Wisudawati Terbaik IAI Tebo Isolasi Diri Usai Salaman dengan Pejabat

Pemda didesak buka riwayat perjalanan pasien COVID-19

Jambi, IDNTimes - Masyarakat Kabupaten Tebo dilanda keresahan, setelah satu orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona atau COVID-19 di Provinsi Jambi. Mereka khawatir orang yang terinfeksi COVID-19 adalah pejabat publik yang baru saja ditemui di sebuah acara.

Masyarakat tidak menyalahkan adanya orang yang terinfeksi. Mereka meminta agar catatan riwayat perjalanan yang positif virus corona dibuka ke publik. Tujuannya agar yang merasa bersentuhan selama ini dengannya bisa mengambil keputusan, semisal isolasi diri. Keresahan ini salah satunya disampaikan Meri Rusman Juli, wisudawati terbaik pada saat wisuda Institut Agama Islam (IAI) Tebo.

1. Isolasi mandiri dilakukan tanpa diminta pemerintah

Wisudawati Terbaik IAI Tebo Isolasi Diri Usai Salaman dengan PejabatPersonel Satgas Mobile COVID-19 memeriksa kondisi pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di ruang isolasi Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Pada saat itu, Meri bersama orangtuanya, sempat berjabat tangan dengan seorang pejabat publik pada acara itu, yang kini santer disebut-sebut sebagai orang yang positif terinfeksi virus corona. Mereka bersalaman dengan pejabat itu saat penyerahan penghargaan pada acara Wisuda XVII tersebut.

Meri sangat bangga pada saat itu. Tapi kini muncul kekhawatiran pada dirinya dan juga orangtuanya, dan bertanya-tanya dalam hati, apakah orang yang mereka salami itu yang positiv COVID-19. Saat ini, kondisi Meri baik-baik saja. Ia tidak merasakan gejala umum terinfeksi virus corona, seperti demam, sesak napas, batuk, dan yang lainnya. Begitu juga dengan orangtuanya.

Namun ia akhirnya mengisolasi diri bersama orangtuanya. Ia menyebut ini keputusan terbaik yang saat ini bisa dilakukan. Isolasi diri ini inisiatif mereka sendiri, bukan karena diminta pemerintah setempat maupun dinas kesehatan setempat. Bila memang pasien yang positif COVID-19 itu adalah pejabat yang mereka salami, keputusan yang diambil bisa berbeda lagi.

Sementara, salah seorang civitas akademika di IAI Tebo juga menceritakan saat acara wisuda itu ia juga dekat dengan pejabat tersebut. Bahkan, saat itu beberapa orang petinggi IAI Tebo hadir. Di ruangan pada saat saat wisuda digelar pada Sabtu (14/3), ada lebih dari 100 orang di ruangan itu. Beberapa hari setelahnya pejabat itu demam dan dibawa ke rumah sakit, hingga dirujuk ke Jambi.

Baca Juga: 5 Cara Menangani Jenazah Pasien Virus Corona, Harus Bungkus Plastik

2. Kabar pejabat Tebo Positif COVID-19 beredar di media sosial

Wisudawati Terbaik IAI Tebo Isolasi Diri Usai Salaman dengan PejabatPara penumpang memakai masker terlihat di ruang tunggu untuk kereta menuju Wuhan di Stasiun Kereta Api Beijing Barat, menjelang Tahun Baru Imlek di Beijing, Tiongkok, pada 20 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Kabar pejabat Tebo yang positif virus corona ini menghebohkan masyarakat Tebo sejak Senin (23/3) pagi. Informasi disebarkan di banyak media sosial. Pada sore harinya, pemerintah pusat mengeluarkan data adanya warga di Provinsi Jambi positif COVID-19. Respons masyarakat pun langsung ramai.

Masyarakat berspekulasi sendiri. Data dari pemerintah pusat itu dikaitkan mereka sendiri dengan informasi yang beredar sebelumnya, bahwa yang positif COVID-19 itu adalah seorang pejabat di Tebo.

Masyarakat maupun yang pernah kontak dengan yang bersangkutan kini menjadi waswas karena rentan terpapar. Terlebih karena informasi yang diperoleh masyarakat dan beredar luas di media sosial, ada sejumlah kegiatan dihadiri pejabat tersebut beberapa hari sebelum masuk rumah sakit.

Acara itu mulai dari pengukuhan pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tebo, bimbingan teknis fasilitasi pemilihan kepala desa untuk 30 desa di Tebo, dan wisuda sarjana Institut Agama Islam (IAI) Tebo yang dihadiri dari 100 orang lebih. Termasuk, pertemuan sejumlah anggota DPRD Provinsi Jambi, dan juga DPRD Tebo.

3. Pemkab Tebo minta masyarakat lebih waspada

Wisudawati Terbaik IAI Tebo Isolasi Diri Usai Salaman dengan PejabatMobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk membantu proses penyemprotan cairan disinfektan. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Wakil Bupati Tebo Syahlan yang merupakan Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Tebo, menyebut ada kemungkinan pejabat publik Tebo, terinfeksi COVID-19. Namun pihaknya belum menerima surat resmi dari Gugus Tugas Provinsi Jambi.

Ia hanya mengimbau agar masyarakat lebih waspada lagi menjaga kesehatan, serta mengurangi interaksi dengan masyarakat luas, dan menghindari keramaian. Selain itu, Pemkab Tebo mengimbau agar masyarakat Tebo tenang dan tidak panik.

4. Terinfeksi COVID-19 bukan aib, GP Ansor Tebo desak keterbukaan pemerintah kabupaten

Wisudawati Terbaik IAI Tebo Isolasi Diri Usai Salaman dengan Pejabat(IDN Times/Arief Rahmat)

Desakan agar membuka catatan perjalanan yang positif virus corona kemudian mengemuka dari kelompok masyarakat. Satu di antaranya disampaikan oleh Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Tebo, beserta Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU).

Menurut mereka, Pemkab Tebo saat ini lamban menginformasikan benar atau tidak pasien yang positif COVID-19 tersebut adalah Sekda Tebo. Mereka khawatir bila informasi catatan perjalanan yang positif virus corona tidak dibuka, nantinya akan menimbulkan persoalan yang lebih besar, pada aspek kesehatan dan juga keselamatan masyarakat.

Ketua GP Ansor Tebo Fadhlin Hafizi mengatakan semestinya harus ada keterbukaan dari Pemkab Tebo dan harus memberanikan diri mengakui benar atau tidak, pasien yang positif COVID-19 tersebut adalah pejabat di Tebo. Dia menyebut terinfeksi COVID-19 bukanlah sebuah aib.

"Untuk antisipasi kita bersama jika seumpama benar pasien positif corona itu pejabat Tebo. Setidaknya ada upaya yang harus dilakukan Pemkab Tebo dan dinas terkait," kata Fadhlin.

Kini bahkan bahkan muncul petisi online, yang berjudul Buka Riwayat Perjalanan Pasien Positif COVID-19. Petisi itu mendesak agar Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Jambi segara membuka kepada publik catatan perjalanan pasien positif COVID-19. Informasi soal penyebaran virus corona dalam petisi itu, merupakan hak publik.

Selain itu, disebutkan juga dalam petisi, seharusnya publik mendapat informasi yang jelas agar bisa membantu mereka mengambil keputusan terbaik demi keselamatan mereka.

“Kami tidak meminta supaya identitas pasien COVID-19 dibuka, kami hanya meminta supaya riwayat perjalanannya segera diumumkan ke publik,” tulis di petisi tersebut.

 

(Berita Ini adalah hasil liputan kolaborasi jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen Kota Jambi)

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN : Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com.

https://www.youtube.com/embed/eFLpdE7HfWQ

Baca Juga: Lawan Corona, Warga Desa Tegalsari Buat Bilik Sterilisasi Murah Meriah

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya