Budiman Sudjatmiko: Saya Menolak NKRI Harga Mati!

Wah apa maksudnya ya?

Jakarta, IDN Times - Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, secara terang-terangan mengatakan dirinya menolak pernyataan NKRI Harga Mati. Hal ini disampaikan Budiman dalam acara #DebatKeren yang berlangsung di Auditorium Kampus Visinema, Cilandak Timur, Jakarta Selatan.

Debat berlangsung antara Budiman dan pendiri WatchDoc, Dandhy Dwi Laksono, pada Sabtu (21/9) dengan mengusung tema #DebatKeren Nasionalism and Separatism: Questions on Papua.

1. Budiman tolak NKRI harga mati

Budiman Sudjatmiko: Saya Menolak NKRI Harga Mati!IDN Times/Margith Juita Damanik

Dalam debat yang berlangsung, Budiman tegas mengatakan dirinya menolak NKRI harga mati. Hal ini disebutnya tidak menjadi dalilnya untuk berada di sisi mempertahankan Papua sebagai bagian dari Indonesia.

"Ketika saya menghadapi persoalan ini, saya tidak berpegang pada NKRI harga mati, gak. Bukan," kata Budiman.

"Saya menolak NKRI harga mati. Saya melihat NKRI modal awal yang mutlak dan perlu," kata dia lagi.

Baca Juga: KNPI Ajak Millennial Bandung Pahami Nilai Nasionalisme dan NKRI

2. NKRI harus dikembangkan, bukan dimatikan

Budiman Sudjatmiko: Saya Menolak NKRI Harga Mati!IDN Times/Margith Juita Damanik

Menurut Budiman, NKRI bukan hasil akhir. Justru menurutnya NKRI adalah titik start untuk Indonesia yang seharusnya dikembangkan bukan dimatikan.

"Dia harus dikembangkan bukan dimatikan. Tapi modal yang hidup," kata Budiman. "Artinya sekarang tidak boleh kurang, tapi sekarang belum cukup," lanjut dia.

3. Dandhy pertanyakan maksud modal yang disebutkan Budiman

Budiman Sudjatmiko: Saya Menolak NKRI Harga Mati!IDN Times/Margith Juita Damanik

Menjadi lawan debat Budiman, Dandhy mempertanyakan istilah modal awal yang digunakan Budiman. "Modal untuk apa ya?", tanya Dandhy yang ditemui usai debat.

Menurut Dandhy, Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, pernah menggunakan kata-kata yang sama ketika menyebutkan Aceh sebagai daerah modal. Tepatnya ketika Indonesia sudah tinggal Yogyakarta karena Agresi Militer I dan II.

Indonesia katanya kala itu sudah tidak punya wilayah, karena Yogyakarta sudah diduduki oleh Belanda. Hal ini membuat Sukarno menyebut Aceh daerah modal dan memohon agar Aceh mau menjadi bagian Indonesia.

"Bung Budiman ini Soekarnois sekali memang," kata Dandhy. "Saya gak ngerti Indonesia ini modal ke mana? Mau ekspansi seperti ke Solomon kayak yang Bung Hatta takutkan? Saya bingung," kata Dandhy.

Baca Juga: Bendera Bintang Kejora di Depan Istana, Menkunham: Papua Bagian NKRI

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya