11 Fakta yang Wajib Kamu Tahu Soal Gerhana Matahari Total 2016

2. Di mana saja gerhana matahari dapat terlihat?

Sumber Gambar: news.detik.com

Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret esok akan terjadi di Samudra Hindia dan berakhir di Lautan Pasifik dekat dengan Hawaii, Amerika sehingga Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dapat menikmati GMT di wilayah daratan.

Di Indonesia, GMT akan melintasi 12 provinsi; mulai dari Sumatera Barat, Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Bara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, hingga Maluku Utara.

Buat kamu yang berada di luar wilayah tersebut dapat menikmati gerhana matahari meski tidak total yaitu Medan (77,6 persen), Denpasar (76.44 persen), Makassar (88,54 persen), Jayapura (73,79 persen). Sementara untuk Jakarta dan pulau Jawa akan menyaksikan gerhana matahari sekitar 60-80 persen.

3. Kapan waktu tepat menikmati gerhana matahari?

Sumber Gambar: verseofuniverse.blogspot.com

Daerah Palembang, Sumatera Selatan akan melihat GMT pada pukul 07.21 WIB dan berakhir pada 08.31 WIB. Sedangkan daerah lain seperti di Palangkaraya, Kalimantan Tengah akan menikmati GMT pada pukul 07.30 WIB dan berakhir pada pukul 08.46 WIB.

Gerhana Matahari Total di Indonesia berlangsung selama 1,5 sampai tiga menit. Di pusat jalur gerhana, gerhana total terpendek terjadi di Seai, Pulau Pagai Selatan, Sumatera Barat yakni selama satu menit 54 detik dan yang terpanjang dapat dinikmati di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara, selama yakni selama tiga menit 17 detik. Adapun ketertutupan matahari di Jakarta disebut mencapai 88 persen dan mencapai puncaknya pada pukul 07.21 WIB dan berakhir pada 08.31 WIB.

4. Apakah cahaya matahari saat gerhana menimbulkan kebutaan?

Sumber Gambar: simomot.com

Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN, Thomas Djamaluddin, melihat gerhana matahari total dapat menimbulkan kebutaan merupakan mitos modern. Hal yang benar adalah cahaya matahari sehari-hari dan ketika gerhana sama-sama berbahaya, untuk itu jangan melihat matahari secara langsung karena dapat membahayakan mata, yaitu retina bisa rusak.

5. Apakah gerhana matahari bisa dilihat dengan aman?

Sumber Gambar: harianindo.com

Bisa. Kamu dapat menikmati gerhana matahari dengan menggunakan kacamata khusus yang bisa mereduksi cahaya sampai 100.000 kali. Kamu dapat membuat kacamata khusus sendiri melalui proyeksi lubang jarum.

6. Bagaimana cara membuat alat untuk melihat gerhana matahari yang aman dan benar?

Sumber Gambar: bbc.com

1. Sediakan dua kertas HVS lalu lubangi salah satunya dengan jarum. Kemudian letakkan sejajar, satu menghadap matahari, kamu akan melihat pantulan matahari di bagian kertas yang lainnya.

2. Alat lain yang dapat digunakan untuk melihat gerhana yaitu kacamata hitam atau rol film untuk foto dan juga bekas foto rontgen serta bagian dalam disket. Tetapi perlu diingat alat-alat tersebut hanya dapat digunakan untuk melihat gerhana dengan waktu yang tidak terlalu lama.

3. Cara lain yang dapat digunakan adalah melihat pantulan matahari di dalam ember ataupun kolam.

4. Atau yang paling aman adalah dengan menyaksikan siaran langsung gerhana matahari total melalui situs internet, antara lain milik Observatorium Boscha di Bandung.

Baca Juga: Setelah 21 Tahun, Kini Kamu Bisa Melihat Lagi Gerhana Matahari di Indonesia

7. Apa boleh melakukan selfie ketika gerhana matahari total?

Sumber Gambar: kaskus.co.id

Panduan untuk melihat gerhana dan berfoto selfie saat gerhana matahari sama saja, tak boleh melihat secara langsung. Ketika gerhana matahari mencapai fase total, merupakan saat yang aman melihat secara langsung, tapi harus diingat itu hanya terjadi selama satu setengah sampai tiga menit saja.

Melihat gambar matahari di layar ponsel tidak berbahaya. Namun yang menjadi kekhawatiran adalah ketika orang melihat matahari dengan mata telanjang saat mengatur komposisi foto. Jadi, lebih baik dihindari, ya.

8. Kapan gerhana matahari total akan terjadi lagi di Indonesia?

Sumber Gambar: mediaindonesia.com

Gerhana matahari total sudah beberapa kali terjadi di wilayah Indonesia sebelum 2016, yaitu pada 24 Oktober 1995, 18 Maret 1988, 22 November 1984 dan 11 Juni 1983. Gerhana matahari total akan kembali terjadi di Indonesia pada 20 April 2042 dan 12 September 2053. Tetapi wilayah Indonesia akan dilintasi oleh gerhana matahari cincin dan total secara bersamaan pada 20 April 2023 dan 25 November 2049.

9. Gerhana matahari total hanya terjadi 300 tahun sekali untuk satu daerah.

Sumber Gambar: kafeastronomi.com

Gerhana matahari total adalah peristiwa langka. Tak diketahui periode pasti fenomena tersebut akan terjadi dan berulang di satu daerah. Hanya ada hitungan pola 18-19 tahun, sesuai dengan periode Saros atau siklus gerhana. Namun, jalurnya berbeda.

Berdasarkan perhitungan kasar, gerhana matahari total hanya akan terjadi sekitar 300 tahun sekali di satu daerah. Namun wilayah Sumatera Selatan dan Bangka termasuk sangat beruntung. Gerhana matahari terakhir terjadi di wilayah ini pada 1988 dan berulang pada 2016, jadi hanya 28 tahun. Padahal di daerah lain bisa 300 tahun baru bisa kejadian kembali.

10. "Pembodohan massal" tentang gerhana matahari pernah terjadi di tahun 1983.

Sumber Gambar: aranshare.blogspot.com

Peristiwa gerhana matahari total yang paling menghebohkan adalah pada 11 Juni 1983 yang jalur totalitasnya melintasi Jawa. Pada saat itu, melalui Menteri Penerangan Harmoko menyebutkan bahwa gerhana matahari adalah fenomena yang harus dihindari karena dapat menyebabkan kebutaan. Sehingga saat itu banyak orang yang justru ketakutan dan memilih bersembunyi di dalam rumah daripada menikmati fenomena langka tersebut.

11. Bagaimana penampakan langit saat terjadi gerhana Matahari total?

Sumber Gambar: sains.kompas.com

Saat terjadi gerhana matahari total, sebagian besar wilayah akan menjadi gelap. Hal ini dapat dilihat dari ilustrasi gambar di atas.

Jadi, sudah siapkah kamu untuk melihat fenomena langka yang hanya bisa dilihat di bumi pertiwi ini?

Baca Juga: 18 Fenomena Alami Bumi Ini Bisa Bikin Kamu Takjub dan Merinding!