BNPB Tetapkan Beberapa Wilayah Indonesia Siaga Kekeringan

Puncak kekeringan diprediksi terjadi pada Agustus-September

Jakarta, IDN Times - Sejumlah kabupaten dan kota di Indonesia telah menetapkan status siaga darurat kekeringan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengidentifikasi, hingga Senin (22/7), 55 kepala daerah telah menetapkan Surat Keputusan Bupati dan Wali Kota Tentang Siaga Darurat Bencana Kekeringan.

Pelaksana harian Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, prediksi iklim saat ini belum mencapai puncak musim kemarau. Ada pun puncaknya diprediksi akan terjadi pada Agustus sampai September.

Agus menjelaskan, Kepala BNPB memerintahkan untuk fokus melakukan pencegahan sebelum benar-benar terjadi bencana kekeringan.

Baca Juga: Kemarau Ekstrem, Dua Desa di Tangerang Alami Kekeringan Parah

1. Tujuh provinsi dan 75 kabupaten alami kekeringan

BNPB Tetapkan Beberapa Wilayah Indonesia Siaga KekeringanDok. Istimewa

Provinsi yang wilayah kabupaten dan kotanya menetapkan status siaga darurat kekeringan antara lain Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sementara itu, wilayah kabupaten/kota yang terdampak kekeringan teridentifikasi berjumlah 75 kabupaten/kota, termasuk dua kabupaten di Bali.

2. Tiga instansi bekerja sama memanfaatkan TMC

BNPB Tetapkan Beberapa Wilayah Indonesia Siaga KekeringanIDN Times/Daruwaskita

Menghadapi darurat kekeringan, BNPB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan koordinasi untuk operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Pertemuan koordinasi yang digelar hari ini, Senin, menyebutkan operasi tersebut akan difokuskan pada penanganan kekeringan dan kegagalan panen di wilayah-wilayah teridentifikasi.

"Diutamakan di daerah-daerah ada pertanian, karena dikhawatirkan menimbulkan kerugian jika tidak ada panen padi atau pun palawija," ujar Agus saat memberikan keterangan di Graha BNPB.

3. Potensi awan hujan belum memungkinkan lakukan operasi TMC

BNPB Tetapkan Beberapa Wilayah Indonesia Siaga KekeringanIDN Times/Daruwaskita

Saat ini potensi awan hujan kurang dari 70 persen, sehingga belum dapat dilakukan operasi TMC. Namun demikian, pesawat milik BPPT dalam posisi berjaga jika ada wilayah yang berpotensi untuk dilakukan TMC.

BMKG menyampaikan, potensi hujan 7 hari ke depan masih cukup rendah untuk wilayah Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Di sisi lain, pertumbuhan awan dan potensi hujan masih terfokus di Sumatera bagian utara, Kalimantan Timur dan Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

"Kekeringan terparah Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, diputuskan dilakukan upaya darat dan juga upaya TMC. Upaya ini nanti akan difokuskan di 2 lokasi, pertama di Halim dengan pesawat CN 295, yang diharapkan bisa meng-cover Pulau Jawa. Jika ada potensi awan di Pulau Jawa maka akan dilakukan pemuaian dari Halim," ujar ujar Kepala Bagian Umum TMC BPPT, John Arifin, di Graha BNPB.

Untuk Indonesia wilayah timur, juga dipersiapan pesawat. "Untuk logistik bahan semai sedang kita kondisikan dengan pesawat Hercules. Kita harapkan sesegara mungkin ini dapat tersedia di lokasi masing-masing, sehingga jika peluang terbuka kita bisa langsung action," lanjutnya.

4. Berbagai strategi dan upaya dilakukan BNPB untuk menangani kasus kekeringan

BNPB Tetapkan Beberapa Wilayah Indonesia Siaga KekeringanBPBD Kabupaten Tangerang

Agus mengatakan, total air bersih yang telah didistribusikan mencapai 7.045.400 liter. Strategi lain yang telah diupayakan yaitu penambahan jumlah mobil tanki, hidran umum, pembuatan sumur bor, dan kampanye hemat air.

"Tidak hanya bantuan-bantuan yang kami lakukan, kampanye hemat air juga kami berikan, salah satunya dengan memanfaatkan air bekas wudu," tutur Agus.

Baca Juga: Atasi Kekeringan di Tegal, ACT Kirim 14 Ribu Liter Air Bersih

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya