Bersalah atas Kebakaran Hutan, Menteri Siti: Justru Jokowi yang Benahi

Kebakaran hutan sudah dipantau sejak 2015

Jakarta, IDN Times - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, menanggapi putusan MA terkait vonis bersalah kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) pada pemerintah dengan menjelaskan secara gamblang awal mula sejarah gugatan tersebut.

Gugatan tersebut dilandasi kejadian Karhutla tahun 2015. Kejadian yang menghanguskan sekitar 2,6 juta hektare lahan dan hutan itu, terjadi kurang dari setahun Presiden Jokowi menjabat. Karhutla sebelumnya sudah rutin masif terjadi selama hampir 20 tahun.

1. Menteri Siti hormati putusan proses hukum dan mengambil hikmah dari kejadian ini

Bersalah atas Kebakaran Hutan, Menteri Siti: Justru Jokowi yang BenahiIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Perihal gugatan yang kemudian dilayangkan kepada Pemerintah, Menteri Siti mengatakan pihaknya menghormati setiap proses hukum. Demikian pula dengan langkah PK yang dilakukan, juga merupakan upaya mempertegas kembali bahwa pemerintah sudah melakukan banyak perubahan menangani Karhutla pascakejadian 2015.

''Hikmah dari karhutla 2015, Presiden Jokowi dan seluruh jajaran pemerintah membuat langkah koreksi yang signifikan, hasilnya ada dan nyata. Dalam 4 tahun terakhir, dengan segala tantangan yang sangat tidak mudah, kita mampu menghindari berulangnya kembali bencana Karhutla seperti yang dulu-dulu,'' ujar Menteri Siti kepada media.

2. Presiden Jokowi sudah banyak keluarkan instruksi terkait Karhutla sejak 2015

Bersalah atas Kebakaran Hutan, Menteri Siti: Justru Jokowi yang BenahiDok.IDN Times/Istimewa

Pada dasarnya, dalam waktu relatif singkat usai Karhutla 2015, di bawah instruksi Presiden Jokowi, dikeluarkan berbagai kebijakan dan langkah koreksi besar-besaran untuk pengendalian Karhutla.

Di antaranya dengan keluarnya Instruksi Presiden nomor 11/2015 tentang Peningkatan Pengendalian Karhutla, Inpres 8/2018 tentang moratorium izin, PP 57 tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor: 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut, hingga pembentukan Badan Restorasi Gambut (BRG).

Baca Juga: MA Tolak Kasasi Jokowi Terkait Kebakaran Hutan, Ini Jawaban Istana

3. Pergerakan titik api sudah dipantau sejak awal Presiden Jokowi menjabat

Bersalah atas Kebakaran Hutan, Menteri Siti: Justru Jokowi yang BenahiANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Siti menjelaskan, waktu Presiden Jokowi dan jajarannya baru mulai menjabat, semua sebenarnya sudah mengikuti gerak hotspot atau titik apinya dengan turun ke lapangan. Tapi menurut Siti, titik api sudah membesar sejak 2015 dan memang tidak bisa tertolong.

"Karena baru menjabat, tentu kami semua harus pelajari penyebabnya, ada apa nih begini? Kenapa? Dimana letak salahnya? Ternyata banyak yang salah-salah dari yang dulu-dulu, dan Pak Jokowi justru membenahi yang salah-salah itu,'' jelas Menteri Siti Nurbaya pada media, Jumat (19/7).

4. Lemahnya penegakan hukum dan tata kelola administrasi menjadi salah satu penyebab tak hentinya Karhutla

Bersalah atas Kebakaran Hutan, Menteri Siti: Justru Jokowi yang BenahiIDN Times/Istimewa

Diungkapkan Menteri Siti, karhutla dulunya ternyata disebabkan persoalan berlapis di tingkat tapak. Mulai dari lemahnya regulasi, sampai pada oknum masyarakat hingga korporasi yang sengaja membakar atau lalai menjaga lahan mereka.

''Ada konsensi buka lahan pakai kontraktor dengan menyuruh rakyat untuk bakar, setelah itu mereka lari. Itu memang terjadi dan terus terjadi berulang. Dulu penegakan hukumnya lemah sekali, tata kelola lahannya kacau, ada korporasi besar tapi tak punya peralatan pemadaman, penetapan status yang lamban karena kepemimpinan di daerah lemah, alih fungsi lahan yang bermasalah, izin yang tidak sesuai peruntukan, dan banyak sekali masalah lainnya," paparnya.

"Jadi saat kejadian Karhutla 2015 itu, memang luar biasa kita menabung ilmu masalahnya. Instruksi Presiden Jokowi setelah itu jelas: Perbaiki, benahi, jangan ada kejadian karhutla lagi. Apalagi sampai terjadi asap lintas batas ke negara tetangga,'' sambung Menteri Siti.

Baca Juga: BNPB: Kebakaran Hutan dan Lahan karena Ulah Manusia

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya