Rencana Kembali Gabung POP, LP Ma'arif NU Ajukan Syarat ke Mas Nadiem
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU, KH Arifin Junaidi mengatakan, masih ada peluang terbuka bagi lembaganya untuk kembali bergabung dengan Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, LP Ma'arif NU menyampaikan hal yang harus dipenuhi Kemendikbud sebelum mereka kembali bergabung.
"LP Ma'arif NU PBNU mempertimbangkan untuk bergabung dalam POP tahun depan setelah memelajari dan mencermati revisi konsep POP," kata Arifin Junaidi dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (4/8/2020).
1. Minta kemendikbud matangkan konsep POP
Dalam keterangannya ada syarat yang disampaikan Arifin terkait dengan perkembangan POP Kemendikbud. Hal ini juga berkaitan dengan tawaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim agar tiga organisasi yang resmi mundur dari POP, termasuk LP Ma'arif NU, bersedia kembali bergabung dengan POP.
"LP Ma'arif NU PBNU meminta kepada Kemendikbud untuk mematangkan konsep POP dan menunda pelaksanaannya tahun depan," kata Arifin dalam keterangannya. Setelah LP Ma'arif NU mengevaluasi pematangan konsep yang dilakukan Kemendikbud, menurut Arifin, baru LP Ma'arif NU akan mempertimbangkan untuk kembali bergabung.
Baca Juga: Muhammadiyah: Nadiem Datang Minta Maaf dan Janji Evaluasi POP
2. Jika POP tetap berjalan tahun ini, LP Ma'arif NU menolak kembali bergabung
Editor’s picks
"Apabila Kemendikbud memaksakan POP dilaksanakan tahun ini maka LP Ma'arif NU PBNU menyatakan tidak bergabung dalam POP," tulis Arifin dalam keterangannya.
Sikap tegas ini diambil LP Ma'arif NU sejalan dengan fokus mereka untuk tetap melaksanakan peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru serta inovasi pendidikan secara mandiri di tahun ini.
Pernyataan sikap yang diambil LP Ma'arif NU ini menurut Arifin sudah disampaikan kepada Mendikbud. "Copy surat sudah kami sampaikan lewat WA, surat asli kami kirim besok," kata Arifin kepada IDN Times ketika dihubungi lewat pesan singkat pada Selasa (4/8/2020).
3. LP Ma'arif NU tak ingin namanya dicantumkan sebagai penerima dana POP
Melakukan kegiatan pembekalan dan pelatihan secara mandiri, LP Ma'arif NU ingin namanya tak tercatat lagi dalam daftar penerima dana POP.
"Karena dilaksanakan secara mandiri maka LP Ma'arif NU PBNU meminta kepada Kemendikbud untuk tidak mencantumkan LP Ma'arif NU PBNU dalam daftar penerima POP tahun ini," kata Arifin.
LP Ma'arif NU, Muhammadiyah dan juga Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) seperti diketahui telah secara resmi mengumumkan mundur dari POP Kemendikbud meski ketiganya dipastikan masuk dalam daftar penerima dana POP.
Polemik ini sempat menyeret nama Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation yang akhirnya dipastikan Mendikbud akan tetap bergabung dalam POP meski tidak akan menerima dana hibah yang berasal dari APBN.
Baca Juga: Mas Menteri, Ini Nih 3 Pesan KPAI untuk POP Kemendikbud