Tidak Efektif, Pengamat Nilai Pemerintah Harus Revisi Kurikulum 2013

Metode pengajaran guru di kelas tak lagi kreatif

Jakarta, IDN Times - Rencana pemerintah untuk melakukan evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum 2013 dinilai sudah tepat. Hal ini disampaikan Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Nadia Fairuza. Nadia berpendapat, rencana evaluasi kurikulum 2013 tidak lengkap jika tidak diikuti dengan evaluasi terhadap sistem pelatihan guru.

Melalui keterangan tertulisnya pada Selasa (5/11), Nadia menilai idealnya setiap kebijakan harus dievalusi secara mendalam. Hal ini dirasa perlu dilakukan ntuk mengetahui apakah kebijakan tersebut perlu direvisi atau tidak.

Lalu, apa saja yang perlu direvisi dari kurikulum tahun 2013?

1. Evaluasi kurikulum 2013 perlu dilakukan untuk melihat dampaknya ke para siswa

Tidak Efektif, Pengamat Nilai Pemerintah Harus Revisi Kurikulum 2013Pexels/Pixabay

Nadia berpendapat usai diberlakukan lebih dari lima tahun, sudah seharusnya dilakukan evaluasi terhadap kurikulum 2013. Tujuannya, untuk melihat apakah kurikulum ini telah sukses berkontribusi dalam pembangunan karakter siswa-siswi di sekolah dan juga untuk mengetahui apakah kurikulum 2013 berhasil meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia atau tidak.
 
“Penerapan kurikulum 2013 perlu diikuti adanya tolak ukur apakah kurikulum ini berhasil menanamkan pendidikan karakter yang diinginkan pemerintah," kata Nadia dalam keterangan tertulisnya.

"Tanpa tolak ukur yang jelas, pendidikan nasional dikhawatirkan tidak akan mampu bersaing dengan perkembangan yang dibutuhkan zaman," tuturnya lagi. 

Siswa kini diharapkan tidak hanya menjadi sosok yang berkarakter, namun juga bisa mengekspresikan dirinya lewat bidang-bidang yang menjadi kelebihannya dan selaras dengan kebutuhan industri ke depan.
 

Baca Juga: 10 Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia

2. Metode pengajaran guru dinilai tidak kreatif di dalam kelas

Tidak Efektif, Pengamat Nilai Pemerintah Harus Revisi Kurikulum 2013ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

Menurut Nadia, salah satu masalah dalam penerapan kurikulum 2013 adalah tentang metode pengajaran guru. Ia menilai kebanyakan metode yang digunakan tidak berubah dari tahun-tahun sebelum implementasi kurikulum 2013. 

Guru-guru dinilai jarang menggunakan cara-cara yang kreatif dalam mengajar seperti yang disarankan di dalam kurikulum 2013. Melihat hal ini, menurut Nadia perlu bagi pemerintah juga mengevalusi sistem pelatihan dan mekanisme supervisi guru dalam evaluasi kurikulum 2013 dan tidak melulu menyalahkan performa guru.

3. Kurikulum harus disesuaikan dengan standar dunia

Tidak Efektif, Pengamat Nilai Pemerintah Harus Revisi Kurikulum 2013www.pexels.com

Pemerintah juga dinilai Nadia perlu untuk menyesuaikan kurikulum 2013 sesuai dengan standar internasioanal seperti PISA (Programme for International Student Assessment) dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Hal ini bertujuan agar pendidikan di Indonesia mengikuti standar negara-negara di dunia. 

Indonesia berada di peringkat 64 dari 72 negara pada tahun 2015. Capaian ini lebih baik dibandingkan tahun 2012 ketika Indonesia berada di peringkat 71 dari 72 negara.

Namun menurut Nadia capaian itu masih berada di bawah negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Singapura dan Vietnam. 

Baca Juga: Dear Mahasiswa, Ini Lho 5 Hal Kecil yang Bikin Skripsimu Cepat ACC

Topik:

  • Margith Juita Damanik

Berita Terkini Lainnya