Ombudsman Minta Riwayat Perjalanan Pasien COVID-19 di Jambi Diungkap

Satu orang di Jambi positif virus corona

Jambi, IDN Times - Pemerintah telah mengumumkan ada satu orang pasien positif COVID-19 atau virus corona di Provinsi Jambi. Hingga kini riwayat perjalanan pasien itu belum terungkap ke publik. Banyak yang khawatir, terutama di Tebo, bila pasien tersebut ternyata adalah pejabat yang baru saja bersama mereka.

Kekhawatiran makin besar ketika Rabu (25/3) dini hari, satu orang yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) meninggal dunia. Pemerintah melalui Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jambi pun belum mengumumkan seperti apa riwayat perjalanan ODP yang meninggal tersebut.

1. Ombudsman sayangkan ketertutupan informasi kasus COVID-19 di Jambi

Ombudsman Minta Riwayat Perjalanan Pasien COVID-19 di Jambi Diungkap(Dok. BNPB)

Menanggapi ketertutupan informasi pada kasus COVID-19 di Jambi ini, Jafar Ahmad selaku Kepala Ombudsman Perwakilan Provinsi Jambi menyayangkan tindakan tersebut. Menurut dia, juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Jambi yang memiliki wewenang menjelaskan persoalan ini, segera mungkin menjelaskan perkembangan terbaru kasus virus corona ini.

Riwayat perjalanan seseorang yang sudah dinyatakan telah terjangkit virus corona juga merupakan informasi publik. "Salah satu yang amat penting adalah contact tracing, untuk memastikan publik mengetahui pihak mana saja yang diwaspadai ikut menjadi ODP, sehingga bisa menjaga interaksi yang sehat dengan mereka," kata Jafar, Rabu (25/3).

Baca Juga: [BREAKING] Pasien Positif Virus Corona Bertambah Menjadi 893 Kasus

2. Ombudsman tak pernah dapat informasi perkembangan terbaru

Ombudsman Minta Riwayat Perjalanan Pasien COVID-19 di Jambi Diungkap(Dok. BNPB)

Untuk itu, Jafar mendorong agar seluruh informasi yang dibutuhkan publik, khususnya masyarakat Jambi, segera dirilis. Itu pernah diusulkan pada 27 Januari 2020, jauh sebelum kepanikan ini terjadi. Ombudsman meminta membentuk crisis center yang menjadi pusat informasi tentang virus corona di Jambi.

Pusat informasi inilah yang harus selalu update apapun terkait virus corona, termasuk hoaks yang beredar. "Tidak ada gunanya menahan. Dengan menahan informasi seperti itu, justru memunculkan kepanikan yang kadang tidak logis," kata dia.

Satu hari setelah disampaikan, crisis center ini langsung dibentuk dinas kesehatan. Tapi hingga kini, kata Jafar, pihaknya tak pernah mendapat update perkembangan.

3. Masyarakat cenderung berspekulasi jika tidak dapat kepastian informasi

Ombudsman Minta Riwayat Perjalanan Pasien COVID-19 di Jambi DiungkapIlustrasi petugas medis berada di dalam ruangan Respiratory Intensive Care Unit. (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Menurut Jafar, Tim Gugus Tugas COVID-19 Jambi perlu segera menyampaikan informasi terbaru terkait perkembangan virus corona. Hal itu mengingat masyarakat cenderung berspekulasi jika tidak mendapatkan informasi yang pasti dari pihak berwenang.

Dampak lanjutannya, masyarakat akan menebar hoaks, baik itu di dunia nyata maupun melalui media sosial.

"Yang berwenang memang seharusnya melakukan pemutakhiran berkala dan mempublikasikan perkembangan keadaan berdasarkan tingkat kedaruratan. Terutama di area-area rawan, agar bisa memberikan kewaspadaan dan ketenangan bagi publik," kata Jafar.

 

(Berita Ini adalah hasil liputan kolaborasi jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen Kota Jambi)

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN : Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com.

https://www.youtube.com/embed/65THHCh3fGY

Baca Juga: 5 Cara Menangani Jenazah Pasien Virus Corona, Harus Bungkus Plastik

Topik:

  • Rochmanudin
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya