Sore-Sore Berkah: Hukum Mendebat Orangtua, Ini 4 Aturan Al-Quran

Menjelaskan boleh, berdebat tidak!

Jakarta, IDN Times – Perbedaan pandangan dengan orangtua mungkin bisa menjadi salah satu hal tak terelakkan. Lantas adakah hukumnya dalam Islam? Topik ini yang akan dibahas oleh Ustaz Hanan Attaki dalam program Sore-Sore Berkah episode kali ini yang ditayangkan melalui kanal YouTube IDN Times, Kamis (14/5).

Di dalam Al-Quran Surat Al-Isra Ayat 23 dan 24, Allah SWT mengajarkan kepada kita tentang 4 sikap anak kepada orang tua untuk menghindari perdebatan secara khusus atau justru secara lebih umumnya lagi adalah supaya kita tidak durhaka kepada orangtua kita.

“Karena gimana pun juga kunci surga seorang anak itu ada di ibunya dan kesuksesan seorang anak itu tergantung dari doa ayahnya,” kata Ustaz Hanan mengingatkan.

Pertama, Ustaz Hanan mengingatkan kita bahwa Allah mengajarkan kita untuk berbuat ihsan.

“Membalas sesuatu yang baik dengan yang lebih baik atau membalas sesuatu yang buruk dengan yang baik, itu ihsan,” kata Ustaz Hanan menjelaskan. Menurut Ustaz Hanan, ihsan mengajarkan agar bagaimana pun kita merasa tidak nyaman dengan sikap orangtua kita, kita justru harus membalas idfa’ billati hiya ahsan.

“Balaslah dengan yang lebih baik, mudah-mudahan dengan kita berbuat ihsan kepada orang tua, Allah yang akan berbuat ihsan kepada kita,” kata Ustaz Hanan.

Karena, siapa yang ihsan kepada manusia apalagi orang tua, maka Allah akan ihsan kepada dia. Allah ihsan dosa kita diganti dengan kebaikan. Dosa kita diganti dengan maaf dan ampunan karena kita menjadi orang yang ihsan kepada orangtua.

Kedua, adul atau berlaku dzalilan yang artinya merendahkan diri di hadapan orangtua. Kita tidak boleh merasa selalu merasa lebih banyak wawasannya, lebih luas main dan pergaulannya, lebih educated daripada orangtua kita dan jadi nge-dikte orang tua, jadi menceramahi orangtua.

“Harusnya di mana pun kita merasa punya ilmu, wawasan, kita tetap berusaha untuk rendah diri, bukan hanya rendah hati, rendah diri kalau di depan orangtua,” kata Ustaz Hanan.

“Rendah hati mungkin dengan sesama manusia yang lainnya tapi orangtua dzalilan,” lanjut dia. Kerendahan diri kita di hadapan orangtua itu adalah ihsan, kerendahan diri kita di hadapan orangtua itu adalah ibadah.

Ketiga, ramah dan mencintai orangtua. Tak sekadar mencintai, tapi mencintai mereka dengan dalam karena kalau sudah dasarnya cinta biasanya pasti akan baik. Jika kita kepada orangtua malah iri, dengki, cemburu, sombong, sikap apa pun bakal tidak nyaman. Namun jika dari awal didasari dengan cinta, pasti akan selalu ada usaha untuk berbuat baik dan memberi perhatian.

Terakhir dan tak kalah penting menurut Ustaz Hanan adalah mendoakan orangtua. Kalau berbeda pendapat dengan orangtua, menurut Ustaz Hanan tak perlu didebat, coba dibicarakan dengan baik.

“Doain saja di atas sajadah, 'Ya Allah orang tua saya salah, orang tua saya keliru, tolong beri mereka pemahaman, berikan saya kesabaran'. Minta sama Allah, 'rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran',” kata Ustaz Hanan.

Punya pendapat yang berbeda dengan orangtua tidak salah. Namun kita tidak diizinkan untuk mendebat melainkan mencoba menjelaskan.

“Itu ajaran Islam tentang birrul walidain, berbakti kepada orangtua, menghindari perdebatan dengan orangtua,” tutup Ustaz Hanan.

Baca Juga: Sore-Sore Berkah: 3 Ajaran Rasulullah untuk Jadi Muslim yang Gaul!

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya