Tidak Pakai APBN di POP, Ini Pernyataan Putera Sampoerna Foundation
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Yayasan Putera Sampoerna (Putera Sampoerna Foundation) memilih untuk mengambil langkah menggunakan dana mandiri dalam menjalankan Program Organisasi Penggerak (POP) yang dipercayakan Kemendikbud. Langkah PSF ini diambil sejalan dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim.
Arahan Mendikbud diberikan guna memastikan terlaksananya program yang telah dirancang dan terpenuhinya kebutuhan peserta didik sesuai dengan jadwal yang telah dirumuskan. Hal ini disampaikan Yayasan Putera Sampoerna dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (28/7/2020).
1. Putera Sampoerna Foundation akan tetap bersinergi dengan Kemendikbud
Meski memutuskan untuk menggunakan dana mandiri, Putra Sampoerna Foundation memastikan akan tetap bersinergi bersama Kemendikbud dan mitra lainnya. Terutama dalam proses integrasi program dan pengukuran efektivitas program yang dijalankan.
“Sejalan dengan arahan Kemendikbud mengenai penguatan gotong royong, Yayasan Putera Sampoerna meyakini bahwa pengembangan pendidikan Indonesia membutuhkan kolaborasi semua pihak, dan sebagaimana telah dilakukan yayasan selama hampir 20 tahun kiprahnya, akan terus mengedepankan kerja sama dengan mitra yang memiliki komitmen yang sama bagi peningkatan pendidikan Indonesia, baik pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, di dalam dan di luar negeri,” ujar Head of Marketing & Communications Yayasan Putera Sampoerna, Ria Sutrisno seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya.
2. Putera Sampoerna Foundation bukan organisasi CSR
Editor’s picks
Putera Sampoerna Foundation menegaskan bahwa Yayasan ini bukan organisasi CSR dari PT HM SampoernaTbk. Yayasan ini bahkan disebutkan tidak berafiliasi baik dalam hal legalitas, kepemilikan saham, maupun operasional dengan PT HM Sampoerna dalam bentuk apapun.
"Yayasan Putera Sampoerna bukanlah Corporate Social Responsibility (CSR) dari sebuah perusahaan, melainkan sebuah yayasan yang berfokus pada peningkatan
kualitas pendidikan," kata Ria.
Putera Sampoerna Foundation disebut dikelola secara profesional dan mandiri dalam menjalankan visi misinya untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan Indonesia. Dalam kurun waktu hampir 20 tahun, yayasan ini berhasil menjangkau lebih dari 92.000 guru, 155.000 siswa, 855 sekolah dan 40 madrasah di
57 daerah dan 27 provinsi di Indonesia.
3. Putera Sampoern Foundation alokasikan dana miliaran rupiah untuk pendidikan
"Sejak awal kami berusaha membantu memajukan dunia pendidikan dengan menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang independen, dan berkolaborasi dengan mitra
yang memiliki komitmen yang sama bagi peningkatan pendidikan Indonesia,” ujar Ria lagi.
Disebutkan juga Yayasan Putera Sampoerna juga mengalokasikan dana pendampingan sebesar Rp 70 miliar untuk mendukung program peningkatan kualitas guru dan ekosistem pendidikan serta hampir Rp90 miliar untuk mendukung program peningkatan akses pendidikan.
Mendikbud sudah resmi pula mengumumkan Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation tidak akan menggunakan dana hibah dari Kemendikbud dan akan menggunakan skema pembiayaan mandiri. Kedua yayasan ini semula masuk dalam penerima dana POP kelompok Gajah.
Baca Juga: POP Kemendikbud Disorot, PBNU: Pak Nadiem Perlu Evaluasi