Kemendikbud: PJJ Permanen Bukan Berarti Tidak Ada Aktivitas di Sekolah

PJJ tidak berarti semua berada dalam konteks online

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memastikan bahwa rencana pemberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara permanen, bukan berarti tidak akan ada aktivitas di sekolah lagi.

"Pemaknaan tentang PJJ permanen ini seolah-olah PJJ-nya permanen, full dalam artian seluruhnya online learning, itu yang perlu diklarifikasi," kata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril, dalam bincang sore yang diadakan lewat aplikasi Zoom, Senin (6/7/2020).

Menurut Iwan, yang dimaksudkan permanen adalah penggunaan teknologi yang diterapkan selama pelaksanaan PJJ. Bukan sistem online seperti yang diberlakukan selama pandemik COVID-19 berlangsung.

Baca Juga: Mendikbud Sebut Pembelajaran Jarak Jauh Akan Dibuat Jadi Permanen

1. Pemberlakuan PJJ secara permanen tidak membuat kegiatan belajar di sekolah dihentikan

Kemendikbud: PJJ Permanen Bukan Berarti Tidak Ada Aktivitas di SekolahMenteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim (Dok. Biro Humas Kemendikbud)

Menurut Iwan, pemberlakuan PJJ permanen tidak membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah lantas dihentikan. "Karena yang namanya pembelajaran itu kan ada beberapa komponennya," kata dia.

Mengenai rencana pemberlakuan PJJ secara permanen sebelumnya telah disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.

"Pembelajaran Jarak Jauh ini akan menjadi permanen,” kata Nadiem dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi X DPR RI, yang membahas mengenai rencana peta jalan pendidikan setelah pandemik COVID-19 yang ditayangkan di kanal YouTube DPR, Kamis 2 Juli 2020.

2. Kemendikbud pilih pendekatan pembelajaran campuran atau hibrida

Kemendikbud: PJJ Permanen Bukan Berarti Tidak Ada Aktivitas di SekolahDirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril (IDN Times/Margith Juita Damanik)

"Hybrid, campuran, pendekatan campuran itu bisa jadi ada gradasinya online learning dan tatap muka," ujar Iwan.

Menurut dia, gradasi yang akan dilakukan bergantung dari keputusan sekolah dan guru masing-masing.

"Ini yang konteks PJJ itu jangan berarti everything harus berada dalam konteks online," kata Iwan.

"Yang terpenting kita tahu bahwa dengan menggunakan teknologi, pembelajaran bisa menjadi lebih baik," sambung dia.

3. Adopsi teknologi penting untuk mempersiapkan generasi masa depan

Kemendikbud: PJJ Permanen Bukan Berarti Tidak Ada Aktivitas di SekolahKepala Balitbangbuk Kemendikbud, Totok Suprayitno (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbangbuk) Kemendikbud, Totok Suprayitno, ikut angkat bicara mengenai rencana pemberlakuan PJJ secara permanen.

"Mengenai permanen gak permanen, adopsi teknologi yang sekarang dipercepat oleh pandemik itu jangan reverse," kata Totok.

Dia berharap, penggunaan teknologi seperti yang saat ini dilakukan tidak hanya dipakai di masa pandemik virus corona. "Ketika sudah normal tetap gunakan adopsi teknologinya," ujar dia. 

Penggunaan teknologi sendiri menurut Iwan bukan tanpa alasan. "Kalau kita ingin mempersiapkan genereasi masa depan yang melek dalam konteks teknologi, informasi, komunikasi ekosistem pendidikannya termasuk para pendidik harus bisa menggunakan teknologi, informasi, komunikasi dalam keseharian," Iwan menjelaskan.

Baca Juga: Masuk Zona Biru, Pemkot Bandung Belum Izinkan Belajar Tatap Muka

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya