IMS 2020: 5 Fakta Nurdin Abdullah, Guru Besar Jadi Gubernur Sulsel

Simak visinya di Indonesia Millennial Summit 2020

Jakarta, IDN Times - Salah satu kepala daerah yang tak jarang menjadi sorotan adalah Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, meski memiliki kinerja baik. 

Nurdin pertama kali dikenal saat menjadi Bupati Bantaeng selama 10 tahun (2008-2018). Dia banjir pujian karena terobosannya membawa pertumbuhan ekonomi Bantaeng dari 4,7 persen menjadi 9,2 persen dalam tujuh tahun memimpin.

Berikut fakta-fakta gubernur kelahiran Parepare, 7 November 1963 yang akan menjadi pembicara acara Indonesia Millennial Summit 2020, yang digelar IDN Times di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta, pada 17-18 Januari 2020.

1. Berasal dari keluarga militer

IMS 2020: 5 Fakta Nurdin Abdullah, Guru Besar Jadi Gubernur SulselGubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. (IDN Times/Asrhawi Muin)

Nurdin adalah sulung dari enam bersaudara. Sang ayah, Andi Abdullah, yang mengabdikan diri di militer adalah keturunan Raja Bantaeng. Sedang ibundanya, Nuraeny, merupakan ibu rumah tangga dan berasal dari Soppeng.

Nurdin menikah dengan Liestiaty F Nurdin atau yang akrab disapa Lies pada 11 Januari 1986. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan dan dua anak laki-laki serta dua cucu.

Baca Juga: IMS 2020: Ketua BEM UGM Atiatul Muqtadir Terinspirasi Orang Tua

2. Menikah ketika masih berstatus mahasiswa

IMS 2020: 5 Fakta Nurdin Abdullah, Guru Besar Jadi Gubernur Sulsel(Instagram @profandalan)

Kisah perjalanan asmara Nurdin dengan sang istri cukup menarik.  Nurdin dan Lies memutuskan menikah muda, kala berusia 23 tahun saat keduanya masih berstatus mahasiswa. Lies saat itu merupakan puteri dari Rektor Universitas Hasanuddin Profesor Fachruddin.

Pernikahan Nurdin kala itu tanpa uang panai atau uang hantaran kepada mempelai wanita. Uang pinai merupakan salah satu syarat tradisi adat Bugis-Makassar yang biasanya tidak kecil nominalnya.

3. Belajar ilmu pertanian hingga ke Jepang

IMS 2020: 5 Fakta Nurdin Abdullah, Guru Besar Jadi Gubernur Sulsel(Dok. IDN Times/Istimewa)

Sebelum masuk ke jajaran pemerintahan, Nurdin merupakan seorang akademisi di bidang pertanian. Dia sempat mengajar di Universitas Hasanuddin, Makassar. Nurdin dikukuhkan sebagai guru besar dan menjadi satu-satunya bupati dan gubernur di Indonesia yang berlatar profesor.

Nurdin menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin pada 1986. Dia lalu mengejar gelar master dan doktor di Universitas Kyushu, Jepang.

Surat keputusan jabatan guru besar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Nurdin dikeluarkan pada 2008. Namun karena berbagai kesibukan, ia baru sempat memberikan orasi ilmiahnya di depan senat Unhas pada 2017.

4. Aktif di perusahaan asing sebelum menjadi gubernur

IMS 2020: 5 Fakta Nurdin Abdullah, Guru Besar Jadi Gubernur Sulsel(IDN Times/Ashrawi Muin)

Tak hanya sebagai politikus dan akademisi, Nurdin juga dikenal sebagai seorang wirausahawan. Usai menamatkan pendidikannya, ia langsung mendapat kepercayaan dari investor Jepang mendirikan industri pengolahan kayu menjadi Batsudah, tempat penyimpanan abu hasil kremasi.

Setelahnya, di Kawasan Industri Makassar, Kelurahan Kapasa, Nurdin mendirikan PT Tokai Material yang enam tahun kemudian berganti nama menjadi PT Maruki International Indonesia.

Nurdin sempat menjabat sebagai presiden direktur di empat perusahaan Jepang, PT Maruki International Indonesia, Hakata Marine Indonesia, Hakata Mariene Hatchery, dan Kyushu Medical Co Ltd.

5. Melayani masyarakat Sulawesi Selatan hampir 24 jam

IMS 2020: 5 Fakta Nurdin Abdullah, Guru Besar Jadi Gubernur SulselGubernur Sulsel Nurdin Abdullah saat mengunjungi korban banjir di Kabupaten Barru, Senin (13/1). (IDN Times/Istimewa)

Saat hadir menjadi pembicara Suara Millennials by IDN Times pada awal 2019, Nurdin bercerita dirinya sengaja membiarkan ponselnya tetap aktif 24 jam, termasuk saat tidur dan ditempatkan di dekat bantal, demi melayani masyarakatnya.

"Supaya kalau ada apa-apa kita bisa ambil keputusan cepat. Saya sih menyarankan mereka, teman-teman kita kalau kita telepon itu cepat direspons. Karena kita ini pelayan rakyat," kata dia kepada IDN Times. 

Nurdin mengatakan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sudah mendeklarasikan akan menjadikan birokrasi Sulsel menjadi birokrasi yang melayani. "Bagaimana mau melayani kalau telepon aja susah diangkat," kata dia.

Baca Juga: IMS 2020: Mengenal Alex Kusuma, Bos Besar Properti Elite di Indonesia

IDN Times menggelar Indonesia Millennial Summit 2020. Acara dengan tema "Shaping Indonesia's Future" ini berlangsung pada 17-18 Januari 2020 di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta.

IMS 2020 menghadirkan lebih dari 60 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial.

Ajang millennial terbesar di Tanah Air ini dihadiri 5.000 pemimpin millennial. Dalam IMS 2020, IDN Times juga meluncurkan Indonesia Millennial Report 2020 yang melibatkan 5.500 responden di 11 kota di Indonesia. Survei yang dilakukan oleh IDN Research Institute bersama Nielsen bertujuan untuk memahami perilaku sekaligus menepis mitos stereotip di kalangan millennial.

Simak hasilnya di IMS 2020 dan ikuti perkembangannya di IDN Times.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya