Pencemaran di Sukoharjo, KPAI: Banyak Anak Menjadi Korban

"Baunya seperti aroma septic tank dan telur busuk."

Jakarta, IDN Times - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menghitung setidaknya ada lima desa di Kabupaten Sukaharjo yang terkena dampak pencemaran akibat produksi serat sintetis yang diduga dilakukan oleh salah satu perusahaan di sana.

Pencemaan berlangsung sejak Oktober 2017 hingga awal Januari 2018. Lima desa yang terdampak yakni Desa Kedungwinong, Desa Plesan, Desa Gupit, Desa Celep, dan Desa Pengkol.

"Baunya seperti aroma septic tank dan telur busuk," tutur Retno Listyarti selaku anggota komisioner KPAI.

Retno mengatakan, selain warga, sejumlah siswa dan siswi sekolah dasar juga ikut terdampak pencemaran. Kegiatan belajar mengajar pun sempat terganggu.

1. Pencemaran berdampak kepada anak

Pencemaran di Sukoharjo, KPAI: Banyak Anak Menjadi KorbanIDN Times/Margith Juita Damanik

Pencemaran yang diakibatkan limbah berdampak kepada aktivitas pendidikan dan tumbuh kembang anak. Setidaknya lima desa terkena dampak dari pencemaran tersebut.

Retno menjelaskan pencemaran ini memberi dampak buruk bagi kesehatan anak. Anak-anak menjadi lebih sering sakit dan ratusan anak terpaksa menggunakan masker setiap hari saat bersekolah.

Beberapa gejala gangguan kesehatan juga dialami anak-anak. "Anak-anak merasa mual, pusing dan muntah," tutur Retno.

2. Masyarakat tidak setuju keberadaan pabrik

Pencemaran di Sukoharjo, KPAI: Banyak Anak Menjadi KorbanIDN Times/Margith Juita Damanik

Jasra Putra selaku anggota komisioner KPAI menyampaikan hasil survei yang dilakukan tim riset Universitas Muhammadiyah Surakarta terkait keberadaan PT RUM. Penelitian tersebut melibatkan 150 orang sebagai responden.

"73 persen masyarakat tidak setuju atas keberadaan PT," kata Jasra memulai pembacaan hasil surveinya. Selain itu, dari hasil survei tersebut diketahui 80 persen masyarakat tidak mendapat sosialisasi terkait perizinan berdirinya pabrik.

Angka yang sama juga menunjukan tidak adanya sosialisasi kepada masyarakat terkait Amdal dan pelibatan masyarakat tentang berdirinya PT RUM di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil survei tersebut masyarakat menyatakan pencemaran yang terjadi tergolong cukup parah.

"Kelima, hampir 90 persen dampak yang dirasakan terkait kesehatan," kata Jasra lagi. Survei tersebut dibacakan saat konferensi yang dilakukan KPAI pers Senin (28/5) kemarin, di Kantor KPAI, Jakarta.

3. KPAI akan melakukan pengawasan langsung

Pencemaran di Sukoharjo, KPAI: Banyak Anak Menjadi KorbanIDN Times/Margith Juita Damanik

KPAI menyatakan akan melakukan pengawasan langsung ke lokasi terjadinya pencemaran. Berdasarkan informasi yang diperoleh KPAI, pabrik kini berstatus dihentikan sementara. Hal ini dikarenakan masih ada alat yang harus dibeli untuk menanggulangi pencemaran yang terjadi.

"Diduga ada pelanggaran. Terkait Amdal," kata Jasra. Selain itu Jasra juga menegaskan bahwa KPAI perlu hadir untuk melakukan pengawasan dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat.

KPAI akan melakukan koordinasi dengan Bupati dan SKPD terkait. Mulai dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan, Dinas PP dan PA, serta pihak Kepolisian. Dijadwalkan mulai tanggal 29 hingga 31 Mei 2018, KPAI akan langsung ke lokasi terdampak pencemaran untuk melakukan pengawasan.

Topik:

Berita Terkini Lainnya