ya. Tapi saya juga katakan kalau ada yang berpikiran lain daripada teman-teman KPK saya tidak mempermasalahkan itu," ujar Zulhendri.

Secara hukum, lanjut dia, sah-sah saja jika terdapat perdebatan pendapat terkait pelaksanaan peraturan. Namun, jika ucapan KPK terbukti benar, maka dia mendukung pimpinannya untuk mematuhi hukum

"Tapi kalau nanti setelah dibuktikan tidak berhasil berarti dia harus tunduk (datang) ke sini (KPK)," ujar dia.

Menurut dia, tak sedikit pihak yang mendesak Novanto untuk mundur dari kursi pimpinan Golkar. Dia menyatakan hal tersebut merupakan dinamika yang biasa di partai berlambang Pohon Beringin ini.

"Desakan mundur itu biasa. Dinamika dalam berpartai ya, apalagi ini partai tua, partai berpengalaman. Justru melahirkan pola pikir yang cerdas dan elegan di dalam partai semua bebas berbicara. Nah terbiasa lah partai Golkar menghadapi itu. Bukan berarti ada masalah langsung patai ini harus bubar gitu," tutupnya.

Baca juga: Pengacara Pastikan Setya Novanto Tak Akan Hadiri Panggilan KPK

Topik:

Berita Terkini Lainnya