Catat! Ini 10 Tren Teknologi Baru di Era Pandemik Versi Menristek

Ingat, startup gak cuman soal bisnis, lho

Jakarta, IDN Times – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan sepuluh tren teknologi yang menjadi peluang baru bagi startup di Indonesia. Terutama dalam kondisi new normal atau tatanan kenormalan baru yang berlaku sesudah pandemic COIVD-19.

Kesepuluh tren ini menurut Menristek bahkan tidak hanya akan berlaku di masa darurat pandemik COVID-19 namun bisa menjadi masa depan baru perusahaan atau startup, baik di Indonesia maupun secara global.

1. Sepuluh tren baru teknologi di masa pandemik

Catat! Ini 10 Tren Teknologi Baru di Era Pandemik Versi Menristekidn media

Sepuluh tren yang mulai bermunculan di masa pandemik COVID-19 menurut Menristek adalah belanja daring, pembayaran digital, teleworking (work from home), telemedicine, tele-education and training, hiburan daring, rantai pasokan atau supply chain 4.0, 3D printing, robot dan drone, serta teknologi 5G dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

"Sepuluh tren ini jangan kita lihat sebagai darurat, justru harus kita lihat sebagai the new normal atau the new future,” kata Bambang dalam paparannya dalam Live Streaming bertajuk Life After Pandemik COVID-19 yang ditayangkan di kanal YouTube IDN Times, Kamis (11/6).

“Karena ini adalah bagian dari Revolusi Industri Keempat," kata dia lagi. Kesepuluh tren tersebut menurut Menristek justru perlu dibiasakan agar menajdi mainstream.

Baca Juga: Menristek Prediksi Vaksin COVID-19 Tersedia di Indonesia Maret 2021

2. Telemedicine dan sejumlah inovasi sudah diaplikasikan di Indonesia

Catat! Ini 10 Tren Teknologi Baru di Era Pandemik Versi MenristekIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Menristek menyampaikan, inovasi telemedicine telah dicoba diaplikasikan di Indonesia. Bentuknya adalah Robot Medical Assistant ITS - Airlangga (RAISA) yang dikembangkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA).

"Salah satu temuan riset COVID-19 dari ITS, robot yang bisa mensubstitusi perawat, memberikan makan, memberikan obat, sampai mengecek infus itu bisa dilakukan oleh robot sehingga perawat tidak perlu terlalu sering bertemu pasien karena sering bertemu pasien berarti eksposur terhadap Covid juga semakin tinggi," ujar Menristek.

Selain itu tren yang juga sedang massif berkembang adalah belanja dari dengan pembayaran digital. Tren satu ini bahkan disenangi tak hanya oleh kalangan millennials tapi sampai ke kalangan ibu-ibu pun turut ikut melakukan.

“Ini berarti logistik sudah jalan," kata Bambang.

3. Ingatkan kaum muda, startup bukan hanya bidang bisnis saja

Catat! Ini 10 Tren Teknologi Baru di Era Pandemik Versi MenristekAktivitas di Laboratorium Nusantics (Dok.Istimewa/East Venture)

Bambang mendorong kaum muda untuk tidak hanya melihat startup dalam lingkup bisnis berbasis daring saja namun juga mulai melihat bidang-bidang lain yang sudah harus menerapkan teknologi terbaru. Termasuk di bidang genome bernama Nusantics yang didukung oleh Kemenristek/BRIN serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Nusantics saat ini telah berhasil merancang Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) test kit untuk deteksi COVID-19 yang akan diproduksi massal oleh PT Bio Farma.

"Startup itu tidak hanya untuk on demand atau startup untuk e-commerce atau digital payment tapi juga startup di bidang kesehatan bahkan ada startup di bidang vaksin dengan tentunya pendekatan teknologi yang baru jadi dia tidak hanya sekadar membuat vaksin tapi mengembangkan metode baru dalam pengembangan vaksin," ujar Bambang.

Dia juga mendorong setiap startup untuk semakin banyak menciptakan aplikasi digital dengan mempertimbangkan sepuluh tren baru new normal yang disebutkan.

"Yang kita butuhkan sekarang adalah aplikasi. Semakin banyak aplikasi yang bisa meminimalisir kontak langsung dan tentunya harus sesuai dengan peraturan perundangan,” kata Bambang. “Intinya bagaimana kita membuat aplikasi yang bisa meminimalisir kontak langsung dalam berbagai hal, bagaimana yang sepuluh tadi bisa dijalankan secara sempurna atau secara mulus," lanjut dia.

Baca Juga: Menristek Dukung Metode Terapi untuk Pulihkan Pasien COVID-19

4. TIK kini bukan lagi sebuah kemewahan

Catat! Ini 10 Tren Teknologi Baru di Era Pandemik Versi MenristekMenteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro (Tangkap layar Webinar IDN Times)

Bambang menilai, teknologi informasi dan komunikasi kini bukan sebuah kemewahan. Justru dia menyebutkan hal itu menjadi kebutuhan masyarakat. Bambang menilai pemerintah dan masyarakat perlu melihat infrastruktur bagi teknologi informasi komunikasi (TIK), termasuk akses internet menjadi infrastruktur dasar sama seperti jalan raya dan pembangkit listrik.

"Mungkin sepuluh tahun yang lalu bicara infrastruktur TIK sebagai kebutuhan dasar orang akan bertanya-tanya dimana kebutuhan dasarnya, bukannya itu luxury? Sekarang sudah menjadi kebutuhan dasar sama derajatnya dengan kita membuat jalan, membuat bandara, maupun membuat pembangkit dan transmisi listrik dan transmisi,” kata Bambang.

“Kemudian untuk memperkuatnya perlu ada tingkat adaptasi yang lebih tinggi. Infrastruktur harus diperbaiki. Investasi swasta dan publik harus diperkuat dan otomatis juga sumber daya manusianya. Saya yakin millennials di sini bisa menutupi masih rendahnya SDM dalam penguasaan teknologi digital plus tentunya skema pembiayaan," lanjut dia lagi.

Baca Juga: Jubir Luhut: Kita Harus Jujur, dengan Teknologi RKEF China Lebih Cepat

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya