295 Orang Meninggal Akibat COVID-19 Hari Ini, Jateng Paling Banyak

DKI Jakarta sumbang kasus positif COVID-19 tertinggi

Jakarta, IDN Times - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan ada penambahan 295 kasus kematian akibat virus corona hari ini, Kamis (14/1/2021). Sedangkan, sebanyak 11.557 kasus positif baru, sehingga total kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 869.600 kasus.

DKI Jakarta menyumbang kasus baru tertinggi dengan 3.165 kasus. Disusul Jawa Barat dengan 2.201 kasus dan Jawa Tengah dengan 1.497 kasus.

1. Kasus kematian akibat COVID-19 bertambah 295 hari ini

295 Orang Meninggal Akibat COVID-19 Hari Ini, Jateng Paling BanyakProses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 di TPU Pondok Ranggon pada Selasa (16/9/2020). IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati

Ada penambahan 295 kasus kematian akibat pandemik COVID-19 di Tanah Air dalam 24 jam terakhir. Adapun total kasus kematian akibat virus corona adalah 25.246 kasus.

Berdasarkan laporan harian Satgas Penanganan COVID-19. Angka kematian baru tertinggi berada di Jawa Tengah dengan 88 kasus. Empat provinsi lainnya dengan catatan kasus kematian tertinggi adalah Jawa Timur (69 kasus), DKI Jakarta (43 kasus), Kalimantan Timur (14 kasus), Lampung (13 kasus), dan Jawa Barat (11 kasus).

2. Ada 7.741 kasus sembuh dari COVID-19 hari ini

295 Orang Meninggal Akibat COVID-19 Hari Ini, Jateng Paling BanyakIlustrasi seorang pasien COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica

Satgas Penanganan COVID-19 menyatakan 7.741 orang sembuh dari COVID-19 hari ini. Total kasus sembuh di Indonesia kini mencapai 711.205 kasus.

DKI Jakarta menyumbang kasus kesembuhan tertinggi hari ini dengan 2.075 kasus. Empat provinsi lain dengan angka kesembuhan tertinggi adalah Jawa Barat (1.370 kasus), Jawa Tengah (1.141 kasus), Jawa Timur (778 kasus) dan Sulawesi Selatan (495 kasus).

3. Telah terbukti COVID-19 menular melalui airborne

295 Orang Meninggal Akibat COVID-19 Hari Ini, Jateng Paling BanyakIlustrasi (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet (cairan terkecil melalui saluran pernapasan) kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan terkecil dari alat pernapasan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Topik:

  • Margith Juita Damanik
  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya