"Pamer" Kesuksesan Proses Demokrasi di Bali Democracry Forum (BDF)

Indonesia, sekali lagi, akan menjadi pusat perhelatan acara internasional yang mempertemukan lebih dari 100 delegasi negara sahabat. Bali Democracy Forum, atau biasa disingkat BDF, merupakan Forum tahunan yang pertama kali diadakan sejak era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2008. Acara yang biasa diadakan bulan Desember ini akan kembali diadakan yang ke-8 kalinya pada 10 hingga 11 Desember nanti.

Acara yang direncanakan akan dihelat di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) ini telah mengundang 127 negara dan tujuh organisasi internasional. Dari jumlah tersebut sebanyak 58 negara dan tiga organisasi internasional mengonfirmasi kehadirannya. Dari jumlah tersebut sebanyak enam negara menyatakan kehadiran setingkat menteri dan 10 negara di tingkat wakil menteri. 

Sumber Gambar: bobcarrblog.wordpress.com
Ada yang berbeda dari pelaksanaan BDF kali ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kali ini BDF akan dibawakan sebagai pertemuan setingkat menteri bukan tingkat kepala negara atau kepala pemerintahan. Padahal, pada tahun 2011 dianggap merupakan pertemuan BDF paling berhasil karena berhasil karena telah berhasil mengumpulkan beberapa kepala negara seperti Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Presiden Turki Reccep Tayip Erdogan, mantaN Presiden Korsel Lee Myung Bak, hingga mantan PM Australia, Julia Gillard.

BDF merefleksikan keberhasilan Indonesia dalam menciptakan sebuah ruang demokrasi dengan nilai ke-Indonesiaan yang sebelumnya Indonesia dipandang sebagai salah satu negara tidak paling demokratis. Pada BDF kali ini, Indonesia juga memiliki agenda utama untuk pengimplementasian hasil diskusi yang telah dilakukan pada tujuh pertemuan sebelumnya. Pelaksanaannya yang bertepatan dengan sehari  setelah pelaksanaan pilkada serentak di Indonesia juga dapat menjadi momentum untuk mengenalkan demokrasi Indonesia yang makin matang. 

Sumber Gambar: beritasatu.com
Meski demikian, Kementrian Luar Negeri RI menyatakan bahwa meskipun bukan pertemuan tingkat kepala negara dan tidak akan dihadiri oleh Presiden Jokowi, acara BDF kali ini tetap akan memiliki semangat yang sama yakni membahas pembangunan demokrasi di kawasan Asia Pasifik hingga mempromosikan dan membangun kerja sama internasional di bidang perdamaian dan demokrasi melalui dialog yang bersifat saling berbagi pengalaman. Kehadiran masyarakat sipil sebagai pihak grass root juga diharapkan makin menambah perspektif yang ada sehingga hasil dari BDF dapat dirasakan semua pihak.

Sumber Gambar: formatnews.com
Sebagai pemuda yang hidup di negara dengan tingkat pluralitas tinggi, kita juga dituntut untuk ikut andil dalam proses demokratisasi ini, lho. Melalui BDF ini kita bisa berbagi kepada negara yang baru saja melalui proses demokrasi seperti Myanmar. Dengan berperan serta dalam pengenalan ini, kita tentu akan menjadi lebih bangga kepada tanah air tercinta karena kita juga turut aktif dalam berbagai dialog yang membangun citra baik Indonesia di dunia internasional.