Kebobolan Kasus COVID-19, Seluruh Papua Jadi Zona Merah dan Kuning!

Penetapan zona memaksa pembelajaran digital tetap dipakai

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah provinsi Papua Christian Sohilait, menyampaikan bahwa keputusan Dinas Pendidikan Provinsi Papua menjadikan seluruh wilayah Papua menjadi zona merah dan kuning selama masa pandemik COVID-19.

Keputusan ini diambil berkaitan dengan aturan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di Tahun Ajaran Baru 2020/2021.

"Oleh karena itu kami sepakat daerah di seluruh Papua tetap kita harus dijadikan merah dan kuning," kata Christian dalam webinar bertajuk "Pendidikan Papua: Normal Baru, Desain Baru" yang ditayangkan live di kanal YouTube TiffaNews, Senin (20/7/2020).

"Artinya daerah ini harus waspada setiap saat," sambung Christian dalam paparannya.

1. Kebobolan beberapa kasus baru, Kadis Pendidikan: Keselamatan anak nomor satu!

Kebobolan Kasus COVID-19, Seluruh Papua Jadi Zona Merah dan Kuning!Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Semula, menurut Christian, pemerintah pusat menyampaikan ada 17 kabupaten/kota di wilayah Papua yang masuk dalam wilayah zona hijau. Artinya, daerah ini dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

Namun menurut dia, Papua mengalami kebobolan kasus COVID-19 baru di sejumlah wilayah yang masuk dalam daftar zona hijau tersebut. Oleh sebab itu, Dinas Pendidikan memutuskan untuk menjadikan seluruh zona di Papua menjadi golongan merah dan kuning.

"Kita tidak mau anak-anak masuk lalu menjadi permasalahan baru bagi kita dan menjadi masalah besar," kata Christian.

"Kesehatan dan keselamatan anak itu nomor satu," lanjut dia.

Baca Juga: Pemerintah Akan Alokasikan Dana Rp22 Triliun untuk Pendidikan Digital

2. Papua akan terapkan belajar di rumah hingga akhir Juli

Kebobolan Kasus COVID-19, Seluruh Papua Jadi Zona Merah dan Kuning!Ilustrasi belajar online di My School Palembang (IDN Times/Dokumen)

"Paling tidak pembelajaran kami sampai tanggal 31 nanti itu masa proses belajar di rumah saja," kata Christian dalam webinar.

Dia juga menyayangkan birokrasi di Indonesia terbilang sulit.

Christian juga menyoroti upaya refocusing pendidikan yang dinilai tidak berjalan.

"Refocusing dalam pendidikannya tidak ada. sekarang kita harus berjuang selamatkan anak-anak 600.000 orang dengan 18.000 guru-guru di Papua," lanjut dia.

3. Berharap dapat berkomunikasi langsung dengan Mendikbud

Kebobolan Kasus COVID-19, Seluruh Papua Jadi Zona Merah dan Kuning!IDN Times/Kevin Handoko

Christian sebenarnya berharap usulnya dipertimbangkan untuk dapat berkomunikasi langsung dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.

"Menteri Pendidikan satu waktu buka ruang kepada kami seluruh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, paling tidak per wilayah, untuk berkomunikasi langsung," kata Christian

"Jangan kasih-kasih Dirjen itu sehingga informasi kita tidak tahu sampai atau tidak," sambung Chrsitian lagi.

Baca Juga: DPR Laporkan Rumah Sakit Nakal di Papua yang Klaim Pasien COVID-19

Topik:

  • Margith Juita Damanik
  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya