Mengapa 'Susu Kental Manis' bukan Susu? Ini Dia Jawabannya

Lalu amankah dikonsumsi anak?

Jakarta, IDN Times - Susu Kental Manis (SKM) dikategorikan bukan susu menjadi keputusan yang dibicarakan seluruh masyarakat Indonesia. Banyak yang bahkan merasa tertipu dengan iklan tentang SKM.

SKM diprotes karena mengkategorikan diri selama ini sebagai susu namun nyatanya kandungan susu di dalam produknya sangat sedikit. Kandungan gula justru lebih banyak di dalamnya.

Berikut tiga hal yang mungkin kerap menjadi pertanyaan masyarakat terkait SKM. Pertanyaan dan jawaban ini merupakan yang tersederhana yang bisa IDN Times ramu untuk pembaca.

1. Apa itu SKM?

Mengapa 'Susu Kental Manis' bukan Susu? Ini Dia JawabannyaDok.IDN Times/Istimewa

SKM atau Susu Kental Manis selama ini dikenal sebagai minuman bernutrisi yang aman untuk dikonsumsi seluruh anggota keluarga. Dalam akun Twitter Kemennterian kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia sempat membahas mengenai SKM.

“Meskipun SKM jadi campuran terlezat untuk makanan manis, tapi SKM tidak cocok untuk anak dibaah usia 3 tahun yang masih membutuhkan lemah dan protein tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan,” begitu yang tertulis dalam akun Twitter @KemenkesRI pada bulan April lalu (30/4).

2. Mengapa SKM bukan susu?

Mengapa 'Susu Kental Manis' bukan Susu? Ini Dia JawabannyaDok.IDN Times/Istimewa

Tidak juga tepat jika dikatakan SKM sama sekali tidak mengandung susu. Nytanya, 20 persen dari kandungan yang ada di SKM adalah kandungan susu. Dalam akun Twitternya, Kemenkes juga menjelaskan kandungan yang di dalam SKM.

“#Tahukah kami jika SKM dibuat dengan cara menguapkan sebagian air dari susu segar (50 persen) dan ditambah dengan gula 45-50 persen,” tulis @KemenkesRI. Dalam unggahan kemenkes lainnya di Twitter, tertera SKM mengandung KH dan gula yang jauh lebih tinggi serta protein yang jauh lebih rendah dari susu bubuk full cream.

3. Apa bahayanya jika anak mengonsumsi SKM?

Mengapa 'Susu Kental Manis' bukan Susu? Ini Dia Jawabannyastatic6.com

Sebagian besar kandubgan yang ada di dalam SKM adalah gula. Hal ini membuat SKM lebih tepat dinilai sebagai pemanis beraroma susu dibandingan dikenal ebagai susu keluarga.

Melalui Twitternya, Kemenkes menuliskan bahwa dalam mengonsumsi gula, Natrium an lemak yan ada melebihi batas-batas dan berisiko terkena hipertensi, strok, diabetes dan serang jantung.

Hal ini dinilai kurang baik bagi anak. “Padahal kebutuhan gula anak 1-3 tahun sekitar 13-25 gram. Jika meminum 2 kali SKM perhari sudah melebihi kebutuhan gula, belum lagi ditambah dari sumber makanan lainnya,” tulis @KemenkesRI.

Baca juga: BPOM: Susu Kental Manis Bukan Susu, Jangan Diberikan Kepada Bayi

Topik:

  • Sugeng Wahyudi

Berita Terkini Lainnya