Pierhead Tol Becakayu Ambruk, Kementerian BUMN: Jangan Salahkan Waskita

Tujuh pekerja menjadi korban kecelakaan ini

Jakarta, IDN Times - Seluruh proyek infrastruktur yang dikerjakan PT Waskita Karya segera dievaluasi setelah pier head di Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) ambruk pada Selasa (20/2) dini hari.

Namun, sebelumnya pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akan melakukan investigasi guna mencari penyebab terjadinya kecelakaan yang melukai tujuh pekerja ini.

1. Proyek peninggalan investor lama

Pierhead Tol Becakayu Ambruk, Kementerian BUMN: Jangan Salahkan WaskitaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian BUMN, Ahmad Bambang, mengatakan masyarakat maupun pemerintah tak bisa menyalahkan PT Waskita Karya selaku penyelenggara proyek saja.

"Jangan dilihat itu kesalahan general, kalau pertama kali, boleh lah, tapi ini kan udah beberapa kali tuh, pier tiang itu kalau pertama kali ambruk oke lah tapi sekarang udah dari ujung ke ujung," ujar Ahmad di Kantor Waskita Karya, Selasa (20/2).  

Terlebih, ujar Ahmad, tiang yang digunakan dalam pembangunan merupakan peninggalan investor sebelumnya.

"Tiang ini lama, peninggalan investor sebelumnya yang macet. Makanya itu harus dicek total," ujarnya.

Baca juga: Kementerian PUPR: Waskita Karya Bisa Kena Sanksi

2. Waskita bukan hanya kontraktor tapi juga investor

Pierhead Tol Becakayu Ambruk, Kementerian BUMN: Jangan Salahkan WaskitaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Ahmad menyebut PT Waskita Karya bukan sekadar penyelanggara proyek dan kontraktor saja, tapi juga investor. Sehingga tak mungkin investor sengaja menggunakan kualitas yang buruk.

"Perlu disampaikan bahwa Waskita itu bukan hanya kontraktor tapi juga investor, dia membiayai sendiri. Lalu sebagai investor Anda kan bangun rumahnya sendiri kira-kira mau bikin bagus apa engga? Itu harus dipahami," tuturnya.

Dalam investasi maka perlu balik modal, karenanya Ahmad menyampaikan jika Waskita sengaja menggunakan kualitas buruk maka hanya akan merugikannya sendiri.

"Karena dia kontraktor tapi dia juga investor membiayai sendiri bukan dibayar, duitnya dia balik kalau kualitas bagus dan operasi bagus. Kalau kualitasnya jeleknya, maka biaya berdarah-darah karena pemeliharaan tahunan, yang rugi dia toh," ucapnya.

3. Bicarakan dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR

Pierhead Tol Becakayu Ambruk, Kementerian BUMN: Jangan Salahkan WaskitaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Ahmad menuturkan untuk mengkaji masalah ini, pihaknya tak bisa bekerja sendiri. Perlu koordinasi dengan kementerian lainnya.

"Kita harus koordinasi antara BUMN selaku pemerintah ya, tapi pembina teknisnya ada di Kementerian PUPR, pemilik proyeknya di Kementerian Perhubungan. Nah Waskita itu sebagai investor dan kontaktor," jelasnya.

Lebih lanjut Ahmad akan segera melakukan pertemuan dengan Kementerian terkait untuk membicarakan terkait kecelakaan kerja ini hari ini.

"Udah koordinasi, siang ini akan pertemuan tiga menteri, di kantor Menteri PUPR," tandasnya.

Untuk diketahui, pembangunan jalan tol Becakayu sempat mangkrak selama 21 tahun. PT Kresna Kusuma Dyandra Marga yang sebelumnya menjadi investor pembangunan dan mendapat konsesi pengelolaan ruas tol, sempat tak melanjutkan proyek karena dilanda krisis moneter pada 1998.

Belasan tahun lamanya, akhirnya Oktober 2014, BUMN Waskita Karya melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road mengambil alih sebagian besar saham Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Kresna Kusuma Dyandra Marga dengan nilai transaksi mencapai Rp240 miliar.

Kini, tol yang terdiri dari dua seksi dengan total panjang mencapai 21,5 km telah beroperasi pada awal November 2017 lalu setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Kecelakaan Konstruksi di Tol Becakayu, Waskita: Tidak Ada Korban Luka Berat

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya