Kisah Ayah, Anak dan Pacarnya yang Jadi Korban KM Sinar Bangun

Si ayah meninggal di posko

Jakarta, IDN Times - Dua pekan berlalu dari tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara (18/6). Pekan lalu titik terang muncul dengan adanya hasil rekaman berdasarkan pencarian tim SAR menggunakan alat ROV.

Pandi Pandiangan menunggu kabar terbaru tentang keluarganya yang menjadi korban di Posko Labuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Sepupunya, Jornelin Andreas Purba (25) diketahui menjadi salah satu penumpang KM Sinar Bangun saat tragedi terjadi.

Saat ditemui pada Senin (25/6) Pandi yang berasal dari Purbasaribu Haranggaol, Sumatera Utara mengatakan sejak Selasa (19/6) keluarga korban sudah berada di posko untuk menunggu korban ditemukan.

1. Korban pergi bersama teman dan kekasih  

Kisah Ayah, Anak dan Pacarnya yang Jadi Korban KM Sinar BangunIDN Times/Margith Juita Damanik

Dari keterangan Pandi, diketahui korban berada di atas kapal bersama kekasih dan teman-temannya. "Pacarnya datang terus ngajak naik kapal ini," kata Pandi.

"Dua duanya tewas di dalam kapal," tambahnya. Selain itu menurut Pandi, adik sepupunya tidak hanya pergi dengan kekasih namun juga dengan teman-temannya. "Ada 6 sepeda motor. Rombongan," kata Pandi. Kedua belas orang tersebut belum juga diketemukan.

2. Korban sempat dibujuk kembali ke Jakarta  

Kisah Ayah, Anak dan Pacarnya yang Jadi Korban KM Sinar BangunIDN Times/Margith Damanik

Kepada IDN Times, Pandi bercerita bahwa korban dalam kesehariannya bekerja di Jakarta. Kesempatan kali itu korban pulang kampung untuk menghadiri pesta pernikahan kakak kandungnya pada Sabtu (16/6).

"Sempat disuruh pulang sama keluarga. Keluarga udah bilang semua untuk urus tiket ke Jakarta," kata Pandi.

3. Ayah korban meninggal dunia sepulang dari posko  

Kisah Ayah, Anak dan Pacarnya yang Jadi Korban KM Sinar BangunIDN Times/Margith Juita Damanik

Tidak hanya kehilangan korban, nyatanya keluarga besar Pandi harus juga kehilangan ayah dari korban. Berdasarkan cerita Pandi, ayah korban meninggal sepulang dari posko Labuhan Tigaras usai menunggu kabar tentang anaknya.

Sejak Selasa (19/6) menurut Pandi keluarga kandung korban menunggu di posko Labuhan Tigaras, kemudian memutuskan pulang di hari Minggu. "Stres memikirkan korban. Tensi tinggi. Muntah darah," kata Pandi.

Menurutnya ayah korban sempat mimpi dan menyebut-nyebut nama korban sebanyak tiga kali sebelum akhirnya terbangun dan muntah darah. "Sebelumnya gak ada sakit. Hanya setelah kejadian ini (sakit)," kata Pandi.

4. Memantau perkembangan lewat media  

Kisah Ayah, Anak dan Pacarnya yang Jadi Korban KM Sinar BangunIDN Times/Margith Damanik

Pandi mengaku keluarga besarnya pertama kali mengetahui kabar KM Sinar Bangun tenggelam melalui media. "Pertama tahu dari TV dan onlin (media). Awalnya gak ngeh kalau ada dia," kata Pandi.

"Tapi diteliti cuman dia yang gak ada di rumah alasannya mau ke pasir putih Pangururan. Sampai akhirnya muncul namanya di daftar nama korban," cerita Pandi pada IDN Times. Pihak keluarga juga terus memantau perkembangan pencarian korban dan kapal KM Sinar Bangun melalui media.

5. Berharap hari pencarian ditambahkan  

Kisah Ayah, Anak dan Pacarnya yang Jadi Korban KM Sinar BangunIDN Times/Margith Juita Damanik

Pandi dan keluarga memutuskan akan bertahan di posko Labuhan Tigaras sampai korban temukan. "Di sini sampai dapat. Gimana mau dibilang. Usaha tim SAR sudah dilaksanakan. Doa aja. Yang penting kapal naik," kata Pandi.

Ia dan keluarga berharap agar tim SAR menambahkan hari pencariannya hingga kapal ditemukan. "Kalau bisa ditambah lagi hari pencarian,"

Pandi juga menyatakan dirinya dan keluarga sama sekali tidak mementingkan uang yang akan diberikan baik oleh pemerintah maupun pihak-pihak terkait lainnya. "Gak penting itu. Naik dulu kapal. Emang bisa nyawa dibayar dengan uang?" katanya.

Baca juga: SAR Pikirkan Dua Opsi Soal Evakuasi Jasad Penumpang KM Sinar Bangun

 

Topik:

  • Sugeng Wahyudi

Berita Terkini Lainnya