Momen Haru Saat AM Hendropriyono Putuskan Hengkang dari Dunia Politik

"Enough is enough," kata AM Hendropriyono

Jakarta, IDN Times - Momen mengharukan terjadi dalam penetapan nomor urut Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) sebagai partai politik peserta Pemilu 2019. 

Pasalnya, Ketua Umum PKPI Abdullah Makhmud (A.M) Hendropriyono mengumumkan mundur dari posisi orang nomor satu di PKPI. Padahal, ia baru saja berhasil membawa PKPI sebagai peserta Pemilu 2019 dengan nomor urut 20. Mengapa ia mengambil langkah tersebut?

1. Putuskan pensiun dari dunia politik

Momen Haru Saat AM Hendropriyono Putuskan Hengkang dari Dunia PolitikIDN Times/Linda Juliawanti

Di hadapan ketua dan komisioner KPU serta pimpinan Bawaslu, Hendropriyono menyatakan pamit dari dunia politik setelah berhasil membawa PKPI sebagai peserta Pemilu 2019 dengan nomor urut 20.

"Satu pelajaran berharga dan menjalani perjuangan luar biasa seperti topan dan badai dan kita sampai akhirnya di seberang sini dan saya sebagai kapten kapalnya di PKPI, sudah sampai seberang sini, saya turun," ujarnya dengan mata merah dan berkaca-kaca. 

Menurutnya, tugas dia sebagai ketua umum telah selesai. Terlebih di usianya yang semakin senja, dia memilih untuk beristirahat.

"Saya cukup tua. Karena saya tertua dari seluruh ketua umum, walaupun saya masih bisa berkelahi. Maka tugas saya selesai, bawa partai ke sasaran dan saya harus tahu diri karena saya banyak tidak mengerti keadaan yang berlangsung di era liberal seperti ini," ujarnya.

Baca juga: Menang di PTUN, PKPI Melenggang di Pemilu dengan Nomor Urut 20

2. Meminta penggantinya dari kalangan anak muda

Momen Haru Saat AM Hendropriyono Putuskan Hengkang dari Dunia PolitikIDN Times/Linda Juliawanti

Terkait siapa sosok pengganti dirinya yang akan memimpin PKPI, Hendropriyono menyerahkan sepenuhnya kepada seluruh anggotanya melalui kongres luar biasa yang akan dilakukan secepatnya.

"Nanti segera PKPI gelar kongres luar biasa sehingga soal pengganti diserahkan ke kongres luar biasa. Anda lihat bagaimana PKPI ini melaksanakan Demokrasi Indonesia, Demokrasi Pancasila dengan kebhinnekaan yang ada. Kita tidak boleh diktator mayoritas juga tidak bisa menerima tirani minoritas," kata dia.

"Saya mendorong supaya PKPI melakukan kongres luar biasa sesegera mungkin dan mencari pengganti saya, orang yang masih muda," katanya lagi. 

3. Penggantinya harus orang yang merasakan langsung bimbingannya

Momen Haru Saat AM Hendropriyono Putuskan Hengkang dari Dunia PolitikANTARA FOTO/Aprilio Akbar

Hendropriyono menetapkan kriteria lain, selain penggantinya harus datang dari kalangan anak muda. Ia ingin agar penggantinya, adalah sosok yang pernah melalui bimbingannya. 

Tujuannya, agar dapat sesuai dengan visi dan misi PKPI. Sebab itu, pula keinginan pendirinya, Jenderal Purn Edi Sudrajat (alm) dan Try Sutrisno. 

"Tentu harus yang selama ini saya dan teman-teman membimbingnya. Saya harapkan yang generasi penerus bisa melanjutkan cita-cita PKPI yang didirikan oleh Edi Sudrajat dan Try Sutrisno ini, dua ikon sesepuh mendirikan PKPI setelah memisahkan diri dr Golkar," tuturnya.

4. Harapan Hendropriyono terhadap Bangsa Indonesia

Momen Haru Saat AM Hendropriyono Putuskan Hengkang dari Dunia PolitikANTARA FOTO/Aprilio Akbar

Pada kesempatan tersebut, Hendropriyono juga menyampaikan permintaan maaf kepada beberapa pihak yang merasa tersakiti oleh dirinya. 

"Saya mohon maaf dan doa sekaligus bahwa sekarang lengkaplah sudah kacamata saya untuk melihat bobot dan kualitas penyelenggara negara. Martabat dan ke arah mana bangsa dibawa. Saya harapkan kepada semua kader, tetap bersemangat dan jujur, tetap bersih, jangan terbawa arus. Karena bagaimana pun kita kalau pegang prinsip kejujuran, kita apa adanya, kita pasti menang, di manapun kita, pasti menang," pesannya.

Ia mengaku sudah cukup berkarier di dunia politik. Apalagi kini ia telah berusia 74 tahun. 

"Kalau tidak mau berhenti juga nanti diberhentikan Tuhan. Enough is enough, banyak yang mau menginginkan saya bercokol di PKP indonesia, tapi perjalanan saya cukup sampai di sini," kata dia. 

Nama Hendropriyono di dunia pemerintahan bukan sosok baru. Dia pernah menjadi Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998), Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII, Menteri Transmigrasi dan PPH dalam Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.

Selain itu, pada periode 2001-2004, dia menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Kabinet Gotong Royong. 

Baca juga: Jadi Peserta Pemilu, PKPI Konsisten Dukung Jokowi

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya