Menkes: Indonesia Jajaki 3 Obat untuk Lengkapi Vaksin COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia sedang melengkapi vaksin COVID-19 dengan obat-obatan yang kini terus dalam pengembangan. Indonesia sedang melakukan uji klinis Molnuvirapir, AT-257, dan Proxalutamide.
"Kalau kita sudah melengkapi vaksin dengan obat-obatan, diharapkan transisi dari pandemik menjadi endemik akan bisa lebih cepat kita lakukan," ujar Menkes dalam keterangan pers virtual, Senin (18/10/2021).
Baca Juga: Penuhi Stok Obat COVID-19, Pemerintah Impor 3 Obat Ini
1. Indonesia tengah menjajaki beberapa obat COVID-19
Budi mengatakan Indonesia sedang melakukan uji klinis untuk obat-obatan yang masuk kategori monoklonal antibody. Indonesia juga sedang mengembangkan beberapa obat-obatan antivirus baru yang dianggap memberikan harapan dan sedang ramai dibicarakan.
"Antara lain adalah Molnupiravir dari Merck, kita juga mempelajari obat antivirus yang namanya AT-527 yang di-develop oleh Roche dan Athea. Kita juga sedang mempelajari obat yang namanya Proxalutamide," ujar Menkes.
2. Menkes tawarkan agar uji coba tahap ketiga obat COVID-19 dilakukan di Indonesia
Editor’s picks
Selain itu, Menkes mengatakan, pemerintah juga akan terus memonitor perkembangan obat-obatan untuk COVID-19. Untuk obat-obatan yang dinilai menjanjikan, Kemenkes akan menawarkan uji klinis dilakukan di Indonesia.
"Sehingga dengan demikian kita bisa lebih cepat mengetahui kecocokan dari obat-obatan COVID-19 baru ini, agar bisa digunakan ke rakyat kita," ujar Budi.
Budi menyebutkan update perkembangan obat-obatan COVID-19 akan terus disampaikan Kemenkes.
3. Indonesia ingin bisa produksi obat COVID-19 sendiri
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia tak hanya melakukan kunjungan ke negeri Paman Sam untuk mendapat obat-obatan COVID-19.
"Namun saya dapat sampaikan bahwa kita tidak ingin hanya sekadar menjadi pembeli, kita harapkan produsen obat tersebut, melakukan kerja sama, melakukan investasi, dan produksinya di Indonesia," kata Luhut.
Baca Juga: Molnupiravir Disebut sebagai Kandidat Obat COVID-19, Ini Kata Ahli