Dear Ayah dan Bunda, Ada Pesan Nih dari Mas Menteri Nadiem Makarim

Ada dari pesan terkait pembelajaran tatap muka

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim menyampaikan pesan kepada orangtua bahwa keputusan tentang dimulainya aktivitas pembelajaran tatap muka di wilayah yang tergolong zona kuning dan hijau selama masa pandemik COVID-19 tetap di tangan orangtua.

Ada tiga poin yang diingatkan Nadiem sebagai seorang menteri dan orangtua terkait pembelajaran tatap muka tersebut.

"Bahwa relaksasi zona kuning dan hijau itu semua kuncinya keputusan ada di orangtua," ujar Mendikbud menyampaikan salah satu pesan lewat video berdurasi lebih dari dua menit yang diunggah lewat kanal YouTube Kemendikbud RI pada Sabtu (8/8/2020).

1. Keputusan pembelajaran tatap muka tergantung dari izin orangtua

Dear Ayah dan Bunda, Ada Pesan Nih dari Mas Menteri Nadiem MakarimANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Dia mengingatkan pelajaran tatap muka yang sudah boleh diberlakukan di zona kuning dan hijau harus melalui persetujuan orangtua lewat komite sekolah. "Dan bahkan kalau sekolah itu mau melakukan tatap muka dan sudah akan membuka, masing-masing orangtua anak boleh tidak memperkenankan anaknya masuk ke dalam sekolah kalau mereka belum nyaman," ujar Nadiem.

"Dan mereka diperbolehkan melanjutkan PJJ jika orangtuanya tidak memberikan izin untuk masuk sekolah tatap muka," sambungnya.

Baca Juga: Siap-siap Sekolah, Nadiem Izinkan Belajar Tatap Muka di Zona Kuning!

2. Protokol kesehatan yang berlaku di zona hijau dan kuning akan diperketat

Dear Ayah dan Bunda, Ada Pesan Nih dari Mas Menteri Nadiem MakarimIlustrasi siswa SD mengenakan masker (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

"Dan yang kedua ingin saya ingatkan bahwa pada saat sekolah melakukan pembelajaran tatap muka kondisi protokol kesehatannya sangat ketat," ujar Mas Menteri, begitu Nadiem akrab disapa.

Masing-masing rombongan belajar (rombel) atau kelas diingatkan Nadim hanya berkapasitas maksimal 50 persen dari kapasitas kelas normal. Artinya setiap sekolah kemungkinan besar harus melakukan rotasi atau shifting bagi para siswanya.

"Dan juga tidak ada lagi aktivitas kantin, berkumpul, ekstrakurikuler yang akan ada resiko interaksi antara masing-masing rombel," kata Mendikbud. Protokol kesehatan seperti penggunaan masker wajib cuci tangan dan juga berbagai macam checklist ketat harus terus dilakukan oleh masing-masing sekolah.

3. Wilayah 3T Indonesia sulit untuk melakukan PJJ

Dear Ayah dan Bunda, Ada Pesan Nih dari Mas Menteri Nadiem MakarimMenteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarin (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Nadiem mengingatkan wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) Indonesia sulit melakukan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) terutama dengan metode daring seperti yang dilaksanakan selama masa pandemik COVID-19 ini.

"Bahwa 88 persen dari pada daerah 3T, terluar, tertinggal di Indonesia yang sangat sulit untuk bisa melakukan PJJ itu ada di zona kuning dan hijau. Daerah-daerah yang tidak bisa melaksanakan PJJ bisa mulai melakukan tatap muka agar mereka tidak ketertinggalan dari sisi pembelajaran," kata Nadiem.

Baca Juga: Ada Mispersepsi, Mas Menteri: Pembelajaran yang Baik Tetap Tatap Muka

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya